Tampilkan postingan dengan label review. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label review. Tampilkan semua postingan

18 Agustus 2015

SINAR JIWA (saduran bebas lagu The Beatles: INNERLIGHT)

Without going out of my door,
I can know all things of earth
Without looking out of my window
I could know the ways of heaven
The farther one travels, the less one knows
The less one really knows

Tanpa keluar dari pintu ,
Aku bisa tahu semua hal di bumi
Tanpa melihat keluar dari jendela
Aku bisa mengetahui jalan-jalan  surga
Sesuatu yang lebih jauh dari semua perjalanan
Sedikit orang yang tau
Semakin sedikit orang  yang benar-benar  menyadari


Without going out of your door
You can know all things on earth
Without looking out of your window
You could know the ways of heaven
The farther one travels, the less one knows
The less one really knows

Tanpa keluar dari pintu Anda
Anda dapat mengetahui segala sesuatu di bumi
Tanpa melihat keluar dari jendela
Anda bisa mengetahui cara surga
Sedikit orang yang tau
Semakin sedikit yang benar-benar  menyadari


Arrive without traveling,
see all without looking
Do all without doing


Tiba tanpa bepergian ,
 Menyaksikan  semua tanpa melihat
Mengerjakan  semua tanpa melakukan

11 Januari 2013

I M A G I N E


 
Tahun 1970 kelompok musik legendaries asal Inggris The Beatles bubar. Setahun kemudian pentolan band ini, John Lennon merilis tembak cantik Imagine dan jadi hit seluruh dunia, berkumandang hingga saat ini. Tak terhitung yang suka lagu ini. Irama lagu ini sederhana dan unik, mudah menancap di benak pendengar, para  kritikus musik dunia menggambarkan lagu ini sebagai karya Lennon yg pantas disebut sebagai  Beethoven abad 20,  tapi syairnya tidak sederhana… sangat sastra Inggris dan menimbulkan aneka tafsir. Karna tafsir itu sifatnya bebas dan nggak ada sanksi ya sah-sah saja dilakukan seenak perutmu dan perutku

Imagine there’s no heaven
It easy if you try
No hell below us
Above us only sky
Imagine all the people
Living for today

(andaikan tak ada surga, mudah dibayangkan, tak ada neraka di bawah kita, di atas kita hanyalah langit. Andaikan setiap orang hidup untuk hari ini)

Banyak tuduhan dilontarkan pada The Beatles bahwa mereka itu anti agama, walaupun lagu ini tidak untuk menyangkal tuduhan tersebut, tapi gaya seni yang jenius melahirkan ungkapan paradoksal bait pertama lagu ini. Kalau kalimatnya “andaikan ada surga,” maka diartikan surga sebagai khayalan belaka,tapi karma kalimat “andaikan tak ada surga,” maka justru lagu ini menyindir dan menggambarkan bahwa kebanyakan orang percaya adanya surga (dan neraka) apapun pemahaman atau anggapan tentang surga dan neraka itu. Inilah gaya seni Lennon yang diungkapkan melalui lagunya yang paradok. Juga ironis bahwa surga adalah iming2 kebahagiaan dan neraka adalah teror ketakutan .


Imagine there’s no countries
It isn’t hard to do
Nothing to kill or die for
And no religion too
Imagine all the people
Living life in peace

(andaikan tak ada negara, tidak sulit membayangkan, tak ada pembunuhan  atau mati demi negara dan agama. andaikan setiap orang hidup dalam kedamaian)

