21 Desember 2016

B E R I

berilah solusi
bukan khotbah
atau berilah
khotbah solusi

tak harus ada kisah inspiratif
dan kalimat super
pencerahan memang indah dan perlu,
tapi itu cuma akan jadi pemicu jika tidak ada aksi.
ibarat kokang senjata tapi trigger ga disentuh.

tindakan yg merubah
tindakan solusi

jika cuma bisa mendoakan jangan ragu itu lebih baik daripada khotbah yg bukan solusi

20 Desember 2016

Hidup adalah Perang

apapun bentuk dan cara kampanye positif kemanusian ini sangat luhur.
sadar maupun tidak ini untuk mengimbangi (atau "memerangi?) tindakan atau kampanye negatif.

sebenarnya hal yg paling berpengaruh dan mewarnai dunia adalah perang apapun bentuknya.

perang dan tentara itulah mendominasi.
bahkan sampai kerajaan surga pun punya bala tentara.

alam kewiraan yg abadi...
faktanya perang tetap eksis sampai ranah aspek sosial kehidupan yg paling kecil dan terbatas.

tentu sebagaimana perang yg terus2an, kasih juga kekal

17 September 2015

Bahan Bakar Ribut (BBR)


Sudah bukan rahasia umum kalau (kebanyakan) sinetron Indonesia itu stereotype; asal rame dan ga mendidik. Untungnya saya punya alternatif lain yang lebih mendidik, yaitu: ga nonton sinetron Indonesia! He he he… tapi saya ga berniat cerita soal sinetron Indonesia yang walaupun ganteng tapi serigala.

Saya mau cerita satu film dokumenter buatan National Geographic yang pas saya tonton, sedang membahas tentang energi terbarukan. Energi terbarukan ini maksudnya energi alternatif yang bukan berasal atau bukan dihasilkan menggunakan minyak bumi ataupun batu bara (bahan bakar fosil). Seperti kita tahu -atau kalau ada yang belum tahu, pura-pura tahulah- persediaan minyak bumi di seluruh dunia sudah menipis. Ada yang bilang tinggal 30 Tahun, 50 tahun lagi, atau sedikit lebih lama dari itu. Itupun masih tergantung dari pemakaian BBM saat ini. Berhemat atau justru makin boros. Mumpung masih disubsidi toh? Begitu pikir kita…

Energi ramah lingkungan yang memadai saat ini memang listrik. Tapi pembangkitnya kebanyakan masih menggunakan BBM. Nah, tahukah kamu kalau ternyata sudah ada pembangkit listrik yang sumbernya dari ribut-ribut atau rame-rame? Baca kelanjutannya di Karyakarsa.com/jalahati. Tinggal klik linknya...

Eitts... jangan ketinggalan baca juga artikel menarik lainnya. Tinggal klik gambar di bawah.


10 September 2015

Ramai-Ramai Gagap Online

Masih inget ya, lagunya Saykoji, “…online, online…”, yang pernah ngetop beberapa tahun lalu. Fenomena “serba online” di Indonesia saat ini memang makin terasa marak. Perkembangannya cepat sekali dan luas. Dari semua sektor, mungkin yang paling berpengaruh adalah sektor perdagangan dan jasa. Iklan online dengan berbagai bentuknya kini bisa disampaikan dengan sangat cepat, sangat luas, sangat murah. Selama ada jaringan internet di suatu daerah, maka orang bisa mendapati berbagai tawaran online; TV online, belanja online, jualan online, kuliah online, transaksi perbankan online, ngrumpi online, kenalan dan temanan online, bioskop online, game online, judi online, prostitusi online, dakwah online, khotbah online, petisi online, taxi online, ojek online, dst...

Kecepatan pertumbuhan pengguna internet ini juga ga terlepas dari perkembangan teknologi gadget. Banyaknya gadget murah meriah juga mendorong jumlah pengguna internet. Akses internet semakin gampang sehingga anak balita pun mengerti dan mampu menggunakan internet. Tau-tau kuota internet habis buat main game online atau nonton Youtube. He he he…

Sejalan dengan itu, berbagai aplikasi gadget berbayar dan gratis dengan berbagai inovasi teknologi yang menyertainya pun menjamur. Saking luas dan cepatnya, kitapun ga jarang tergagap-gagap, tergopoh-gopoh mengikutinya. Sebut aja fenomena ojek online. Ojeknya sendiri sudah lama ada. Tapi ketika ini menjadi meluas, ramai (dan terorganisasi atau tersistem) baik pengojek maupun pengguna jasa ojeknya, mereka (pengojek konvensional dan pemerintah), terperangah dan cukup gelagapan dalam merespon. Seakan diserang musuh secara tiba-tiba. Responnya, tentu saja beragam. Ada yang menganalisa dan beradaptasi, ada yang gelagapan panik, lari, menyerang balik, ataupun gagap pasrah menghadapi perubahan besar dan tiba-tiba seperti ini.

Ojek online atau Uber Taxi hanya merupakan 1-2 contoh. Sebelumnya kita terkaget-tergagap akan terungkapnya judi online, prostitusi online, ganja online, kampus online yang berujung ijazah palsu, ujian online, “dakwah” ISIS online, dst… Banyak yang tidak siap dengan dampak terbuka luasnya media online. Banyak juga yang sudah bersiaga dan siap memanfaatkannya, termasuk menyalahgunakannya. Siap ga siap, toh, arus ini tidak akan berhenti bahkan bisa saja bertambah deras.

Hal lain yang masih dan sedang tren adalah ngrumpi online (chatting), medsos semacam Facebook masih jadi primadona, toko jual beli online menjadi pilihan cuci mata (dan belanja) di sela-sela jam kerja kantor atau pas istirahat siang, dan tentunya games online (gamon). Ketika tempat penyewaan PS (Play station) mulai sepi penggemar, gamon justru sebaliknya. Gamon memang mengasyikkan dan bisa membuat lupa waktu. Lupa kerja, lupa belajar, lupa makan, dsb. Banyak tempat penyewaan gamon tetap ramai di jam sekolah. Ketika masuk ke dalam, isinya anak-anak sekolah. Sisi buruk lainnnya, ya bisa membuat kita kecanduan. Dalam beberapa kasus ekstrem, membuat penggunanya kehilangan orientasi antara fantasi dan realitas. Semoga kasus ekstrem ini tidak terjadi di Indonesia (khususnya). Kalau sampai terjadi, akan membuat banyak orang (termasuk orang tua anak penikmat gamon) terperangah, gelagapan, dan tergagap merespon lagi. Banyak orang akan menyalahkan ini-itu, menganalisa hal yang sudah telanjur terjadi, ataupun ramai-ramai mengambil langkah antisipasi yang sudah terlambat.

03 September 2015

Aku Kalian Anggap, Ga Sih?

Beberapa waktu lalu, dalam waktu yang berdekatan, saya dijadikan tempat curhat oleh 2 orang teman. Mereka datang dengan bongkahan-bongkahan rasa kesal dan gondok besar di leher yang untungnya tidak kasat mata. Setengah curhat, mata mereka berkaca-kaca menahan sedih, kecewa, kesal, marah. Campur-campur seperti sop buah maja. Pahit!

Inti curhatnya sama. Mereka merasa tidak dianggap alias disepelekan walaupun selama ini mereka banyak mengorbankan waktu, tenaga, perhatian (mungkin juga uang). Mereka juga merasa sudah dilecehkankan dan terluka oleh kata-kata orang-orang di komunitasnya. Semua berakibat kedua teman saya ini mutung alias ngambek dan mengambil langkah yang sama. Menjauhi komunitas yang telah melukai mereka.

