31 Agustus 2022

Sang Profesor Sapi

Inspirasi agung dari Temple Grandin tentang penghargaan hidup kepada hewan. Foto: Rosalie Winard

Temple Grandin
Hidup sebagai manusia normal pada umumnya saja sering kesulitan. Apalagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Misalnya kamu memiliki Autisme atau ADD (Attention Deficit Disorder) atau ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Jangankan memusatkan perhatian (dalam waktu relatif lama), mau diam aja sulit! Gangguan ini terjadi karena ada gangguan pada saraf otak. Mereka yang sudah memiliki gangguan seperti ini saja masih ditambah seringkali dirundung (bully) dan mendapat perlakuan tidak adil. Misalnya toilet umum yang tidak tersedia bagi mereka yang berkursi roda.


Mary Temple Grandin adalah seorang profesor perempuan di bidang saintis hewan di Universitas Colorado, Amerika Serikat. Temple merupakan anak tertua dari 4 bersaudara. Di usia 2 tahun ia didiagnosa menderita kerusakan otak (yang kemudian tidak terbukti). Usia 3,5 tahun dikatakan memiliki disleksia karena belum juga bisa berbicara. Ketika remaja ia didiagnosa sebagai penyandang autistic savant atau penyandang autisme dengan sindrom savant. Artinya penyandang autis tapi brilian bahkan jenius! Ini nyata loh, kawan!
Temple, yang 29 Agustus lalu genap berusia 75 tahun, sampai saat ini juga menjadi motivator perihal autisme dan saintis. Wah, selamat ulang tahun ya, Eyang Temple... Selain itu ia juga ahli peternakan khususnya sapi (ethical livestock handling). Saya sengaja tebelin kata "ethical". Kenapa mesti etis? Apa bedanya peternakan etis dengan tidak etis? Hubungannya apa antara industri pengolahan daging dengan etika?


Penyandang autisme yang mampu melihat lebih "sempurna"
Tesis S2 Temple yang meneliti tentang lenguhan sapi, mendapat banyak cibiran walaupun sudah mendapat apresiasi tinggi dari majalah "Cattle" dengan menyebut teknologi ciptaannya sebagai mahakarya. Ini contoh kasus nyata seperti yang saya katakan di awal ya. Sudah dapat label mahakarya aja masih dicibir loh! Hanya karena dia unik, punya cara & pendekatan yang aneh, dan seorang perempuan di dunia kerja yang mayoritas laki-laki. Menilai fisik saja tanpa relevansi dengan konteks. Dunia beruntung karena Temple tidak menggubris gunjingan dan cibiran yang dilemparkan kepadanya. Ia memilih keras kepala dan pantang menyerah. Mungkin karakter ini juga yang membantunya bisa terus fokus ya... Singkat cerita, akhirnya Temple berhasil meyakinkan pemilik peternakan untuk membuat desain khusus prosedur pemotongan sapi berdasarkan riset dan rancangannya.
Teknologi ini diciptakan Temple dari keprihatinannya ketika melihat cara memperlakukan sapi potong yang dinilainya tidak menghormati hidup si sapi. Tidak berperikebinatangan gitu. "Mereka bukan benda mati loh... Mereka makhluk hidup yang layak kita hormati. Terlebih lagi kita kan bergantung pada sapi-sapi ini" Begitu mungkin argumen Temple saat itu.


Namun fakta memang menyatakan bahwa sapi-sapi yang stres ketika akan dipotong, menurunkan kualitas daging. Belum lagi inefisiensi dalam proses pemotongan, mulai dari mengarahkan sapi dari kandang hingga ke tempat penjagalan yang mengakibatkan pada besarnya biaya.
desain konstruksi penanganan sapi potong rancangan Prof. Grandin

Menurut Organization of Economic Cooperation and Development (OECD) berdasarkan data tahun 2021, konsumsi daging sapi dunia rata-rata sebesar 6,4 kg per orang. Indonesia sendiri membutuhkan rata-rata 2,2 - 2,5 kg per orang dikali sekitar 270 juta jiwa. Nah, total berapa ratus ribu ton per tahun tuh? Bayangkan kalau ga ada daging sapi, mau kamu diganti makan daging tikus?! Saya mending ganti daging babi! Oops! Hehehe...