Kalimat “andaikan tak ada negara” menuai banyak kecaman. Lennon dianggap provokator anti pemerintah dan negara!  Yang paling parah adalah kalimat “no religion too (tak ada agama juga)” dianggap sebagai sikap Lennon yang anti agama…Mereka yang tergila-gila sama agama pada kebakaran jenggot (termasuk mereka yang tak ber jenggot sekalipun) dengar ungkapan lagu ini   walaaaah paraaaah    “No religion too” dengan “No religion to” itu beda.. “No religion too” artinya kalimat ini sambungan dari kalimat sebelumnya : NOTHING TO KILL OR DIE FOR AND NO RELIGION TOO… tak ada pembunuhan atau mati demi (country) negara. Dan agama… kalimat “no religion too” jelas2 tidak terpisah dari kontek bait kedua bahkan kontek keseluruhan lagu ini, karena lagu punya phrase, aturan seni tertentu dan khas.
Kedengarannya memang dalam lagu itu “no religion too” seolah kalimat terpisah. Dan juga memang seperti sindiran kenapa agama tak bisa menjamin perdamaian dan cegah perang. Malah agama sering jadi alasan terjadinya perang. Agama mencabut rasa damai, di mana agama hadir, di situ kearifan local dibunuh  Publik memang banyak salah paham. Itu bisa dimengerti, waktu Lennon bilang bahwa Beatles lebih tenar dari Yesus Kristus, publik menafsirakan “lebih tenar” sebagai “lebih baik” lalu public ngamuk  ha ha ha

You may say I am a dreamer
But I’m not the only one
I hope someday you’ll join us
And the world will be (as) one

(kamu boleh anggap aku seorang pemimpi, tapi aku bukan satu-satunya pemimpi, kuharap suatu hari kau akan bergabung dengan kami dan dunia bakal bersatu)

Walaupun gagasan refren lagu ini utopia alias mustahil, tapi lagunya enak di dengar koq… nggak mungkinlah dunia bersatu . ini khayalan para pemimpi untung mimpi belum dilarang

Imagine no possession
I wonder if you can
No need for greed a hunger
A brotherhood of man
Imagine all the people
Sharing all the world 

(andaikan tak ada hak milik, aku takjub bila kau sanggup membayangkan. Tak perlu ada keserakahan dan kelaparan, yang ada persaudaraan antar manusia. Andaikan setiap orang dalam kebersamaan menikmati dunia)

Kalimat  “no possession” menghasilkan banyak  kecaman.. Lennon dicap sebagai komunis!   Dalam sebuah konferensi pers Lennon penuh canda dan  tawa menjawab : Kami (Beatles) nggak mungkin komunis.. Kami menghasilkan banyak sekali uang (bahkan devisa negara) jadi pastinya kami kapitalis tulen… .!” he he he he he

Nah, para pembaca yang (saya andaikan) budiman dan terhormat, demikian tafsir yang seenak perut saya sendiri, Anda juga bebas menafsirkan seenak perutmu sendiri ha ha ha Toh tafsiran itu bebas dan nggak ada sangsinya

Yang jelas lagu ini  indah dan enak dnyanyikan maupun didengar. Saya suka versi aslinya tahun 1971 (yang belum diaransemen ulang oleh penyanyi2 lain). Versi itu aransemen dan rekamannya tidak akan pernah ketinggalan jaman. Dari dulu sampai kiamat nanti,  dengan catatan kalau kiamat jadi dating lho…..

Dengerin aja lagunya, kalau nggak suka ya nggak pa pa Imagine sudah jadi tembang klasik








22 September 2010

Surat dari New Zeland

(Tgl 21 September 2010 saya menerima email dari teman saya, Yaya Dias, yang sedang berada di New Zeland (selanjutnya disebut “nz”) setelah saya edit dan dapat ijinnya saya upload suratnya untuk pembaca jalahati…beberapa hal telah sengaja dihilangkan karena alasan privacy)

Aku bingung mau nulis subject apa, haha. biasanya langsung reply seh, tapi kalo gak pernah bikin subject baru nanti kamu yg bikin, kan saya jadi sungkan