Manusia memang sejatinya adalah makhluk sosial. Bahkan yang autis pun butuh perhatian dan berkomunikasi. Secara alami, setiap orang akan mencari orang lain atau suatu komunitas untuk bersosialisasi. Apalagi jaman sekarang. Dunia sosial di jagad maya sudah begitu riuh dan bisa menjembatani relasi antar manusia. Lewat dunia maya internet, manusia merasa makin terhubung satu sama lain, bisa selama 24 jam nonstop. Jangan heran (walaupun saya sendiri masih terheran-heran) jika melihat orang yang seakan ga bisa melepaskan pandangannya dari layar gadget. Tangannya pun selalu sibuk, bukan sibuk bekerja atau menggandeng tangan pacarnya, tapi sibuk ngetik gadget. Gadget pacarnya… he he he…

Dunia sosial yang dipenuhi oleh benang-benang relasi antar manusia bukan hanya (alat/sarana) penting bagi manusia (kita) tapi itu adalah kita sendiri (society). Sehingga penting dan perlu (bahkan harus) dijaga. Ketika benang itu dirusak atau putus maka akan berdampak pada kita/masyarakat, secara langsung ataupun tidak. Oleh karenanya kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat –apalagi di depan/ruang publik- (yang seringkali terlalu diagung-agungkan dan juga disalahgunakan), harus tetap memperhatikan etika. Karena walaupun kebebasan adalah hak pribadi, komunikasi bisa disampaikan dengan berbagai media, cara, dan diantar dengan niat baik namun targetnya adalah sama; kepada manusia (atau manusia-manusia) lain. Oleh karenanya, di atas itu semua, kemanusiaan dan martabat manusialah yang harus tetap dijunjung tinggi. Dengan berpegang pada prinsip itu, komunikasi, relasi, bisa tetap terjalin santun dan bermartabat. Karena hal itu yang membuat kita tetap menjadi manusia, yang diciptakan secitra dengan Dia.

18 Agustus 2015

SINAR JIWA (saduran bebas lagu The Beatles: INNERLIGHT)

Without going out of my door,
I can know all things of earth
Without looking out of my window
I could know the ways of heaven
The farther one travels, the less one knows
The less one really knows

Tanpa keluar dari pintu ,
Aku bisa tahu semua hal di bumi
Tanpa melihat keluar dari jendela
Aku bisa mengetahui jalan-jalan  surga
Sesuatu yang lebih jauh dari semua perjalanan
Sedikit orang yang tau
Semakin sedikit orang  yang benar-benar  menyadari


Without going out of your door
You can know all things on earth
Without looking out of your window
You could know the ways of heaven
The farther one travels, the less one knows
The less one really knows

Tanpa keluar dari pintu Anda
Anda dapat mengetahui segala sesuatu di bumi
Tanpa melihat keluar dari jendela
Anda bisa mengetahui cara surga
Sedikit orang yang tau
Semakin sedikit yang benar-benar  menyadari


Arrive without traveling,
see all without looking
Do all without doing


Tiba tanpa bepergian ,
 Menyaksikan  semua tanpa melihat
Mengerjakan  semua tanpa melakukan

01 Agustus 2015

BATU CINCIN DAN KEKASIH TOLOL

29 Juli 2015

" K L I K "

Kata "klik" sungguh populer dan ajaib. Ada di kamus nggak ya? Rangkaian huruf yang membentuk satu kata untuk menjelaskan suatu bunyi. Asalnya dari bunyi jari tekan tuts keyboard komputer atau jari tekan tombol.


Emang bener bunyinya "klik?"

Tapi memang kini bukan soal bunyi lagi. Klik sudah jadi kata, istilah, bahkan idiom dengan arti sangat luas. Sering Anda disuruh "klik di sini" untuk mengakses link (jaringan internet) pada kebutuhan mengakses. Jika anda menggunakan keyboard non layar sentuh (keyboard konvensional) bunyinya : "tek, tek, tek, tek....." tapi tetap istilahnya "klik" sama halnya gunakan layar sentuh malah bisa variatif bunyi sentuhan jari atau di-silent tetap saja istilahnya "klik." Bahkan dahsyatnya Anda bisa klik dengan lambaian tangan, perintah suara atau gerakan mata pada layar untuk klik saat akses internet. Bukan main!

Untuk meluncurkan peluru kendali berisi bom nuklir bisa dilakukan dengan "klik". Dengan klik "kiamat" bisa diundang. Luar biasa dan bisa luar binasa.

Orang indonesia bilang "dor!" menyebut bunyi tembakan. Orang inggris bilang "bang!" Kita banting pintu "gubraak!" atau "jeger!" Orang ingris bilang "slam!"... gelegar ledakan tetep kata inggrisnya "bang!" Lucu sih enggak, aneh aja.

Hebat memang pengaruh internet dalam kehidupan. Dalam tanda kutip internet bahkan dibenarkan dan dimaklumi ketika "merusak" tata bahasa. Misalnya kata perintah untuk mengakses harus menggunakan huruf kecil ya nggak bisa ditawar: meski nulis huruf pertama nama orang menurut tata bahasa mesti gunakan huruf besar (kapital).

Di media-media sosial tata bahasa berkompromi dengan tuntutan teknologi internet. Khususnya hal-hal yang nggak resmi, coba Anda amati cara penulisan di medsos. Dah jauh berkembang dinamis keluar dari (bahkan melanggar) aturan baku tata bahasa.

Nah, jadi istilah atau kata sering melesat jauh dari makna awal. Klik sebagai idiom sering digunakan untuk menggambarkan kekompakan. Secara prokem "sudah klik" artinya sudah kompak: sejiwa. Klik juga berarti soulmate. Klik artinya paham dan ngerti. Beda lho makna paham dan ngerti.
Tambah aneh tapi nyata kalau di depan kata "klik" ada awalan "nge" jadi "ngeklik" artinya makna idiomnya tambah kental. Nge-klik jadi kata kerja sekaligus kata sifat. Kita ngeklik berarti kita sudah beraksi atau juga menyatu. Kompak. Sharing banyak hal.

Pertanyaannya adalah: kapan kita klik? Kapankah kita "nge-klik?"

28 Juli 2015

TRAUMA IMAN

Ini judul yg aneh buat saya. Tapi keinginan kuat menulis dengan judul ini. Begitu banyak manusia yang diagungkan atau dipuja jadi panutan melakukan hal nista. Itu mengecewakan. Melukai perasaan orang-orang yg semula  mengagumi keteladanan figur tertentu.

Khalayak perlu suri teladanan tokoh, sembari menyadari tak ada manusia yang sempurna. Ironisnya, manusia dianggap makhluk ciptaan paling sempurna. Kalau jatuh kena noda berkilah namanya juga manusia.... tak ada yang sempurna.

Kenapa trauma iman? Maksudnya?

Ini soal tokoh agama, baik yang jadi pemimpin atau figur terhormat yg mengilhami dan menyemangati orang banyak menjaga tingkah laku baik. Betapa penting menghargai mereka yang punya moralitas baik. Tapi, jangan tergantung "kebaikan manusia" karena sewaktu-waktu mereka (atau siapapun)  bisa jatuh

Ada bekas orang baik

Ada bekas orang jahat

Orang-orang yang jadi tokoh agama  dituntut lebih dari "orang biasa" karna dia dianggap panutan dan barometer moral tingkah laku. Sekali mereka berbuat nista walau dengan alasan khilaf, bisa membuat orang banyak terguncang imannya atau bisa saja mengundang kesesatan. Contoh kasus sengaja saya tidak paparkan. Terlalu banyak soalnya....

Cukuplah dengan pertanyaan jika sang penjaga moral atau tokoh agama korupsi kira-kira gimana? Atau tokoh yg berpengaruh, diidolakan menggunakan kuasa kegelapan?

Saya dengan pemahaman terbatas menyebut orang-orang yang kecewa alami trauma iman. Jika saya dan anda sepakat menjadi "kita" maka perlulah kita hormati keutamaan dan kebaikan orang-orang baik. Tapi iman kita tak boleh tergantung moralitas tokoh atau figur tertentu.

Penting menyadari artinya perlu tapi tidak tergantung. Nggak perlu jumawa sembari yakin imanpun sebaiknya mandiri. Dipengaruhi itu wajar. Tapi ketergantungan umumnya riskan.

Anda bebas memilih. Kalau sempat kena trauma iman jangan kecil hati. Iman yg ideal itu melalui proses pertumbuhan. Jangan menunggu kejadian yang heboh-heboh, apalagi peristiwa dahsyat baru merasa dapat pencerahan. Ketelatenan menjalani pergumulan hidup pada hal-hal biasa sehari-hari akan mengurangi resiko trauma iman.

