Tampilkan postingan dengan label teknologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label teknologi. Tampilkan semua postingan

31 Agustus 2022

Sang Profesor Sapi

Inspirasi agung dari Temple Grandin tentang penghargaan hidup kepada hewan. Foto: Rosalie Winard

Temple Grandin
Hidup sebagai manusia normal pada umumnya saja sering kesulitan. Apalagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Misalnya kamu memiliki Autisme atau ADD (Attention Deficit Disorder) atau ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Jangankan memusatkan perhatian (dalam waktu relatif lama), mau diam aja sulit! Gangguan ini terjadi karena ada gangguan pada saraf otak. Mereka yang sudah memiliki gangguan seperti ini saja masih ditambah seringkali dirundung (bully) dan mendapat perlakuan tidak adil. Misalnya toilet umum yang tidak tersedia bagi mereka yang berkursi roda.


Mary Temple Grandin adalah seorang profesor perempuan di bidang saintis hewan di Universitas Colorado, Amerika Serikat. Temple merupakan anak tertua dari 4 bersaudara. Di usia 2 tahun ia didiagnosa menderita kerusakan otak (yang kemudian tidak terbukti). Usia 3,5 tahun dikatakan memiliki disleksia karena belum juga bisa berbicara. Ketika remaja ia didiagnosa sebagai penyandang autistic savant atau penyandang autisme dengan sindrom savant. Artinya penyandang autis tapi brilian bahkan jenius! Ini nyata loh, kawan!
Temple, yang 29 Agustus lalu genap berusia 75 tahun, sampai saat ini juga menjadi motivator perihal autisme dan saintis. Wah, selamat ulang tahun ya, Eyang Temple... Selain itu ia juga ahli peternakan khususnya sapi (ethical livestock handling). Saya sengaja tebelin kata "ethical". Kenapa mesti etis? Apa bedanya peternakan etis dengan tidak etis? Hubungannya apa antara industri pengolahan daging dengan etika?


Penyandang autisme yang mampu melihat lebih "sempurna"
Tesis S2 Temple yang meneliti tentang lenguhan sapi, mendapat banyak cibiran walaupun sudah mendapat apresiasi tinggi dari majalah "Cattle" dengan menyebut teknologi ciptaannya sebagai mahakarya. Ini contoh kasus nyata seperti yang saya katakan di awal ya. Sudah dapat label mahakarya aja masih dicibir loh! Hanya karena dia unik, punya cara & pendekatan yang aneh, dan seorang perempuan di dunia kerja yang mayoritas laki-laki. Menilai fisik saja tanpa relevansi dengan konteks. Dunia beruntung karena Temple tidak menggubris gunjingan dan cibiran yang dilemparkan kepadanya. Ia memilih keras kepala dan pantang menyerah. Mungkin karakter ini juga yang membantunya bisa terus fokus ya... Singkat cerita, akhirnya Temple berhasil meyakinkan pemilik peternakan untuk membuat desain khusus prosedur pemotongan sapi berdasarkan riset dan rancangannya.
Teknologi ini diciptakan Temple dari keprihatinannya ketika melihat cara memperlakukan sapi potong yang dinilainya tidak menghormati hidup si sapi. Tidak berperikebinatangan gitu. "Mereka bukan benda mati loh... Mereka makhluk hidup yang layak kita hormati. Terlebih lagi kita kan bergantung pada sapi-sapi ini" Begitu mungkin argumen Temple saat itu.


Namun fakta memang menyatakan bahwa sapi-sapi yang stres ketika akan dipotong, menurunkan kualitas daging. Belum lagi inefisiensi dalam proses pemotongan, mulai dari mengarahkan sapi dari kandang hingga ke tempat penjagalan yang mengakibatkan pada besarnya biaya.
desain konstruksi penanganan sapi potong rancangan Prof. Grandin

Menurut Organization of Economic Cooperation and Development (OECD) berdasarkan data tahun 2021, konsumsi daging sapi dunia rata-rata sebesar 6,4 kg per orang. Indonesia sendiri membutuhkan rata-rata 2,2 - 2,5 kg per orang dikali sekitar 270 juta jiwa. Nah, total berapa ratus ribu ton per tahun tuh? Bayangkan kalau ga ada daging sapi, mau kamu diganti makan daging tikus?! Saya mending ganti daging babi! Oops! Hehehe...


