Tampilkan postingan dengan label karikatur politik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label karikatur politik. Tampilkan semua postingan

19 Mei 2012

Membidik Sekolah Bermutu


Kalau biaya untuk bersekolah di sekolah bermutu saja tidak terjangkau, bagaimana mungkin pendidikan bermutu bisa tercapai?

02 September 2010

Demi Hubungan Baik

Ketika pemimpin bangsa kita selesai berpidato 'menenangkan' rakyatnya yang mulai gerah dengan tingkah polah negara -yang katanya- tetangga baik, seperti biasa, digelarlah acara yang isinya tanggapan, persepsi, argumentasi atas pidato tadi di banyak stasiun televisi. Buat saya jelas. Alasan-alasan yang dikemukakan di awal pidato, semuanya didasarkan pada ; demi hubungan baik selama ini dan banyaknya hal menguntungkan kedua negara yang perlu dijaga. Atas dasar-dasar tadi pemerintah kita selama ini bertindak sangat hati-hati. Mungkin malah terlalu berhati-hati. Buat si tetangga yang katanya baik tadi, apapun yang menguntungkan mereka pasti akan dilakukan, termasuk mengambil hak dan/atau milik bangsa lain. Hehehe... saya tidak bermaksud provokasi loh...

Lalu, jika hubungan baik itu bisa terjaga selama ini, mengapa sekarang kasus curi-mencuri jadi begitu sering? Si Tetangga juga seakan makin tidak tahu malu bahkan seperti menantang? Pemimpin kita yang memble atau Pemimpin Tetangga yang rese sih? Maklum, negara boleh sama, tapi pemimpinnya kan gonta-ganti. Kalau ini benar... jiahhh... berarti lagi-lagi masalah kepemimpinan. Tidak ada negara atau bangsa yang buruk. Yang ada adalah pemimpin yang buruk.

karikatur, charicature, Indonesia, Malaysia, politik, batas wilayah negara

20 April 2010

Ketinggalan Berita

Bukan hal aneh jika sekarang kebanyakan orang hapal berbagai acara televisi. Di stasiun mana dan kapan. Ibu rumah tangga, karyawan-karyawati, orang tua sampai anak-anak mungkin kini punya jam biologis yang terkonek dengan jam sinetron "A" di (stasiun tv) "B", jam reality show terpopuler "anu" di "itu", atau jam acara-acara berita yang dikemas dalam warna dan packaging yang semakin menarik. Tidak peduli benar atau keliru, yang penting terkini dan terdepan. Istilah para blogger, pertamaaxxx...! Kalau sudah begini, jangan sampai ketinggalan berita. Ga ngetren nanti....

 breaking news, berita, nonton bareng, sekilas info

18 April 2010

Markus Selebriti

Para penjahat, koruptor, makelar kasus, mafia pajak, dan lain-lain, yang masuk TV dan diberitakan siang malam, menjadi tidak kalah kondang dengan para selebritis. Pemberitaan mereka diberbagai media cetak dan terlebih elektronik pun, tidak kalah dengan acara reality show atau sinetron terlaris saat ini. Pertanyaannya, mereka malu atau tidak, ya?
Saya membayangkan, kalau mereka tidak malu, jangan-jangan mereka bakal ikutan acara TV semacam "Take Me Out" atau "Take Him Out" yang sedang laris manis saat ini. Atau lebih gila lagi, dibuat acara semacam itu tapi khusus untuk para penjahat kerah putih tadi! Ha ha ha... mau ikutan?

karikatur, charicature, makelar kasus, mafia pajak, take celebrity out

14 April 2010

Perang Bintang

Bagai sinetron bersambung, kisah Mantan Kepala Bareskrim, Komjen Susno Duadji kini menjalani babak kedua. Dalam "kisah Cicak dan Buaya" yang lalu, Susno tersandung, jatuh, lalu ditimpa tangga. Tangga sengaja dijatuhkan oleh institusi yang selama ini dibelanya. Lho? Selama ini Pak Susno membela bangsa dan negara atau membela institusi, sih? He he he... kalau sekarang sih jelas membela (diri dan) negara, toh!
Bagaimanapun, keberanian menentang kejahatan luar biasa di negara ini, perlu dan penting untuk didukung. Kejahatan yang dilakukan para pemegang bintang kehormatan ini benar-benar membuat negara pusing tujuh keliling. Para blogger, ingat... hanya puyer bintang tujuh yang ga pernah bo'ong!