Tulisan ini tak ada leluconnya.... karena memang iman bukan lelucon. Semoga ini tidak dianggap khotbah. Kalaupun dianggap iya, ini khotbah yang nggak lucu. Sungguh nggak lucu.

25 Juli 2015

DILEMA AVES

 (Berimajinasilah seliar-liarnya)


Anda masih ingat wabah flu burung yang pernah terjadi? (Avian Influenza, 2003-2006). Waktu itu jutaan burung dibasmi. Spesies yg indah ini tiba2 jadi hantu siang dan  malam. Banyak jenis burung atau keluarga aves dinyatakan pontensial menularkan flu yg mematikan manusia.

Andaikan semua burung harus dimusnahkan apa jadinya? Ekosistem terganggu yang berarti sama dengan bencana. Sementara wabah flu burung  juga bencana mendunia. Jadi waktu itu ada upaya mengatasi bencana dengan bencana.

Manusia banyak yg hobi memelihara makhluk hidup, apapun jenis piaraannya. Burung dicintai atau dimanfaatkan buat lomba berkicau, dengan sendirinya terjadi juga bursa dagang burung.

Di mata penyair burung jadi media pesan sastra. Burung juga lambang banyak hal. Menghiasi dan berperan dalam legenda agama2. Mengilhami manusia untuk membuat pesawat terbang.

Menurut ilmu kira2 dan sesuai ungkapan para penyair burung-burung lebih suka hidup di alam bebas, daripada dikurung dalam sangkar, sekalipun sangkar  terbuat dari emas.

Tapi kini hidup burung-burung dilematis: terpaksa mau dipiara hidup terkekang. Di luar sangkar para pemburu siap menangkap dg berbagai cara atau ditembaki oleh orang-orang yg hobi memanjakan sifat biadab. Atau secara masiv (besar-besaran) eksistensi burung di bawah ancaman pemusnahan masal seperti ketika terjadi wabah flu burung.

Saya punya teman yg secara umum nampak religius: rajin ibadah (agamanya nggak usah saya sebut). Dia punya hobi piara burung dan (secara pribadi) saya mengenalnya sebagai kolektor film porno juga. Dia pernah bilang suatu pesan yg jenaka tapi maknanya sangat dalam:  "para pria sebaiknya mencintai burung-burung seperti dia mencintai 'burungnya' sendiri. Merawat dan menjaga baik-baik supaya burungnya tidak jadi semacam barang bodoh yang tunduk di bawah komando otak purba."


21 Juni 2015

TURING


Alan Turing adalah seorang jenius matematika dan mesin berkebangsaan Inggris. Saat itu Perang Dunia II sedang berkecamuk. Uni Eropa (Sekutu) melawan Jerman. Amerika Serikat melawan Jepang. Jerman walaupun melawan banyak negara tapi tidak terkalahkan. Sekutu hampir putus asa dan skeptis. Amerika Serikat kewalahan melawan Jepang. Nasib dunia benar-benar genting.
Tidak ada yang tahu bahwa roda dunia akan berbalik cepat saat itu, di tangan seorang jenius keras kepala dan aneh, Turing.
Baca kisah lengkapnya di Karyakarsa.com/jalahati/turing

>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<< 
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<< 
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<< 







19 Juni 2015

ANGELINE

Saya ngga bisa tidur. Benak saya masih terganggu, membayangkan derita yang harus dialami Angeline, bocah perempuan yang masih berusia 8 tahun saat dikabarkan telah meninggal. Angeline diabaikan, tersia-sia, disiksa, dibully jasmani dan rohaninya, dilecehkan secara seksual, dan dibunuh entah secara sengaja atau tidak. Saat ini pelakunya masih diselidiki tapi sudah ada yang disangkakan. Penyelidikannya sudah berjalan sebulan lebih sejak Angeline diberitakan hilang pada 16 Mei 2015. Terlalu lama.

Kasus pelecehan (seksual) terhadap anak-anak, kekerasan terhadap anak, memang masih marak terjadi (dan masih ga jelas serta memuaskan perlakuan hukumnya) di negara ini. Namun apa yang menimpa Angeline, adalah yang paling memilukan saya. Biadab. Penyiksaan yang dialami Angeline mengingatkan saya pada film "Pengkhianatan G30 S/PKI". Sungguh keji.

Kasus Angeline menjadi luka kita semua. Mungkin juga menjadi trauma kita semua. Namun harus menjadi pelajaran buat kita semua. Bahwasanya negeri ini belum aman bagi kebanyakan anak-anak. Bahkan di saat mereka berada di lingkup (yang seharusnya) paling aman sekalipun. Di saat 'oknum' wakil-wakil rakyat minta diperluas dan dipernyaman istananya, lingkup aman & nyaman anak-anak justru makin sempit. Ketika mereka teriak ramai-ramai menuntut dana aspirasi milyaran hingga trilyunan rupiah, toh aspirasi anak-anak (dan rakyat yang mereka wakili) tetap terabaikan. Kalian duduk dan berwenang membuat undang-undang. Apa undang-undang perlindungan hukum bagi anak-anak, sudah kalian perbaiki lagi? Apa kalian 'teriak' supaya pelaku kekerasan termasuk pelecehan (seksual) terhadap anak mendapat hukuman seberat-beratnya? NO!! F**k you all! Sakitnya tuh di sini..

Deddy Corbuzier, lewat akun Youtubenya, menginginkan hukuman mati buat (para) pelaku penyiksaan dan pembunuhan Angeline. Kalaupun mereka dipenjara (seberat-beratnya), setelah bebas, ia tantang untuk menemui dia. Dia berjanji akan memberi pelajaran tentang artinya rasa sakit. Dengan kata lain, ga ada ampun buat pelakunya.

Ange. Ndhuk. Saya yakin kamu sudah bahagia di surga. Dan mungkin kamu ga mau pusingin apa yang sudah menimpa kamu. Kamu cuma ingin supaya ga ada Angeline-Angeline lain di kemudian hari. Tidak apa-apa. Itu memang bukan tugas kamu. Itu tugas kami untuk memastikan tidak ada Angeline lainnya, dan tidak ada pelaku kekerasan dan pelecehan yang selamat. Biarlah kamu tenang di surga.
Selamat jalan, Ange...

27 Februari 2014

Lay down all thoughts, surrender to the void, It is shining, it is shining...

...Namun belum...
Saya belum punya sesuatu untuk dituangkan dalam tulisan atau gambar di blog kesayangan ini, walau ingin. Walau setelah sekian lama. Tapi saya kangen. Jadi, saya ingin berbagi saja beberapa bait puitis dari lagu band idola; The Beatles...

Picture yourself in a boat on a river,
With tangerine trees and marmalade skies
Somebody calls you, you answer quite slowly,
A girl with kaleidoscope eyes.
Cellophane flowers of yellow and green,
Towering over your head.
Look for the girl with the sun in her eyes,
And she's gone.
Lucy in the sky with diamonds.
        ( Lucy In The Sky With Diamonds)

Living is easy with eyes closed, misunderstanding all you see.
It's getting hard to be someone but it all works out, it doesn't matter much to me.
No one I think is in my tree, I mean it must be high or low.
That is you can't you know tune in but it's all right, that is I think it's not too bad.
Let me take you down, 'cause I'm going to Strawberry Fields.
Nothing is real and nothing to get hungabout.
Strawberry Fields forever.
        (Strawberry Fields Forever)

Half of what I say is meaningless
But I say it just to reach you, Julia.
Julia, Julia, ocean child, calls me
So I sing a song of love, Julia
Julia, seashell eyes, windy smile, calls me
So I sing a song of love, Julia.
Her hair of floating sky is shimmering, glimmering,
In the sun.
        (Julia)

Something in the way she moves
Attracts me like no other lover,
Something in the way she woos me.
Somewhere in her smile she knows
That I don't need no other lover.
Something in her style that shows me.
Something in the way she knows
And all I have to do is think of her,
Something in the things she shows me.
        (Something)

Lovely Rita meter maid,
May I inquire discreetly,
When are you free,
To take some tea with me.
Took her out and tried to win her,
Had a laugh and over dinner,
Told her I would really like to see her again,
Oh, lovely Rita meter maid,
Where would I be without you,
Give us a wink and make me think of you.
        (Lovely Rita)