Temple yang unik, memiliki perspektif yang unik juga, kawan. Pengamatannya juga tajam. Bagaimana tidak, ia bisa memahami bahwa seekor sapi yang tau akan dipotong sekalipun bahkan bisa berlaku tenang, percaya, dan pasrah untuk dijagal, jikalau manusia memperlakukan dan menjaga mereka dengan sepantasnya. Aneh tapi nyata tapi ilmiah! Bisa dibuktikan! Kini teknologi ciptaan Grandin digunakan dalam peternakan sapi modern di seluruh dunia.

Video Cattle Handling Facility Design for Meat Plants - Temple Grandin

The Woman Who Thinks Like A Cow
Temple memberikan lebih banyak hal penting kemudian bagi dunia saintis hewan dan terutama bagi para orangtua dengan anak berkebutuhan khusus (mostly autism). Ia memberikan insight dari perspektif seorang penyandang autisme. Buat saya itu ibarat berlian langka. Dunia termasuk kita bisa belajar banyak bagaimana menjadi manusia yang lebih mulia dari seorang Temple, profesor unik dan istimewa yang berpikir seperti seekor sapi. Kalau dia bisa belajar menjadi manusia yang mulia dari seekor sapi, kenapa kita tidak?

Video Temple Grandin: Animals Make Us Human - kolbester

Fokus Pada Kepantasan
Berfokus pada satu tujuan apalagi dalam waktu lama seringkali sulit dilakukan. Ada penyebab dari luar maupun dalam. Kita pasti berharap mendapat dukungan moril ataupun materiil dari kerabat, sahabat, bahkan pejabat. Dukungan doa, like, love, jempol, review dan komen positif pun membahagiakan kita. Kita jadi makin semangat, makin fokus dalam berupaya dan berkarya. Buruk ceritanya jika yang kita dapat justru cemooh atau kritik. Kritik yang katanya membangun sekalipun (membangun cangkemmu). Menjaga fokus & mental saat diusik bisa jadi tidak hanya sulit bahkan membuat kita terpuruk gagal lalu mental down.
Entah mengapa manusia cepat bereaksi pada sesuatu yang berbeda, aneh, asing... Hati & mulut manusia didesain dengan luar biasa dan kompleks. Hatinya bisa tulus memuji namun juga tergoda untuk mencemooh. Dan dari lidah yang sama menjulurkan madu serta bisa. Manusia menjadi makhluk paling agung diantara makhluk ciptaan Tuhan. Tapi bisa melakukan perbuatan paling terkutuk. Semua bergantung pada manusianya. Anugerah Tuhan memang cuma-cuma diberikan, tetapi kepantasan menerimanya harus dibuktikan.


Jika sempat mampirlah ke situs ini untuk mengenal Dr. Temple Grandin lebih dekat.

"I think using animals for food is an ethical thing to do, but we've got to do it right. We've got to give those animals a decent life, and we've got to give them a painless death. We owe the animals respect" —Temple Grandin



Sumber:
Wikipedia https://en.m.wikipedia.org/wiki/Temple_Grandin
Situs Temple Grandin https://templegrandin.com/
Temple Grandin (NHD 2017 documentary entry) - Nessie Hannasus https://youtu.be/pMBjxyuXhtc
Sumber-sumber lain

30 Agustus 2022

Where Does My Heart Beat Now?



Celine Dion
Judul di atas diambil dari single penyanyi wanita kelahiran Charlemagne, Quebec, Canada yang bernama lengkap, CĂ©line Marie Claudette Dion, tahun 1990. Lagu atau single "Where Does My Heart Beat Now" ini membuat nama Celine Dion yang saat itu berusia 22 tahun dikenal luas publik mancanegara. Namanya naik daun ke jajaran salah satu pendatang terbaik saat itu. Single tadi menjadikannya artis Perancis-Kanada pertama yang berhasil duduk di 10 tangga lagu teratas di US Billboard Hot 100 (peringkat 4). Tak hanya single hits tadi yang melambungkan Celine tapi juga karena dia artis paket lengkap. Whole Package kalau istilah yang digunakan jeng Maia, salah satu juri Indonesian Idol. Sehingga kemudian Celine menapak secara pasti ke deretan artis penyanyi papan atas dunia hingga menjadi seorang Diva. Ia diberi banyak julukan, salah satunya: "Queen of Power Ballads".
Buat yang belum tahu lagunya seperti apa, boleh lihat videonya:


Proses
Walaupun Celine merupakan artis paket lengkap dengan kemampuan di atas rata-rata, ternyata perjalanan panjang dan berliku ia temui di awal karirnya. Butuh sekitar 10 tahun sampai akhirnya ia sukses sebagai penyanyi.
Nasib baik berpihak padanya hingga tanpa waktu panjang setelahnya, nama Celine Dion langsung meroket. Saya mau mengatakan bahwa dengan talent luar biasa yang dimiliki Celine pun butuh waktu yang cukup lama untuk dikenali publik luas apalagi sampai mancanegara. Butuh perjuangan keras tanpa letih dari Celine Dion yang terlahir di keluarga besar tapi tergolong miskin. Di usia 21 tahun, ia nyaris kehilangan suaranya akibat cedera. Perjuangan dan kesabarannya berbuah manis pada akhirnya. Dan pengalaman dari proses panjang yang ia alami, menempa Celine Dion. Tidak serta merta tetapi ada proses yang ia tempuh.

>>>pembaca yang budiman, bantu kemajuan Jalahati dengan menjadi pendukung/donatur di Karyakarsa.com/jalahati. Terima kasih banyak<<<

Mental
Di masa ini dengan kendaraan media sosial yang melaju sangat cepat hingga mampu "mengikis" waktu proses sedemikian rupa, berdampak pula pada titik waktu seseorang dikenali publik. Seseorang bisa dengan cepat dikenali oleh publik hingga tingkat mancanegara. Istilahnya "Viral". Dalam hitungan detik (di bawah 1 menit), nama seseorang atau suatu peristiwa bisa meledak dan menggoyang dunia maya. Sayangnya memang, hal ini bisa berlaku secara positif ataupun negatif. Seorang maling ayam bisa saja viral di jagat Instagram atau seorang pawang hujan sukses "memindahkan" hujan lebat ke jagat Youtube dan membuat warga maya basah kuyup keheranan. Ada yang merespon "Wow!" tetapi ada juga yang komen, "Dasar kadrun!" Eehhh... salah, itu komen buat postingan yang lain (maap pemirsa. Piss).


Laju cepat ini menurut saya berdampak juga pada tataan dan proses terbentuknya mental seseorang ataupun suatu masyarakat. Bukan hanya menurut saya sih karena sudah lama dan banyak yang menyebutnya dengan istilah "mental instan". Hanya saja menurut saya mental instan saat ini sudah berubah dari mental instan yang dulu sudah dikenal.

Healing
Saya tidak menyalahkan mereka yang bermental instan. Saya pun kadang bermental instan khususnya kalau urusan duit. Pinginnya dapat untung gede dengan cepat tanpa kerja berat. Haaa... sama ya dengan anda?! Apalagi generasi terakhir ini yang memang terlahir di era serba instan. Walaupun tidak berarti setiap anak yang terlahir di era ini akan bermental instan ataupun mendewakan hal-hal instan apalagi anti proses panjang. Kita kan tidak bisa memilih mau dilahirkan dimana atau kapan. Nah, setelah dewasa, baru bisa memilih dan berjuang mau menjadi orang seperti apa. Apakah mental seperti ini melulu jelek? Semoga tidak. Apakah sedikit-sedikit "Healing" hanya sekedar tren yang akan memudar atau memang indikator mental instan akut? Saya tidak tahu dan tidak punya kapasitas menjawab. Hanya jelas prihatin dengan orang yang gampang mengeluh, dikit-dikit butuh rileksasi, inginnya serba cepat & mudah, kerja dikit atau asal tapi merasa berhak dapat untung banyak. Gawat juga kalau memang begitu. Hati-hati, kawan. Akar korupsi tuh...

Degup Jantung
Kembali ke Celine Dion. Saya mensyukuri Celine. Kehadirannya mewarnai hidup kita dengan suara dan kharisma positifnya. Mendengarkan suaranya sudah merupakan "healing" tanpa harus pergi jauh-jauh. Mendengarkan suaranya (masih) membuat jantung banyak orang berdegup lebih hidup. Apalagi saat mendengarkan lagu "My Heart Will Go On".