susno duadji, makelar kasus, korupsi indonesia, super susno

04 November 2009

Alasan Buaya Murka Pada Cicak

Bagian terakhir dari seri karikatur negeri adalah -masih- perseteruan Polri & Komisi Pemberantasan Korusi (KPK) yang memuncak dengan ditahannya 2 pimpinan KPK nonaktif Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, dengan alasan yang...ga banget deeeh!
Satu lagi dagelan gress negeri ini. Unjuk taring & kuasa. Prestasi gemilang Polri menangkap gembong teroris yang lalu, bisa terkubur dengan cepat kalau terus takabur seperti saat ini. Jati diri bangsa sedang dipertaruhkan sekarang, di tangan para pemimpin negeri ini.

Buaya vs Cicak, KPK, Polri, Daud vs Goliath

Sepakan Telak Wakil Rakyat Untuk Rakyat!

2 Karikatur dalam Seri Karikatur Negeri 2 adalah mengenai wakil-wakil rakyat di DPR/MPR dan Kabinet Indonesia Bersatu II. Saya berharap, kenyataan aksi para wakil kita di lapangan tidak seperti karikatur yang saya buat. Bisa ditebak ending-nya jika para wakil kita (lagi-lagi) hanya mementingkan diri atau golongannya sendiri.
wakil rakyat, DPR MPR
Lalu, karikatur yang kedua ini, ha ha ha... Saya tidak menyangka, Pak SBY punya selera humor yang sangat tinggi! Atau jangan-jangan dia tidak bercanda... (Nah loh!). Rencana kenaikan gaji Presiden, para Menteri, dan pejabat setingkat Menteri itu loh... (jangan-jangan yang di DPR/MPR juga ikut minta)
Dengan alasan bertahun-tahun tidak naik, trus sekarang mau dinaikan? Terkesan wajar sih, dan meskipun sudah diembel-embeli pernyataan bahwa APBN 2010 tidak terbeban dengan kenaikan gaji ini, tapi kok tetap saja... ga banget deeeh!

Naik gaji itu, pertimbangannya hanya sebatas rutinitas saja ya? Tiap tahun, tiap 2 tahun, dsb. Kalau PNS ataupun pegawai swasta dengan gaji pas-pasan tiap bulannya minta naik gaji, saya kira masih wajar tiap tahun naik gaji. Itupun biasanya diikuti kenaikan harga barang & kebutuhan pokok. Nah, kalau Menteri yang gaji plus tunjangan plus fasilitasnya sudah mencapai minimal 20 juta perbulan, apa masih kurang? Ya, jelas kuranglah, namanya juga manusia, tidak pernah merasa cukup apalagi kalau masih ada kesempatan di depan mata.

Bagaimana dengan pertimbangan moral, nurani, apakah masih pantas? Bandingkan dengan hak & kepantasan yang diterima para pahlawan negeri ini yang berjuang di jaman merebut kemerdekaan dulu. Apakah TIAP mereka, TIAP keluarga mereka, sudah mendapatkan hak & kepantasannya hingga kini? Apakah para nelayan & petani Indonesia yang bekerja keras bertahun-tahun untuk memberi makan bangsa ini, sudah mendapatkan hak & kepantasannya? Sudahkah para pejuang lingkungan hidup di daerah-daerah terpencil & kemanusiaan negeri ini mendapat kepantasannya?

Kalau kita yang buruh ini, dipotong gajinya karena terlambat masuk kerja, tidak mendapat uang kerajinan karena dinilai tidak berprestasi, & masih banyak yang membiayai sendiri kesehatan mereka, apakah aturan yang sama berlaku bagi Presiden, para Menteri & Wakil rakyat yang sesungguhnya mengabdi pada rakyat?
Semoga ini hanya guyonan Pak SBY, buat rakyatnya yang masih trauma oleh gempa beruntun.

wakil rakyat, DPR MPR, menteri RI, kabinet indonesia bersatu

Karikatur Negeri

Ah, akhirnya bisa posting lagi setelah melewati hari-hari yang sibuk. Meski tidak sempat menulis, saya membuat beberapa coretan tentang beberapa kejadian yang sedang dan masih berlangsung di negeri tercinta ini. Saya bagi 3 postingan saja ya supaya tidak terlalu berat loadingnya, he he he...