There were bells on a hill
But I never heard them ringing
No I never heard them at all
Till there was you
There were birds in the sky
But I never saw them winging
No I never saw them at all
Till there was you
Then there was music and wonderful roses
They tell me in sweet fragrant meadows of dawn and you
There was love all around
But I never heard it singing
No I never heard it at all
Till there was you
        (Till There Was You)

If I fell in love with you
Would you promise to be true
And help me understand
'cause I've been in love before
And I found that love was more
Than just holding hands.
        (If I Fell)

Here, making each day of the year
Changing my life with the wave of her hand
Nobody can deny that there's something there.
There, running my hands through her hair
Both of us thinking how good it can be
Someone is speaking but she doesn't know he's there.
I want her everywhere and if she's beside me
I know I need never care
But to love her is to need her everywhere
        (Here. There, And Everywhere)

Dear Prudence open up your eyes
Dear Prudence see the sunny skies
The wind is low the birds will sing
that you are part of everything
Dear Prudence let me see you smile
Dear Prudence like a little child
The clouds will be a daisy chain
So let me see you smile again
        (Dear Prudence)

Words are flowing out like endless rain into a paper cup,
They slither while they pass, they slip away across the universe
Pools of sorrow, waves of joy are drifting through my open mind,
Possessing and caressing me.
        (Across The Universe)

Turn off your mind, relax and float down stream,
It is not dying, it is not dying.
Lay down all thoughts, surrender to the void,
It is shining, it is shining.
Yet you may see the meaning of within
It is being, it is being.
Love is all and love is everyone
It is knowing, it is knowing.
And ignorance and hate mourn the dead
It is believing, it is believing.
But listen to the color of your dreams
It is not leaving, it is not leaving.
So play the game "Existence" to the end
Of the beginning, of the beginning.
    (Tomorrow Never Knows)

Semoga mengobati kerinduan. Enjoy!

06 Juni 2013

Mayat Jelita

RS Fatmawati Jakarta Selatan, 28 september 1993,
seorang wanita  berusia 29 tahun sedang terbaring sakit... walau lemah senyumnya tetap menawan, dia berbisik, suaranya lirih tapi jernih (percayalah aku berkata benar tanpa harus  bersumpah...)

"Mas, aku pingin mati ketika aku sedang jatuh cinta..."
"Oh ya?" jawabku....." trus kamu mau meninggal kapan?" tanyaku
"Hem.... kapan ya? kayaknya sih hari ini mas...."
"Emang bisa gitu ? kamu yang ngatur kapan ajalmu datang? sok tau kamu...!"

Perempuan itu  menatapku dan berkata, " aku yakin mas, soalnya malaekat pencabut nyawa sliweran dari tadi...
"Iseng amat tuh malaikat, kayak setrikaan... bolak-nalik.." selorohku
"dah  gitu, mas" dia melanjutkan,   "hari ini aku sedang jatuh cinta, tapi bukan sama mas  lho....maaf"
(dia bilang maaf karena tau aku suka padanya, belum cinta lho)

"Iyalah, andaikan kamu jatuh cinta padaku aku nggak Ge-er koq, ngapain juga ntar lagi kamu mati.... secantik apapun kamu ntar lagi cuma pantas dikenang!" "tapi mas suka aku kan?" "dikit.. kataku..."suka kan nggak mesti cinta." "Dikit koq suka cemburu gitu... "dia menatapku. "Aku nggakk cemburu, cuma kesal, kadang kamu brengsek..."
"Wah, mas kasar juga ya ngomongnya, nylekit... " "Aku nggak suka memperlunak kenyataan," kataku

"Mas aku punya permintaan terakhir.... tolong katakan sama cowokku kalau aku mati ketika sedang jatuh cinta padanya..."
"Cowokmu di mana?" "di tempat yg mas nggak usah tau" "lho ini gimana sih suruh bilangin tapi nggak boleh tau tempatnya?" "Mas hubungi dia via telpon, nih nomernya... o8129331326..." " kenapa nggak kamu aja sendiri yg telpon... ?" nadaku mulai sewot,

sialan ini perempuan! dalam keadaan sekaratpun sempat menyiksaku dengan kecemburuan... dia tau aku suka sama dia, tapi malah disuruhnya daku jadi penyambung lidahnya menyatakan cinta pada pria lain yang jelas2 sulit aku sukai karena saingan.... ha ha ha ha ini perempuan bego atau polos sih?
"Aku nggak sanggup bicara dengannya mas......." aku cuma pingin dia tau aku mati ketika sedang jatuh cinta padanya..."  Perempuan itu terus melemah dan mati. wajahnya nampak lebih cantik dari sebelum mati.

Aku menatapnya yang telah mati, dan kecemburuanku belum ikut mati

Bahkan ketika cinta telah mempercantik jenazah...

18 Februari 2013

N O T H I N G


 
Pemimpin2 agama yang wafat umumnya meninggalkan banyak warisan:: ajaran yang menjalar luas melembaga, harta, wilayah kekuasaan, pengaruh besar kehidupan, tempat2 ibadah plus seabreg legenda. Kemasyhuran, kekaguman.

Ketika Yesus meninggal apa yang Dia wariskan? WarisanNya adalah nothing!

Nama baik nggak punya, harta kagak ada… wilayah mana punya? Lembaga boro-boro..  Kekuasaan jelas nggak ada, murid2nya lari ketakutan, pengecut situasionil… ajaranNya dianggap  ngaco dan sesat… Praktis Yesus cuma kaderisasi para murid 3 tahun doank…itupun nggak mulus: Yudas Iskariot politikus (merangkap pedagang) mengkhianati Beliau. Petrus yang sok jago menyangkalNya 3 kali… Thomas budak logika nggak kompak sama murid2 lain…Yesus  Tuhan itu mengalami “kegagalan” sebagai guru.

Pembunuhan berencana terhadap Yesus cukup demokratis (salah satu ciri demokrasi kan suara terbanyak yang dipakai). Massa yang minggu sebelumnya memuja dan mengelu-elukan Beliau, hari jumat itu berteriak minta Beliau dihukum mati.  Ini pengadilan yang paling aneh. Sebenarnya gambar salib yang kita kenal selama ini diperhalus karena alasan etika. Hukuman salib waktu itu dianggap hukuman paling top: paling ngeri, paling memalukan. Sengaja Yesus ditelanjangi (bulat2), disalib di tempat strategis supaya banyak dilihat orang, tujuannya pembunuhan karakter sekaligus pembunuhan fisik.

Apes bener si Yesus Kristus ini… tambah parahnya lagi setelah itu pengikutNya tercerai-berai nggak karuan. Pengikut Kristus yang disebut Kristen beriman dan beribadah secara sembunyi2 karena dianggap sesat dan dianiaya. Ajaran Kristen dilarang. Umat Kristen diburu, disiksa, dibunuh. Periode mengenaskan ini berlangsung 313 tahun setelah kematian Yesus…

Parah, kan? Tapi ajaib!  Yesus yang nothing menjadi everything bagi banyak orang, tak terhitung jumlahnya…  Petrus (si batukarang gelarnya) yang pernah menyangkalNya jadi Paus pertama yang memimpin gereja katolik. Yesus mewariskan roh (spirit) dengan karyaNya mula-mula seolah serba nggak jelas, tapi menjadi jelas sekarang bagi pengikutnya. Yesus mewariskan gereja. Murid-murid lainpun menjadi ikon ajaran kasih. Umat bertumbuh diawali dan berdasarkan iman para rasul. Yesus juga mewariskan ibuNya (sebagai Bunda umat, Bunda Gereja) pribadi yang secara paling total mendampingi sampai titik maut dengan setia dan tegar.

Gereja Katolik umurnya sudah 2013 tahun… (begitu lama waktu yang diperlukan untuk sebuah agama menjadi “dewasa” dalam peradaban), jadi bisa dimaklumi bila ada “ketidakdewasaan” agama yang umurnya dibawah 20 abad.  Ada masa-masa kegelapan  serta kebobrokan manusia menghiasai perjalanan gereja katolik, karena faktor situasi atau manusianya, tapi otoritas gereja ditegakkan bukan berdasarkan kuantitas, kualitas serta  kekuatan manusia, melainkan oleh kuat kuasaNya. Kebangkitan Yesus dari kematian. Gereja Katolik masih akan terus dihina, tapi tetap berjalan penuh iman, harapan dan cinta. Gereja Katolik ini bertahan sampai sekarang walau dulunya nothing.!