Saya mensyukuri kesabaran dan passion menyanyi yang dimilikinya yang kemudian menjadi berkat bagi banyak orang. Passion yang juga menginspirasi banyak orang. Tak heran jika ia banyak banget diganjar berbagai penghargaan dunia termasuk 5 Grammy Award, menelurkan lebih dari 25 album sepanjang 42 tahun karir musiknya, menjadi salah satu dari 3 penyanyi pop paling sukses secara komersil, dan menjadi panutan banyak penyanyi generasi setelahnya. Anda bermental baja atau bermental instan akan tetap merasa kurang hidup jika tidak memiliki passion tadi. Memiliki passion akan menjaga jantung anda tetap berdegup. Jika degup hilang dan hati menjadi senyap, kita memang hidup tetapi mati.

Celine Dion saat ini sedang menghadapi banyak kesulitan khususnya masalah kesehatan. Pada 8 Desember 2022, lewat instagram video ia menceritakan dirinya sedang berjuang keras melawan penyakit. Pasalnya dokter mendiagnosa Celine mengidap penyakit langka yaitu Stiff Person Syndrome yang menyerang sistem syaraf pusat (otak). Penderitanya 1:1 juta orang. Kelainan ini mengakibatkan kejang-kejang, ketegangan pada otot (otot kaku sehingga susah digerakkan), sampai mengubah postur tubuh seseorang. Kejang otot bisa terjadi kapan aja, acak, antara lain oleh karena suara bising, tekanan emosional, dan sentuhan fisik ringan. Intinya brutal dan kejam banget nih penyakit!


Kondisi ini akan sangat menyulitkan penderitanya dalam melakukan kegiatan sehari-hari, bahkan yang paling sederhana sekalipun. Sayangnya sekarang belum ada obat untuk penyakit ini. Paling menyedihkan lagi bagi Celine adalah kesulitannya melakukan hal yang paling ia cintai sepanjang hidup yaitu bernyanyi. Passion bernyanyi ini pulalah yang sampai kini menyalakan harapan dan semangat Celine untuk tidak menyerah pada penyakitnya. Degup jantungnya masih dipenuhi tekad bertahan hidup. 4 bulan setelah pengumuman tadi, pada 13 April yang lalu, Celine merilis single terbarunya "Love Again". Liriknya bagus banget, ga hanya nyambung dengan filmya tapi juga dengan perjuangannya saat ini (Yup, ini adalah soundtrack film "Love Again" yang akan tayang bulan Mei 2023). Respect, love, hug, and miss you, Celine. Thank you so much!


Single terbaru Celine Dion: Love Again. Selamat menikmati.

27 Agustus 2022

Mencari Air Mata

image: pexels-clarissa-schwarz.jpeg
image: pexels-clarissa-schwarz.jpeg

Tangis Buaya dan Tangis Bombay
Menangis merupakan reaksi alami manusia saat merespon beragam hal atau peristiwa. Tidak hanya saat bersedih, tetapi berbahagia pun sering direspon dengan menangis. Dipercaya juga oleh para ahli bahwasanya binatang juga bisa menangis. Hmm... mungkin ini sebabnya ada istilah "air mata buaya" yaitu air mata pura-pura. Menangis menjadi ungkapan perasaan hati atau emosi manusia. Gelora rasa hati yang tak tampak, jika tak terbendung akan terpancar lewat genangan atau tumpahan air mata. Pasti pernah ngalamin ini ya, misalnya pas larut dalam film yang kamu tonton, tanpa sadar air mata merembes keluar. Ketika rindu mendalam pada orang yang kita sayangi atau saat ketakutan mencengkeram diri kita.

Secara saintis, ketika kita menangis, sistem saraf parasimpatis pada mata akan mengeluarkan hormon serotonin yang bisa membuat kita santai. Dengan menangis manusia melepaskan stres yang lebih banyak dan katanya lebih baik daripada tidur atau olah raga.

eitts belum selesai


>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, atau kasih tip di Karyakarsa.com/Jalahati<<<
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, atau kasih tip di Karyakarsa.com/Jalahati<<<
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, atau kasih tip di Karyakarsa.com/Jalahati<<<