2 minggu lalu ada gempa cukup besar di christchurch. 7,1 skala richter. jalanan beraspal gak bisa dilewati karna rusak berat. hebatnya gak ada yang mati, dan gak ada bantuan dari negara lain kayak kalo kita dapat bencana. saya malah sempat punya rencana mau jadi volunter biar ada kesibukan. ternyata mereka gak butuh sukarelawan, semua yg orang yg kerja di dapur umum ato seksi sibuk lainnya dibayar sama pemerintah, bahkan penduduk yg gak bisa kerja karna gempa dibayar 350$ seminggu. hebat yah?

saya tanya kapan pemerintah mewajibkan pembangunan gedung/rumah dengan standar tahan gempa, ternyata sudah sekitar tahun 70'an. saya tanya lagi apa samasekali gak ada koruptor di sini, katanya ada. yang terakhir ada yg korupsi sekitar 1000 dolar. pake duit pemerintah buat beli film porno, dimasukkan di nota perjalanan dia. "silly,eh?" katanya. Hah, itu saja?! mungkin kalo di indonesia akan dilewati, 6 juta saja. mungkin juga tidak, orang kita kelihatan senang berurusan dengan pornografi.
saya juga jadi ingat kata bapak saya waktu saya cerita kalo di sini mobil2 langsung berhenti waktu ada yg nyebrang, katanya kalau orang punya cuman sedikit bakalan lebih menghargai daripada kalo punya banyak. lha nz kan cuman punya 4 juta orang, jadinya lebih berharga dong daripada indonesia yg punya 200juta. kok saya jadi takut, lha ternyata pemerintah malah seneng kalo ada bencana. saya takut mereka pikir 'lumayan berkurang 1000 orang,..'

ironis yah? kita yg katanya punya emas, susah mau hidup agak enak. saya sempat berpikir kalo semakin kaya sumber daya alamnya semakin miskin rakyatnya. kayak afrika yg punya berlian. kayak jepang yg saking 'gak punya apa-apa' sampe harus memeras otak bikin teknologi terbaru dan termutakhir demi memakani rakyatnya. tapi ternyata gak juga. nz hidup dari bertani, berkebun, dan berternak. gak punya tambang kayak australia, gak punya honda, gak punya microsoft tapi tetep bisa menjamin kesejahteraan rakyatnya. bahkan saya dengar banyak bikin perjanjian2 menguntungkan dengan negara lain karena nz menyuplai sebagian makanan mereka.
seperti yang sering dibicarakan orang; muda foya2 (anak mudanya susah disuruh sekolah. senengnya kerja buat beli minum dan ganja, haha), tua cukup kaya, mati masuk surga (kan bayar pajak, sebagian pajaknya buat membantu negara2 lain koyo to; kita, pakistan, afrika)
nz punya batu bara, tapi gak terlalu banyak dan kualitasnya gak bagus, pastinya gak cukup lah buat menghidupi 4 juta orang. cos saya bilang sebelumnya gak punya tambang. saya coba cari di wikipedia berapa persisnya tapi sayangnya gak ketemu. ada minyak metah juga yg cuman sepersepuluh kebutuhan 'minyak matang' mereka.
1000 nzd itu korupsi terbesar saat ini, kalo politikus yg korupsi dana perjalanan dgn beli film hotel itu sebenarnya cuma korupsi 20 nzd.. intinya mencuri tetap mencuri :)

miss you so much. let me know something about you ;)


(berikut ini adalah email jawaban saya….)

Inti surat elektronikmu adalah bahwa keterbatasan, kekurangan dan kelemahan membuat tertekan, bisa membuat terpuruk atau justru bangkit. Tertekan, selanjutnya disebut tekanan bisa menghasilkan energi, kekuatan linuwih....

Secara iptek marilah anggap tekanan adalah energi.... ndak usah repot-repot kenali semua jenis tekanan lho.
Kita tergoda juga untuk menyimpulkan bahwa negara dan bangsa indonesia diurus secara salah oleh orang-orang bersalah. Bahkan, rasanya negeri kita terkutuk.... seorang teman di facebook bikin status pagi ini begini: "jangan tanya apa yang bisa kau perbuat bagi negaramu, bertanyalah apa yang bisa dilakukan negara untukmu... " (Ungkapan Kennedy yang dibalik jadi paradoksal)

segini dulu ya, kabarku sehat, semangat dan tambah lucu... imanku diperbarui secara revolusioner. Kau boleh jadi apa saja, dan melakukan apa saja, tapi yang penting tetaplah PERCAYA (meski nggak ngerti) pada pria gondrong yang aneh tapi hangat, Yesus Kristus. 