11 Januari 2013

I M A G I N E


 
Tahun 1970 kelompok musik legendaries asal Inggris The Beatles bubar. Setahun kemudian pentolan band ini, John Lennon merilis tembak cantik Imagine dan jadi hit seluruh dunia, berkumandang hingga saat ini. Tak terhitung yang suka lagu ini. Irama lagu ini sederhana dan unik, mudah menancap di benak pendengar, para  kritikus musik dunia menggambarkan lagu ini sebagai karya Lennon yg pantas disebut sebagai  Beethoven abad 20,  tapi syairnya tidak sederhana… sangat sastra Inggris dan menimbulkan aneka tafsir. Karna tafsir itu sifatnya bebas dan nggak ada sanksi ya sah-sah saja dilakukan seenak perutmu dan perutku

Imagine there’s no heaven
It easy if you try
No hell below us
Above us only sky
Imagine all the people
Living for today

(andaikan tak ada surga, mudah dibayangkan, tak ada neraka di bawah kita, di atas kita hanyalah langit. Andaikan setiap orang hidup untuk hari ini)

Banyak tuduhan dilontarkan pada The Beatles bahwa mereka itu anti agama, walaupun lagu ini tidak untuk menyangkal tuduhan tersebut, tapi gaya seni yang jenius melahirkan ungkapan paradoksal bait pertama lagu ini. Kalau kalimatnya “andaikan ada surga,” maka diartikan surga sebagai khayalan belaka,tapi karma kalimat “andaikan tak ada surga,” maka justru lagu ini menyindir dan menggambarkan bahwa kebanyakan orang percaya adanya surga (dan neraka) apapun pemahaman atau anggapan tentang surga dan neraka itu. Inilah gaya seni Lennon yang diungkapkan melalui lagunya yang paradok. Juga ironis bahwa surga adalah iming2 kebahagiaan dan neraka adalah teror ketakutan .


Imagine there’s no countries
It isn’t hard to do
Nothing to kill or die for
And no religion too
Imagine all the people
Living life in peace

(andaikan tak ada negara, tidak sulit membayangkan, tak ada pembunuhan  atau mati demi negara dan agama. andaikan setiap orang hidup dalam kedamaian)

Kalimat “andaikan tak ada negara” menuai banyak kecaman. Lennon dianggap provokator anti pemerintah dan negara!  Yang paling parah adalah kalimat “no religion too (tak ada agama juga)” dianggap sebagai sikap Lennon yang anti agama…Mereka yang tergila-gila sama agama pada kebakaran jenggot (termasuk mereka yang tak ber jenggot sekalipun) dengar ungkapan lagu ini   walaaaah paraaaah    “No religion too” dengan “No religion to” itu beda.. “No religion too” artinya kalimat ini sambungan dari kalimat sebelumnya : NOTHING TO KILL OR DIE FOR AND NO RELIGION TOO… tak ada pembunuhan atau mati demi (country) negara. Dan agama… kalimat “no religion too” jelas2 tidak terpisah dari kontek bait kedua bahkan kontek keseluruhan lagu ini, karena lagu punya phrase, aturan seni tertentu dan khas.
Kedengarannya memang dalam lagu itu “no religion too” seolah kalimat terpisah. Dan juga memang seperti sindiran kenapa agama tak bisa menjamin perdamaian dan cegah perang. Malah agama sering jadi alasan terjadinya perang. Agama mencabut rasa damai, di mana agama hadir, di situ kearifan local dibunuh  Publik memang banyak salah paham. Itu bisa dimengerti, waktu Lennon bilang bahwa Beatles lebih tenar dari Yesus Kristus, publik menafsirakan “lebih tenar” sebagai “lebih baik” lalu public ngamuk  ha ha ha

You may say I am a dreamer
But I’m not the only one
I hope someday you’ll join us
And the world will be (as) one

(kamu boleh anggap aku seorang pemimpi, tapi aku bukan satu-satunya pemimpi, kuharap suatu hari kau akan bergabung dengan kami dan dunia bakal bersatu)

Walaupun gagasan refren lagu ini utopia alias mustahil, tapi lagunya enak di dengar koq… nggak mungkinlah dunia bersatu . ini khayalan para pemimpi untung mimpi belum dilarang

Imagine no possession
I wonder if you can
No need for greed a hunger
A brotherhood of man
Imagine all the people
Sharing all the world 

(andaikan tak ada hak milik, aku takjub bila kau sanggup membayangkan. Tak perlu ada keserakahan dan kelaparan, yang ada persaudaraan antar manusia. Andaikan setiap orang dalam kebersamaan menikmati dunia)

Kalimat  “no possession” menghasilkan banyak  kecaman.. Lennon dicap sebagai komunis!   Dalam sebuah konferensi pers Lennon penuh canda dan  tawa menjawab : Kami (Beatles) nggak mungkin komunis.. Kami menghasilkan banyak sekali uang (bahkan devisa negara) jadi pastinya kami kapitalis tulen… .!” he he he he he

Nah, para pembaca yang (saya andaikan) budiman dan terhormat, demikian tafsir yang seenak perut saya sendiri, Anda juga bebas menafsirkan seenak perutmu sendiri ha ha ha Toh tafsiran itu bebas dan nggak ada sangsinya

Yang jelas lagu ini  indah dan enak dnyanyikan maupun didengar. Saya suka versi aslinya tahun 1971 (yang belum diaransemen ulang oleh penyanyi2 lain). Versi itu aransemen dan rekamannya tidak akan pernah ketinggalan jaman. Dari dulu sampai kiamat nanti,  dengan catatan kalau kiamat jadi dating lho…..

Dengerin aja lagunya, kalau nggak suka ya nggak pa pa Imagine sudah jadi tembang klasik








05 Januari 2013

ONANI JIWA



Tindakan memuaskan diri sendiri secara seksual (tanpa pasangan bercinta) biasa disebut masturbasi atau onani. Tujuannya jelas mencapai puncak kenikmatan sex, orgasmme.  Tulisan ini bukan tinjauan moral atau psikologi, juga bukan berdasarkan kajian filsafat,  ilmu bahasa dan lain sebagainya, cuma catatan ringan soal onani.

Perbuatan sex onani itu sifatnya demi kenikmatan tubuh/fisik, yang tentu saja pengaruhi jiwa. Tapi apakah onani hanya bisa secara fisik dan dalam arti seksual saja?  Mungkinkah terjadi onani lain yaitu demi kenikmatan batin/hati yang tentu saja (bisa) pengaruhi fisik?  Anggap saja itu mungkin. Perbuatan atau tindakan memuaskan diri sendiri secara batin,  tak peduli dengan orang lain yang penting diri sendiri puas batin. Makanya saya sebut itu sebagai onani jiwa…

Kayak apa sih onani jiwa?  Agak susah juga menceritakannya, terlalu banyak contoh kasus. Sah-sah saja kalau Anda dan saya tak sepaham. Umumnya kalau masih waras orang orang akan onani (sex) di ruang tertutup atau sembunyi. Tapi kalo onani jiwa sering dilakukan di ruang terbuka. Di tongkrongan, di mimbar atau di manapun bisa saja terjadi.

Saya sering ketemu orang yang hobi cerita. Mulutnya nyerocos tanpa henti, tak mau disela omongannya. Dia nggak peduli saya bosan atau tidak dengarkan ocehannya, kalaupun dia dengar tanggapan saya, itu cuma sebentar, sekedar jaga kepantasan. Setelah itu dia nyerocos lagi. Pokoknya dia hanya mau didengar, malas mendengarkan. Persentasenya saya ngomong 30 % persen atau kurang, dianya 70 % atau lebih. 

Orang ini menikmati ceritanya. Batinnya puas saat bercerita. Parahnya, sering orang ini cerita tentang satu hal berulangkali, Dia lupa topik atau tema pembicaraan yang sama dibicarakan berulang-ulang dalam waktu yang lama dan berkali-kali, di saat yang berbeda Banyak sekali orang jenis ini, dulu saya salah satunya. Untunglah saya sudah bertobat… he he he he   Orang berpenyakit seperti ini ada di semua tingkatan usia, status sosial dan kecerdasan. Artinya tua-muda, laki perempuan, kaya-miskin, pintar-bodoh bisa punya kebiasaan yang menjengkelkan ini : maunya didengar, nggak mau mendengar.