Karikatur pertama tentang 15 janji yang dicanangkan Presiden SBY sejak ia berkampanye. Antara lain ;
pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,
tingkat kemiskinan & pengangguran turun (Horee!!),
peningkatan pendidikan (mudah-mudahan yang meningkat mutunya, bukan biayanya!),
melanjutkan pengobatan gratis bagi yang tidak mampu (memang selama ini sudah berjalan ya? aksinya atau slogannya nih? he he he).
Lalu, meningkatkan swasembada pangan (berarti, seharusnya petani & nelayan Indonesia menjadi makmur toh? Setidaknya ndak punya utanglah),
penambahan energi daya listrik secara nasional dan BBM terbarukan (serius nih? PLN kayaknya lagi hobi matiin listrik tuh. Gas juga hobinya ngilang -ini gas atau tuyul sih?),
pemerataan pembangunan infrastruktur,
peningkatan pembangunan rumah rakyat (asal jangan diimbangi dengan penggusurannya),
pemeliharaan lingkungan terus ditingkatkan (termasuk menertibkan pembalak hutan liar yang dibeking pejabat lho, Pak!).
Hmm, garis bawahi juga yang ini; meningkatkan pertahanan dan keamanan,
reformasi birokrasi, pemberantasan korupsi terus ditingkatkan,
otonomi daerah dan pemerataan daerah ditingkatkan, demokrasi dan penghormatan terhadap HAM makin ditingkatkan dan meningkatkan peran Indonesia makin ditingkatkan di dunia internasional.

15 janji presiden, SBY, Susilo Bambang Yudhoyono, target pemerintah



26 September 2009

Antara Pemerintah, KPK, dan Koruptor

KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) gonjang ganjing. Panas. Digoyang sana sini. Berawal dari skandal salah satu pimpinan KPK, Antasari Azhar, cerita lalu meluas. Kesempatan ini nampaknya tidak disia-siakan oleh mereka yang selama ini mungkin gerah dengan keberadaan KPK. Ada baiknya teman membaca dulu kolom Pak Bersihar Lubis di sini. Saya sependapat mengenai masalah bias hubungan antara oknum dan lembaga. Persoalannya adalah jika masalah ini sengaja dibias-biaskan oleh pihak-pihak yang 'gerah' tadi apalagi jika mereka punya kuasa.

charicature, KPK, korupsi, illustration, karikatur

Hal ini nampaknya makin runyam -tapi disambut baik oleh si pihak gerah- ketika SBY berinisiatif mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) penunjukan Pelaksana Tugas (PLT) pimpinan KPK. Hal tersebut segera mendapat tanggapan keras baik dari KPK sendiri juga dari -antara lain- Indonesia Corruption Watch (ICW), tentunya dengan berbagai alasan dan pertimbangan. (pToe!)

charicature, KPK, korupsi, illustration, karikatur

17 Agustus 2009

Dirgahayu Indonesiaku

Genap 64 tahun usiamu kini. Namun rupamu semakin carut marut, dinodai bangsamu sendiri. Nasionalisme masih menjadi hal yang nyata tapi sekaligus absurd/abstrak seperti halnya terorisme sekarang ini. Misinya nyata tapi visinya absurd. Atau sebaliknya. Katanya Nasionalis tapi pandangannya sempit dan cenderung nyaman dalam tempurungnya sendiri. Katanya untuk kepentingan negara tapi nyatanya lebih banyak dicuri untuk kepentingan golongan. Katanya menjunjung demokrasi padahal hanya topeng mencari kekuasaan. Di mimbar dan media massa teriak "Rakyatku nomor 1!", sementara dalam pikiran dan tindakan menggumam "Rakyat nomor 1...setelah Golonganku." Kepentinganmu selalu dibiaskan oleh kepentingan-kepentingan kecil yang lahir dari kepala-kepala besar yang pintar namun bermental kecil. Dari Egoisme raksasa tapi berhati kerdil. Ketegaran dan wibawamu perlahan tapi pasti digerogoti habis. Genap 64 tahun usiamu Ibu. Semoga usiamu cukup untuk melihat kebangkitan negeri ini lagi. Meraih kejayaan seperti dulu. Merebut lagi kemerdekaan. Selamat panjang umur Ibu. Dirgahayu Indonesiaku.