Andreas & Petrus

13 September 2009

Sebuah Rekomendasi Meraih Mimpi

Enaknya memiliki blog sendiri seperti ini adalah saya bisa belajar menulis banyak hal. Kali ini saya mencoba menulis review atau merekomendasikan beberapa film yang semoga bisa memperkaya teman-teman. Ok, sembari belajar, simak saja beberapa rekomendasi berikut:

3d movie, meraih mimpi, sing to the dawn
Meraih Mimpi
Sutradara : Phil Mohamad Mitchell
Penulis : Philip Stamp, Nia Dinata
Pemain : Gita Gutawa, Patton ‘idola Cilik’, Uli Herdinansyah, Surya Saputra, Shanty, Cut Mini

Satu-satunya alasan saya merekomendasikan film ini adalah karena ini adalah film animasi 3D Indonesia! Proficiat!
Film ini awalnya berjudul "Sing To The Dawn" yang diadaptasi dari buku karya Minfong Ho dengan judul yang sama. Bercerita tentang kakak beradik yang berusaha melindungi tempat tinggal mereka dari kontraktor penipu. Film ini juga mengajarkan anak-anak untuk mencintai binatang dan lingkungan dan tak berhenti bermimpi dan berjuang.

Diproduksi oleh Infinite Frameworks (IFW), studio animasi yang berpusat Turi Beach Resort Batam, Indonesia selama tiga tahun dan memakan biaya sebesar 5 juta dollar AS. Hampir seluruh animator yang mengerjakan proyek ini adalah orang Indonesia.
Film Sing to The Dawn selesai dibuat pada tahun 2008, dan mulai didistribusikan ke berbagai negara mulai dari Singapura, Korea, dan Rusia. Sing to The Dawn tidak langsung diluncurkan ke Indonesia karena Infinite Frameworks ingin memperkenalkan Sing to The Dawn ke penonton luar terlebih dahulu.
Sing to The Dawn baru dilokalisasi ke dalam versi Indonesia pada tahun ini dengan judul Meraih Mimpi. Nia Dinata direkrut untuk membantu proses script writing dan Erwin Gutawa diminta langsung untuk mengkomposisi ulang musik yang akan mengiringi film.
3d movie, meraih mimpi, sing to the dawn 3d movie, meraih mimpi, sing to the dawn


movie, last chance harvey, dustin hoffman, emma thompson
Last Chance Harvey
Sutradara & Penulis : Joel Hopkins
Pemain: Dustin Hoffman, Emma Thompson, Kathy Baker, James Brolin, Eillen Atkins

Buat kamu yang menyukai drama komedi romantis, agak satir mungkin, simpel tapi tidak biasa, mungkin ini film yang kamu cari. Dua nama pemeran utama film ini juga bisa menjadi jaminan ke"tidak biasa"an itu. Dustin Hoffman & Emma Thompson keduanya pemain watak peraih Oscar. Ceritanya mengalir dengan fokus pada kehidupan cinta 2 orang yang memasuki usia paruh baya. Cinta justru mempertemukan keduanya di saat mereka merasa sudah kehilangan semuanya. Menonton film ini mengingatkan saya akan film "Before Sunrise" yang dibintangi Ethan Hawke & Julie Delpy.


movie, inglorious basterds, brad pitt, quentin tarantino
Inglorious Basterds
Sutradara & Penulis: Quentin Tarantino
Pemain: Brad Pitt, Eli Roth, Christoph Waltz, Til Schweiger, Harvey Keitel, Mélanie Laurent, Diane Kruger