Dia lupa telinga kita dua, mulut kita satu, mestinya lebih banyak mendengar daripada ngebacot . Saya kasar ya? he he he   Maaf…. Begitu sulitkah mendengar? Kenyataannya demikian. Perlu kesabaran dan latihan panjang. Begitu sulitnya telaten mendengar sampai saya anggap mendengar sebagai ketrampilan he he he… Mendengarkan itu suatu skill
Orang yang tak punya skill ini cenderung memuaskan disri sendiri secara sepihak di hadapan seseorang atau khalayak demi kepuasan batinya sendiri. Egois. Suka atau tidak, tepat atau tidak, saya suka menyebut tindakan orang macam ini sebagai onani jiwa. Ini baru satu contoh, masih banyak lagi contoh lain. Anda juga mungkin punya pengalaman unik jumpa dengan orang yang melakukan onani jiwa dengan cara dan kebiasaan lain
Atau Anda dulu pernah dan bahkan mungkin sekarang masih sering melakukan onani jiwa seperti saya dulu sebelum bertobat? 

Apapun jawaban Anda, saya percaya…. Bahkan ketika Anda berbohongpun, saya tetap percaya… he he he

19 Juni 2012

NEGERI MALING


Korupsi di Indonesia bukan lagi sekedar tindak pidana,  tapi budaya!
Lebih dari sekedar kejahatan. Korupsi di Indonesia adalah budaya, habit dari tingkat bawah sampai paling atas.

Seharusnya, atau sebaiknya? Status tindak pidana korupsi dinaikkan menjadi tindakan subversif. Membahayakan negara. Perampokan berencana dan besar-besaran  terhadap bangsa dan negara. Mereka yang korup pasti nggak setuju dengan usul ini, setingkat ketidaksadaran mereka betapa parah kerusakan negeri Indonesia.

Negeri paling agamis plus pancasilais, negeri maling!  Saya pasti tergoda juga jadi maling, makanya perlu sistim hukum dan penegakan secara ketat, supaya saya tak jadi pengkhianat berikutnya.

Tak ada gunanya memperlunak kenyataan. Ini serius!  Terlalu banya aspek bangsa Indonesia telah lama rusak.

Ini bukan pesisimis dan juga bukan apriori, ini kekagetan yang seharusnya membangkitkan kesadaran banyak orang dan mengambil tindakan segera.


(Andreas Petrus)

25 Mei 2012

Komitmen

Apakah anda pernah menonton acara-acara TV seperti Kick Andy!, Oprah Winfrey, Extreme Places To Go Green, dan sejenisnya? Kalau ya, pasti anda pernah melihat ataupun menjumpai dalam hidup anda, orang-orang berkomitmen tinggi. Mereka yang tidak hanya mempunyai mimpi besar, tapi sekaligus berkomitmen dalam menjaga bahkan mewujudkan mimpi itu.

Seorang Anilawati Nurwakhidin rela 'menyusahkan' dirinya demi memegang komitmen untuk menjaga lingkungan hidup dengan mengurangi sampah plastik. Beberapa contoh tindakan 'konyol' yang ia lakukan adalah membeli minuman tanpa sedotan plastik, membawa tas belanja pribadi dari rumah, dan membawa bekal minuman alih-alih beli minuman (dan membuang) gelas atau botol plastik (pantangan ini berlaku bahkan saat ia sedang menghadiri pesta hajatan!)

Komitmen kuat menjaga lingkungan hidup juga dimiliki oleh seorang anak bernama Severn Cullis-Suzuki. Saat ia berusia 9 tahun, ia bersama beberapa temannya mendirikan Enviromental Children's Organization (ECO), sebuah kelompok kecil anak yg mendedikasikan diri untuk belajar dan mengajarkan pada anak-anak lain mengenai masalah lingkungan. Pada usia 12 tahun, pidatonya membungkam para pemimpin dunia, di tengah Konferensi Lingkungan Hidup PBB (Earth Summit) di Rio de Janeiro tahun 1992. 

Lain halnya dengan Anies Baswedan. Komitmennya pada dunia pendidikan Indonesia ia wujud-tularkan kepada para pemuda-pemudi Indonesia lewat program Gerakan Indonesia Mengajar. Melalui program tersebut, ia menantang orang muda negeri ini untuk terjun mengajar para tunas bangsa di pelosok-pelosok tanah air. Mereka yang terpilih adalah yang berkomitmen kuat untuk terjun, bergelut dengan resiko ketidakpastian, ketidakmapanan, ketidakamanan, demi menjaga semangat dan mimpi anak-anak negeri ini. Demi memenuhi hak pendidikan anak-anak di seluruh pelosok tanah air. Tanpa pamrih.

Komitmen jujur dan tulus bukan berarti tanpa halangan. Apalagi di jaman sekarang, jaman di mana tanpa sungkan, manusia menuntut manusia lain untuk menyimpang dari kejujuran dan ketulusan, seperti dialami bocah Muhammad Abrari Pulungan ataupun Nur Hidayatusholihah yang akrab disapa Nunung, seorang siswa SMU Muhammadiyah 1 Kalirejo, Lampung Tengah, yang menolak menggunakan kunci jawaban yang diberikan gurunya 1 hari sebelum Ujian Nasional. Nunung bersikeras tetap jujur meski konsekwensinya, ia harus berkali-kali gagal lulus Ujian Nasional. Sedangkan konsekwensi dari komitmen jujur bocah Abrar adalah dikeluarkan dari sekolah serta dijauhi oleh para guru dan teman-temannya.

Komitmen sebagaimana halnya agama, adalah sakral. Semakin tinggi nilai atau tanggung jawab dari komitmen itu, semakin sakral ia. Menjaga komitmen berarti menjaga keyakinan kita. Menjaga janji kita. Bagaimana kita menjaga keyakinan dan janji itu sekuat tenaga, sepenuh hati, segenap jiwa raga. Itulah yang membuatnya sakral. Dan jika kita meninggikan komitmen, ia juga akan meninggikan kita.

Kesakralan komitmen serta kesungguhan dan keikhlasan dalam menjaganya, akan membantu kita menuju kesejatian sebagai manusia yang diciptakan secitra dengan Dia. Karena Dia, pencipta kita, tidak pernah melanggar komitmennya sendiri.


Andreas & Petrus

20 Mei 2012

Could It Be, Raisa

 
Anda mungkin sudah tahu Raisa Andriani atau lebih dikenal dengan Raisa, pelantun tembang "Serba Salah"," Could It Be", atau" Apalah (Arti Menunggu)". Wajah baru di dunia musik Indonesia yang juga didaulat menjadi bintang pariwara salah satu merk shampoo terkenal. Saya termasuk yang terlambat menyadari kehadirannya. Saya tahu Raisa lebih dulu sebagai model iklan Shampoo. Di iklan tersebut disebut; Raisa, penyanyi. Penyanyi di mana dan kayak apa? Begitu pikir saya. Apakah mungkin alumnus Idol (Indonesian Idol) atau ajang kontes nyanyi sejenis? Tapi kok... namanya bukan Raisa Idol, Raisa KDI, atau lainnya. Raisa aja tanpa emblem apa-apa... Dari sinilah saya mulai mencari tahu dan begitu tahu... saya langsung klepek-klepek alis jatuh cinta. Uhuy!

Bagi saya kehadiran Raisa di blantika musik Indonesia -sejak setahun lalu- sangatlah menyejukkan. Ga terdengar atau terlihat di ajang-ajang pencarian bakat yang marak dan tayang di televisi, tiba-tiba muncul dengan aura superstar yang kuat namun anggun. Kehadirannya (dan kualitas musikalnya) seperti Afgan ketika muncul pertama kali. Tiba-tiba muncul, mengejutkan karena kualitas musik di atas rata-rata, lalu meroket karena aura bintang yang ia miliki. Banyak penyanyi senior, antara lain Armand Maulana, yang angkat jempol tinggi-tinggi namun sekaligus 'bingung' dengan Afgan. "Ini anak ajaib muncul tiba-tiba dari mana sih?" atau "Lo ke mana aja sih selama ini?", begitu kelakarnya. Raisa yang pernah tampil di ajang bergengsi Java Jazz Festival dan Java Soulnation Festival 2011 ini banyak terpengaruh oleh Brian McKnight, JoJo, Joss Stone, Alicia Keys, Mariah Carey sampai Whitney Houston ini.