Temple yang unik, memiliki perspektif yang unik juga, kawan. Pengamatannya juga tajam. Bagaimana tidak, ia bisa memahami bahwa seekor sapi yang tau akan dipotong sekalipun bahkan bisa berlaku tenang, percaya, dan pasrah untuk dijagal, jikalau manusia memperlakukan dan menjaga mereka dengan sepantasnya. Aneh tapi nyata tapi ilmiah! Bisa dibuktikan! Kini teknologi ciptaan Grandin digunakan dalam peternakan sapi modern di seluruh dunia.

Video Cattle Handling Facility Design for Meat Plants - Temple Grandin

The Woman Who Thinks Like A Cow
Temple memberikan lebih banyak hal penting kemudian bagi dunia saintis hewan dan terutama bagi para orangtua dengan anak berkebutuhan khusus (mostly autism). Ia memberikan insight dari perspektif seorang penyandang autisme. Buat saya itu ibarat berlian langka. Dunia termasuk kita bisa belajar banyak bagaimana menjadi manusia yang lebih mulia dari seorang Temple, profesor unik dan istimewa yang berpikir seperti seekor sapi. Kalau dia bisa belajar menjadi manusia yang mulia dari seekor sapi, kenapa kita tidak?

Video Temple Grandin: Animals Make Us Human - kolbester

Fokus Pada Kepantasan
Berfokus pada satu tujuan apalagi dalam waktu lama seringkali sulit dilakukan. Ada penyebab dari luar maupun dalam. Kita pasti berharap mendapat dukungan moril ataupun materiil dari kerabat, sahabat, bahkan pejabat. Dukungan doa, like, love, jempol, review dan komen positif pun membahagiakan kita. Kita jadi makin semangat, makin fokus dalam berupaya dan berkarya. Buruk ceritanya jika yang kita dapat justru cemooh atau kritik. Kritik yang katanya membangun sekalipun (membangun cangkemmu). Menjaga fokus & mental saat diusik bisa jadi tidak hanya sulit bahkan membuat kita terpuruk gagal lalu mental down.
Entah mengapa manusia cepat bereaksi pada sesuatu yang berbeda, aneh, asing... Hati & mulut manusia didesain dengan luar biasa dan kompleks. Hatinya bisa tulus memuji namun juga tergoda untuk mencemooh. Dan dari lidah yang sama menjulurkan madu serta bisa. Manusia menjadi makhluk paling agung diantara makhluk ciptaan Tuhan. Tapi bisa melakukan perbuatan paling terkutuk. Semua bergantung pada manusianya. Anugerah Tuhan memang cuma-cuma diberikan, tetapi kepantasan menerimanya harus dibuktikan.


Jika sempat mampirlah ke situs ini untuk mengenal Dr. Temple Grandin lebih dekat.

"I think using animals for food is an ethical thing to do, but we've got to do it right. We've got to give those animals a decent life, and we've got to give them a painless death. We owe the animals respect" —Temple Grandin



Sumber:
Wikipedia https://en.m.wikipedia.org/wiki/Temple_Grandin
Situs Temple Grandin https://templegrandin.com/
Temple Grandin (NHD 2017 documentary entry) - Nessie Hannasus https://youtu.be/pMBjxyuXhtc
Sumber-sumber lain

11 April 2022

Teknologi Ngeri-Ngeri Sedap (2): Printer 3D

Trend, Revolution, or Disaster?