Brad Pitt beradu akting lagi dengan Diane Kruger setelah sebelumnya bertemu di "Troy". Kali ini lebih mungkin intim. Mengambil setting Perang Dunia II, "The Basterds", merupakan satu grup tentara Yahudi-Amerika pimpinan Lt. Aldo Raine (Pitt) yang sengaja dibentuk untuk menyebar teror dan membunuhi secara brutal pasukan Jerman. Suatu hari "The Basterds" bertemu dengan Shosanna Dreyfus seorang wanita keturunan Yahudi-Perancis yang menjadi buronan Nazi karena ia saksi dari pembantaian tentara Nazi atas keluarganya. Mereka lalu bekerjasama menuntaskan dendam atas kekejaman tentara Jerman.
Hal lain yang membuat film ini layak ditonton adalah sang sutradara Quentin Tarantino (Pulp Fiction, Rock n Rolla). Sebuah nama yang menjadi jaminan kualitas sebuah film.


movie, twilight new moon, kristen stewart, robert pattinson
Twilight Saga: New Moon
Sutradara: Chris Weitz
Pemain: Kristen Stewart, Robert Pattinson, Taylor Lautner, Ashley Greene

Ah, mungkin ini film yang paling ditunggu jutaan penonton di seluruh dunia. Film vampir yang paling dinanti para wanita dan ABG. Eits, bukan masalah gender nih. Sebabnya, selain karena novel jalinan Stephanie Meyer ini sudah terlebih dulu menjadi best seller plus film sebelumnya "Twilight", sukses menjadi Box Office di seluruh dunia, film ini memang fully romantis, jauh dari kesan horror tipikal film vampir atau werewolf, apalagi sampai berdarah-darah. Kisah percintaan antara manusia Bella Swan (Kristen Stewart) dengan vampir Edward Cullen (Robert Pattinson) ini masih menjadi magnet yang kuat. Bumbu baru dalam film sekuel ini adalah kisah cinta segitiga antara Bella, Edward, dan Jacob Black (Taylor Lautner) -werewolf- yang hadir dalam kehidupan Bella disaat Edward jauh. Alice Cullen (Ashley Greene), vampir yang cemburu menjadi ancaman baru bagi Bella. Tertarik? Tahan sampai 20 November 2009 ya...

(pToe!)

10 Agustus 2009

Romantisme Mbah Surip

Saya membayangkan, ketika dulu almarhum Mbah Surip menciptakan lagunya "Tak Gendong" di bawah salah satu jembatan di Amerika (entah jembatan apa, di kota mana)... Saat itu Mbah sedang melepas lelah setelah seharian bekerja, mungkin. Atau mungkin juga saat itu ia sedang iseng duduk-duduk di sana sambil menikmati pemandangan. Atau, bisa jadi Mbah sedang membayangkan kampung halamannya di Mojokerto. Hatinya sedang rindu pulang. Rindu keluarganya.
Pikirannya melayang-layang sampai akhirnya matanya tertumbuk sepasang kekasih yang sedang menghabiskan waktu sore mereka dengan menikmati matahari terbenam. Tubuh mereka yang bertautan saling berbahasa; aku ingin selalu bersamamu. Aku akan ikut kemanapun kamu pergi...
Hmm, namun mungkinkah inspirasi itu justru timbul dari romantisme seorang gembel dengan trotoar jalan di satu sudut sempit, kotor dan terabaikan? Mungkin saja...
Romantisme cinta & kejujuran yang murni dari sepasang kekasih, antara gembel dengan baju dekil dan sudut kotornya yang terabaikan, atau... mungkin dari hal-hal yang jauh lebih sederhana. Rasa itu menyambangi hati Mbah Surip yang terbuka bagi cinta dan kepasrahan, berproses lalu terlahir baru dalam rupa karya yang juga sederhana, jujur dan romantis, berbalut kejenakaan seorang Mbah Surip.

(ptoe!)