Kesuksesan ini didorong oleh keberanian tiga musisi muda Indonesia dalam melepas warna berbeda, di luar tren saat ini. Asta Andoko (personil band RAN), Ramadhan Handy, dan Adrianto Ario Seto (keduanya personil band Soulvibe) sukses memproduseri album perdana Raisa yang bertajuk "Raisa (Self Titled)".


Menyejukkan. Di tengah kepungan trend Boyband dan Girlband ala K-Pop atau Band-band 'Melayu', muncul Raisa dengan suara yang merdu dan empuk, groovy, lagu & liriknya pun berkelas, dan tentu saja, enak banget melihat Raisa bernyanyi. Jangan salah, saya ga anti dengan band atau lagu Melayu. Saya hanya tidak suka band dan lagu yang jelek. Boyband atau Girlband karbitanpun silakan tapi jangan asal. Saya apalagi tidak suka jika ada yang mengatakan lagu Melayu (termasuk Dangdut) 'lebih Indonesia'. Buat saya itu hanya bahasa industri atau bahasa dagang supaya lagu (atau band) Melayu laku di pasaran. Ingat, musik adalah bahasa universal, bung!

Saya teringat, dulu Norah Jones juga membawa angin segar di blantika musik mancanegara pada tahun 2000-an. Ia mengusung musik yang jazzy di tengah trend musik 'ramai' di kala itu. Tahun 2003, album perdananya "Come Away With Me" yang antara lain berisi tembang "Don't Know Why", "Turn Me On", dan "Come Away With Me" sukses diganjar 5 Grammy Awards dan berbagai penghargaan bergengsi lainnya. Album kelimanya "Little Broken Hearts" baru saja rilis awal Mei 2012. Hingga kini albumnya terjual lebih dari 40 juta kopi di seluruh dunia.

Saya tidak ingin membandingkan Raisa dengan Afgan atau Norah Jones atau artis lainnya. Saya hanya bahagia dengan kehadiran Raisa. Tentu, saya ingin Raisa bisa berprestasi seperti mereka, diakui (kalau bisa sampai mancanegara seperti Anggun atau Agnes Monica), dan meraih sukses panjang. Jarang banget loh artis atau penyanyi solo wanita Indonesia yang eksis panjang seperti Vina Panduwinata, Waljinah atau Titiek Puspa. Jadi, mengapa Raisa tidak...





(petrus petoe 2012)

19 Mei 2012

Membidik Sekolah Bermutu


Kalau biaya untuk bersekolah di sekolah bermutu saja tidak terjangkau, bagaimana mungkin pendidikan bermutu bisa tercapai?

18 Mei 2012

Stories Of Us

If your mouth won't tell, your body, even bones will...



Satu tim saintis di Jeffersonian Institute di kota Washington D.C. Amerika Serikat, sekali lagi berhasil membantu FBI dalam mengungkap sebuah kasus penemuan tanpa sengaja tulang belulang manusia di dalam cetakan semen yang telah mengeras. Mengandalkan keahlian dan ketekunan para saintis serta kecanggihan teknologi di Jeffersonian, FBI sukses memecahkan misteri tersebut. Para ahli di Jeffersonian ini sebagian besar adalah terunggul di bidangnya. Salah satunya adalah Dr. Temperance Brennan, seorang forensik antropologis brilian dan cantik. Tulang apa saja termasuk tulang ceker ayam kegemaran saya. Orangnya to the point, pemikirannya tajam, pembuktian atas analisanya bisa dikatakan akurat 100%. Dari 1 kerat tulang, ia bahkan bisa 'membaca' hobi atau sejarah seseorang.

Tak hanya itu, FBI juga dibantu satu tim lain dengan keahlian yang berbeda dan tak kalah unik. Tim ini dikomando oleh Dr. Cal Lightman, seorang yang ahli dalam 'membaca' mimik wajah dan gesture (bahasa tubuh) orang. Bahasa tubuh di sini bukanlah bahasa isyarat yang sengaja dibuat untuk berkomunikasi tapi reaksi atau gerak tubuh spontan yang dibuat oleh seseorang. Mimik dan gesture spontan ini selalu jujur, sehingga meskipun mulut anda fasih berbohong namun Dr. Cal Lightman akan mengetahui bahwa anda berbohong. Ia ibarat natural lie detector. 

Jeffersonian Institute dan kedua tokoh di atas memanglah tokoh-tokoh fiktif dalam 2 serial televisi Amerika; "Bones" & "Lie To Me", namun tidak demikian dengan kemampuan istimewa kedua orang tadi. Ilmu tentang tulang dan membaca gerak tubuh adalah nyata. Mungkin belum ada tokoh selihai dan secanggih tokoh di kedua film tersebut, namun ilmunya riil.

Saya tidak hanya tertarik dengan kedua film maupun ilmu nyata kedua Doktor brilian namun fiktif tadi namun juga pada lahirnya ide bahwa manusia mungkin memang diciptakan (=baca didesain), untuk bercerita. Manusia tidak hanya bercerita melalui mulut ataupun lewat tulisan dan gambar tapi juga keseluruhan dirinya. Mayat sekalipun bahkan tetap bercerita. Mayat atau fosil hewan dan tumbuhan memang bercerita juga, tapi manusia -tentu- bercerita lebih banyak dan berwarna. Ketika mulut malas menumpahkan atau sengaja menyembunyikan isi hati, tanpa kita sadari, mimik dan gesture kita melepaskan sinyal-sinyal cerita jujur yang tersirat. Kita didesain untuk bercerita bahkan tanpa kita berupaya untuk itu.

Bercerita dan Mengenangnya adalah salah satu anugerah terindah yang Tuhan berikan kepada Manusia. Bercerita dan Mengenangnya adalah kebebasan, hak dan kewajiban, karya dan warisan unggul umat manusia. Berceritalah. Kenanglah. Jika mulutmu tak mampu, tubuh dan tulangmu yang akan melakukannya... 


Andreas & Petrus

11 Mei 2012

Jangan Membuang Waktu

Kita pasti sering mendengar ujaran atau nasehat "Jangan Buang-Buang Waktu". Di jaman yang menuntut semua serba instan seperti sekarang, nasehat itu tentu mengena sekali. Apalagi jika sudah dikaitkan dengan masalah uang; Dewa jaman modern. Hal itu menjadi seakan masuk akal dan mutlak. "Waktu adalah uang!" Membuang waktu berarti membuang uang.

Perkotaan hidup selama 24 jam penuh. Hampir selalu hingar bingar bahkan di malam hari di saat seharusnya dunia senyap, beristirahat, atau bermimpi. Tidak ada kata istirahat apalagi berhenti. Karena istirahat berarti, membuang-buang waktu.

Kemajuan teknologi multimedia, komunikasi, hiburan, market, memaksa orang untuk terus melakukan sesuatu. Bergerak, melihat, mendengar, mencari, menikmati, mengamati, mencobai, menyumpahi, menghakimi, mengagumi, membuang, menyampahi, mengotori, menzolimi, mencabuli, meneriaki, membodohi, dan lain sebagainya... meminjam salah satu tagline iklan, "Just Do It", tanpa kita berpikir panjang akan berakibat baik atau buruk. Bisa jadi kita memburuk-buruki yang baik atau membaik-baiki yang buruk... 

Jaman Hedonisme, konsumerisme, serba instan, membuat orang mudah tersesat mengikuti cepatnya arus. Tapi kebanyakan orang tidak menyadari itu. Justru kebalikannya, kita akan merasa tersesat jika tidak mengikuti arus. Kita akan merasa ketinggalan jaman atau disebut ketinggalan jaman oleh orang lain. "Ga gaul, luh..!"