Ketika teknologi nuklir ditemukan lalu bom atom dijatuhkan, kengerian hebat langsung menyergap mata dan benak. Trauma yang tidak hanya menderitakan Jepang tapi juga seluruh dunia. Banyak orang masih ngeri dan khawatir ketika mendengar kata "nuklir", seakan-akan nuklir itu hanya berkaitan dengan bom atom dan bencana.
Teknologi ini memang banyak diaplikasikan ke militer dan persenjataan. Kapal selam nuklir, rudal nuklir, dsb. Tapi bidang lain pun sudah banyak yang menggunakan teknologi ini dan memberi manfaat luar biasa kepada masyarakat. Dalam bidang kedokteran dan medis, infrastuktur pasokan listrik seperti PLTN, dsb. Ini memang bukan teknologi mudah dan pemanfaatannya harus bijaksana.
Walaupun begitu, bayangan bencana atau dampak langsung-tidak langsung dari menggunakan nuklir selalu melekat. Mungkin juga akibat perkenalan awal manusia dengan nuklir yang traumatis dulu. Baru kenal, langsung bikin ilfil. Ibarat Upin Ipin ketemu Thanos.
Ada yang bilang, setiap teknologi dan ilmu pengetahuan yang kita kuasai, selalu menciptakan 2 sisi koin: baik dan buruk. Salah satu teknologi yang menakutkan, walaupun tidak memiliki daya hancur sedahsyat nuklir dan tanpa perkenalan traumatis, buat saya adalah Printer 3D. Ini merupakan bagian kedua dari seri Teknologi Ngeri-Ngeri Sedap. Kali ini saya akan memaparkan sebab, mengapa printer 3D itu berpotensi mengerikan!

Mengapa mengerikan dan apa dampaknya buat kehidupan kita? Yuk kepoin dalam konten eksklusif Jalahati di Karyakarsa.

>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, atau kasih tip di Karyakarsa.com/Jalahati<<<
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, atau kasih tip di Karyakarsa.com/Jalahati<<<
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, atau kasih tip di Karyakarsa.com/Jalahati<<<

04 April 2022

Teknologi Ngeri-Ngeri Sedap (1): Deepfake



Teman Cerdas
Ada saat di mana manusia merasa ngeri dengan teknologi yang ditemukan atau diciptakannya. Sejarah mencatat begitu dahsyatnya bencana yang diakibatkan oleh nuklir, baik dari bom atom ataupun kebocoran reaktor nuklir. Kengeriannya masih dirasakan sampai sekarang. Ada juga saat dimana manusia bersukacita dan antusias dengan teknologi robotik. Bahkan saat ini banyak anak-anak yang sudah belajar membuat robot di sekolah. Walaupun ada fantasi dan imajinasi akan adanya pemberontakan robot-robot pintar seperti didongengkan film, antusiasme akan teknologi robotik tidak berkurang.
Berkaitan dengan robot pintar ini, ada suatu teknologi lagi yang terkait dengannya yaitu teknologi AI/Artificial Intelligence (intelejensi/kecerdasan buatan). Inilah yang membuat robot biasa jadi pintar dan "hidup". Tidak usah jauh-jauh membayangkan robot pintar seperti robot Transformers atau Baymax. Laptop atau ponsel pintar (smartphone) pun sudah dibekali teknologi AI ini. Ada Siri di Iphone dan Google Assistant di gawai android. Anda tinggal memberi perintah seperti: Putarkan lagu! Bacakan artikel! Bacakan chat, dll. AI di ponsel anda memang dimaksudkan untuk membantu kerja dan hidup anda. Rugi kalau anda gaptek.
..........
Deepfake juga bisa membuka peluang adanya metode pembelajaran baru dan memberi manfaat besar bagi dunia pendidikan... Atau peluang baru di dunia esek-esek. Saya tidak kaget jika nanti marak yang membuat live video pamer bagian tubuh tapi mengganti wajahnya dengan wajah artis tertentu supaya dapat cuan lebih banyak. Ini yang namanya teknologi ngeri-ngeri sedap!