Saya ingat akan sebuah cerita. Suatu hari seorang pengusaha kaya raya berjalan-jalan di pantai sambil tak henti-hentinya mengagumi kesuksesan yang telah ia raih, hingga ia mendapati di depannya seorang nelayan yang sedang berbaring santai di pinggir perahunya sambil menikmati sebatang rokok. Kepada si nelayan, pengusaha itu bertanya,
"Mengapa engkau bermalas-malasan di sini?"
Jawab si nelayan, "Aku telah bekerja semalaman dan hasilnya cukup untuk 4 hari ke depan."
Sahut si pengusaha, "kalau kau bekerja lebih keras dan tidak membuang-buang waktumu di sini, kau bisa mendapat ikan yang lebih banyak."
"Untuk apa aku mendapat ikan yang lebih banyak?" tanya si nelayan.
"Tentu kau bisa jual ikan-ikan itu. Hasilnya bisa kau belikan perahu lagi atau jala yang lebih bagus."
"Untuk apa?" Si nelayan mulai tertarik
"Supaya kau bisa mendapat ikan yang lebih banyak lagi..."
Si nelayan termenung "...lalu?"
"Kau bisa jual hasil tangkapanmu untuk membeli perahu motor supaya kau bisa pergi ke tempat yang lebih banyak ikannya untuk kau jual lagi. Kau bisa menjadi pengusaha yang sukses dan kaya raya sepertiku!" Kata si pengusaha dengan berapi-api dan bangga.
Si nelayan termenung lebih lama. Lalu tanyanya, "Apa yang bisa aku perbuat setelah aku sukses dan kaya raya?"
Dengan senyum lebar si pengusaha berkata, "Kau bisa bersantai dan menikmati hidup sepertiku..."
Si nelayan menatap lekat-lekat si pengusaha sambil tersenyum tak kalah lebar, katanya,
"Pak, bukankah itu yang sedang saya lakukan sekarang..?"

Orang beroleh hikmat bukan dari kebisingan & kesibukan tapi dari diam.


Andreas & Petrus

04 Mei 2012

Rame-Rame

Aksi Rame-rame sedang menjadi fenomena. Pelakunya bukan hanya manusia tapi juga binatang. Manusia dan binatang seakan bersaing. Bukan main. Bukan main ramenya. Bukan main pula akibat dari aksi rame-rame itu. Macam-macam akibat yang ditimbulkan kedua jenis makhluk ciptaan Tuhan ini, mulai dari geli, jijik, takut, panik, gatal, perih, gondok, gerah, bahkan sampai kehilangan nyawa... Bukan main!

Memang bukan hal-hal yang menyenangkan. Beberapa menyedihkan bahkan jauh dari menyejukkan. Tanya saja kepada mereka yang panik saat rombongan ulat bulu 'bersilaturahmi' ke rumah mereka. Atau kepada mereka yang kulitnya serasa terbakar setelah 'dicium' serangga Tomcat. Atau kepada orang tua yang masih berduka sekaligus kebingungan setelah anaknya tewas karena rame-rame dipukuli oleh geng motor pita kuning. Kitapun prihatin ketika dihadapkan pada ironi pendidikan kita yang 'mengijinkan' nyontek rame-rame saat Ujian Nasional (UN), dan gerah melihat kelakuan para anggota DPR yang hobi study banding ke luar negeri rame-rame, mengajak keluarga masing-masing pula dengan (tentunya) menggunakan uang rakyat...  


Saya masih ingat ketika dulu, malam-malam sepulang ibadah atau latihan koor, dengan berjalan kaki atau naik sepeda, kami rame-rame 'menyerbu' warung tenda indomie langganan yang sekaligus menjadi 'base camp' kesekian. Bersenda gurau, ngobrol ngalor ngidul, tukar pikiran, sambil mengisi perut. Kadangkala kami sengaja menenggelamkan diri pada riuh ataupun heningnya jalan raya di depan tenda indomie kami mangkal. Dalam diam, di tengah hiruk pikuk ataupun sunyi sepi suasana, saya menyadari dan menegaskan eksistensi diri saya di dunia ini. Bahwa sekecil-kecilnya diri saya, saya adalah bagian dari dunia ini. Dan walaupun kecil, saya, sama seperti setiap orang di dunia ini, mempunyai tanggung jawab menjaga kebaikan dunia ini. Bahwa saya, meskipun ada bersama kelompok, bersama teman-teman, tetaplah seorang pribadi yang bebas merdeka.

Kita patut bersyukur karena tidak semua aksi rame-rame ini berakar dan berbuah negatif. Aksi rame-rame mematikan lampu dalam peringatan Earth Hour akhir Maret lalu bisa menjadi salah satu contoh. Optimisme para siswa SMK dalam mewujudkan mobil nasional (bahkan pesawat terbang) juga patut diacungi 4 jempol tangan & kaki. Mimpi yang rame-rame diwujudkan dalam Gerakan Indonesia Mengajar bisa menjadi satu contoh inspiratif berikutnya dari dunia pendidikan.

Rame-rame, kita bisa membuat diri dan dunia sekeliling kita hancur. Tapi kita, bersama-sama, juga mampu membuat diri dan dunia kita sejahtera.


Andreas & Petrus 

30 April 2012

CIPUT : KAOS TRENDY

Masyarakat biasanya mengejar merchandise berbentuk atau bergambar ikon-ikon baru yang sedang trendy (atau sengaja memancing trend). Yang paling laris biasanya kaos, seperti yang dipakai si Ciput... kaos partai. He he he...
 

27 April 2012

Kenangan Emon Grandong


Suatu waktu ketika saya sedang mengganti-ganti saluran televisi mencari acara yang menarik (tapi ndak ketemu...), tiba-tiba saya kangen dengan sandiwara radio yang menjadi idola di sekitar tahun 80 - 90-an. Siapa yang tidak tahu serial "Saur Sepuh" dengan Brama Kumbara dan Mantilinya, "Tutur Tinular" dengan Arya Kamandanu dan Meysin, atau "Misteri Dari Gunung Merapi" yang terkenal dengan Mak Lampir dan setan Grandongnya? Siapa yang tidak tergelak oleh konyolnya tokoh Emon dari serial "Catatan Si Boy" atau terhanyut theme song sandiwara radio "Ibuku Malang, Ibuku Tersayang" ? Masih banyak lagi sandiwara radio yang merajai telinga para pendengar kala itu. "Api Di Bukit Menoreh", "Babad Tanah Leluhur", Dendam Nini Pelet", Butir-Butir Pasir Di Laut", "Mahkota Mayangkara", adalah beberapa contoh lain serial sandiwara yang diputar di radio-radio. Belum lagi sandiwara radio non serial yang tidak kalah menariknya untuk disimak.

Tiap jam tertentu di hari tertentu pula, saya bersama kakak dan adik (kadang tetangga ikut nimbrung) tekun di depan radio. Kadang berseru tegang, berkomentar kesal, mengerut takut ataupun terlongo bingung. Namun tak jarang pula tertawa tergalak-gelak. Esok harinya disambung bersama teman-teman 'membahas' serunya sandiwara radio semalam. Wah, pokoknya seru. 

Cerita-cerita berkualitas yang dihidupi oleh para pengisi suara jempolan membuat para pendengar tak bosan-bosan dan penasaran mengikuti kelanjutan ceritanya. Imajinasi pendengar seakan diaduk-aduk seraya bergerak cepat mengikuti alur ceritanya. Gairah itulah yang sekarang saya kangeni. Kangen dengan suara Ferry Fadly yang berwibawa tapi bisa juga konyol. Lengkingan maut Elly "Mantili" Ermawati, desah menggoda Ivonne "Lasmini" Rose, dan konyolnya "Emon". Tawa kecil dan suara Maria Ontoe yang menentramkan ataupun ringkik dan tawa menakutkan Asriati "Mak Lampir". Para Voice Artist yang dianugerahi suara magis.

Di tengah gempuran sinetron televisi yang hanya mengandalkan imajinasi basi, kering ide, dan melecehkan intelektual para penontonnya, saya sangat sangat merindukan sandiwara radio.

Hmm, omong-omong, ternyata saya juga kangen dengan acara (dan kaset) lawak di radio yang khas dan cerdas seperti Warkop dan Bagito dulu... 


Andreas & Petrus