Yuk, baca kelanjutannya dan kepoin teknologi AI dan Deepfake dalam konten eksklusif Jalahati di Karyakarsa-Jalahati I Deep Fake, lur.

share, like, comment
Dukungan anda, semangat kami. Mamakasih.

>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, atau kasih tip di Karyakarsa.com/Jalahati<<<
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, atau kasih tip di Karyakarsa.com/Jalahati<<<
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, atau kasih tip di Karyakarsa.com/Jalahati<<<

28 Maret 2022

Mimpi Layar Sentuh Dan Layangan Putus

+Dukung kami di Karyakarsa.com/Jalahati, dengan membeli karya dan berdonasi. Terima kasih.+
+Dukung kami di Karyakarsa.com/Jalahati, dengan membeli karya dan berdonasi. Terima kasih.+

Layangan boleh putus. Angan-angan Jangan.

Bagi yang setuju kalau biaya sekolah di Indonesia itu masih mahal, tunjuk jari! He he he... Jangan bilang, ada uang ada kualitas. Dalam konteks pendidikan, hak warga negara mendapat pendidikan layak dan bermutu, hendaknya tidak diukur hanya dari uang apalagi profit, kan? Omong-omong, sekitar 11-12 tahun lalu, ketika teknologi komputer tablet atau sabak elektronik dengan layar sentuhnya mulai naik daun, meletup ide dari kepala saya. Blussh!
Saya dapat ide ini, awalnya setelah mengetahui ada tablet pembaca elektronik (e-reader) yaitu Amazon Kindle, yang sebenarnya saat itu sudah mengeluarkan tablet generasi ketiga. Di 2010, produsen komputer dan elektronik berlomba-lomba menjual tablet dengan layar multi touch seperti iPad, Galaxy Tab, Asus EEE series, Nexus, dan lainnya.
Lalu, Blussh! "Teknologi ini bisa menjadi alternatif dan bagian solusi dari mahalnya biaya sekolah dan beli buku-buku pelajaran! Wow... Keren banget nih kalau bisa diwujudkan!" Begitu kata pikiran naif saya.

Saya dulunya bermaksud menyampaikan harapan dan gagasan itu lewat blog ini: para pelajar di Indonesia dimodalin tablet yang sudah lengkap berisi pdf buku-buku pelajaran sekolah, Lembar Kerja Siswa, dan material penunjang lain misalnya flashcard untuk membantu menghapal sistem pencernaan manusia, menghapal tabel periodik, ada kamus bahasa, atlas dunia, peta kota, dsb. Cukup bermodal 1 tablet, bisa menjadi e-reader maupun study tool. Syukur-syukur bisa untuk internetan tapi kalau tidak bisa pun, tidak masalah. Siapa tau dengan cara ini ongkos produksi buku-buku pelajaran dan biaya sekolah bisa dipangkas.

Dibandingkan laptop, notebook/netbook, harga tablet masih bisa lebih murah, tergantung merk dan spesifikasinya. Dari segi ukuran dan berat juga lebih unggul, praktis, dan mudah dibawa. Namun demikian, pada saat itu produksi tablet masih terbatas sekali bahkan belum ada produk yang masuk pasar Indonesia. Harganya pun masih terbilang belum terjangkau pasar ekonomi menengah ke bawah. Sepengetahuan saya saat itu, harga tablet yang relatif murah adalah Motorola Xoom. Dibanderol dengan harga 310 euro atau sekitar 4-5 jutaan saat itu. Rilisan terdekat adalah di India tahun 2011. Jadi belum masuk pasar dalam negeri. Saat itu dengan berbagai pertimbangan, konsumen lokal masih lebih memilih beli laptop seharga 5-7 jutaan. Lebih populer, reliabel, perawatan dan tempat perbaikannya lebih banyak. Setelah dipikir-pikir kemudian, sepertinya kok sulit terwujud ya. Agak muluk-muluk nih angan-angan saya. Tablet ekonomis apalagi produk lokal, mungkin baru akan ada 10 tahun lagi. Dan akhirnya... ide tulisan yang sempat melayang naik, saya drop.

Melihat cepatnya laju perkembangan tech & market teknologi tablet sampai saat ini, bahkan tidak sampai 10 tahun seperti perkiraan saya, maka agak menyesal dulu cepat-cepat menarik turun angan-angan saya itu. Padahal kodrat angan-angan kan melayang di atas. He he he... Untung talinya ngga putus. Walaupun saya senang dengan perkembangan ini tetapi harapan saya untuk dunia sekolah di Indonesia belumlah terwujud. Buku-buku sekolah masih wajib dibeli dengan harga mahal dan banyak jumlahnya. Biaya sekolah murah? Rasanya masih jauh walaupun saat ini sudah banyak kebijakan dan terobosan inovatif-adaptif sesuai tuntutan jaman, yang dibuat Kemendikbudristi. Ketersediaan sinyal hingga pelosok daerah dan broadband besar juga merupakan pekerjaan rumah yang harus dikejar. Layangan putus aja dikejar, masa pendidikan berkualitas ngga dikejar... he he he...

Omong-omong lagi, saya mau bagi satu cerita pendek. Suatu hari, di pinggir jalan, saya melihat seorang wanita muda sedang mencengkeram lengan baju seorang laki-laki dengan ponsel di tangannya. Wajah si wanita terlihat begitu emosi. Sedangkan wajah si lelaki mirip wajah Aris saat ketahuan selingkuh dengan Lydia di sinetron Layangan Putus. Kepo punya kepo, ternyata si wanita muda tadi marah sama pacarnya, sebab sang pacar lebih senang memegang ponsel dan mengelus layarnya dibanding memegang dan mengelus tangan si wanita. Tidak diketahui apa yang kemudian terjadi dengan si laki-laki. Fin. Hehehe...

>>>pembaca yang budimantul, bantu kemajuan kami dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi sekedarnya lewat Karyakarsa.com/Jalahati, supaya kami bisa terus berkarya. Mauliate<<<




14 Maret 2022

Koin Halu Pemikat Nafsu

>>>Pembaca yang budimantul, berikan dukunganmu buat kami dengan membaca, membeli karya, dan memberi tip/donasi di Karyakarsa.com/jalahati. Arigatou<<<

fear and greedy...

Demam bitcoin dan mata uang digital/kripto lain (crypto currency) sejenisnya dengan gula-gula keuntungan bahkan kekayaan dalam waktu sekejap, sukses memperdaya banyak orang di seluruh dunia. Sebelas dua belas dengan demam trading yang berujung penipuan kelas kakap jika dilihat dari hasil tipu-tipunya.

sumber gambar : freepik/fabrikasimf

Bitcoin adalah mata uang digital yang muncul sebagai alternatif solusi ekonomi akibat krisis moneter dunia tahun 2007-2008. Ide ini dilontarkan oleh seseorang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto pada tahun 2009. Akar masalah yang timbul kemudian dari krisis moneter dunia adalah lunturnya kepercayaan publik pada otoritas pemerintah dengan sistem sentralisasi pengelolaan uangnya. Pendeknya, orang tidak percaya lagi pada perbankan. Di Indonesia, luka dari krisis moneter ini juga belum sepenuhnya tertutup, seperti terjadinya skandal Bank Century.

Kini gantian Bitcoin (BTC) yang menjadi sumber masalah ekonomi dunia!
Eh, bener gitu?? Yang bener nih, jangan sebar hoax!

Oke biar lebih jelas tapi ga pusing, kita lanjutin baca di Karyakarsa.

>>>Pembaca yang budimantul, berikan dukunganmu buat kami dengan membaca, membeli karya, dan memberi tip/donasi di Karyakarsa.com/jalahati. Arigatou<<<



12 Maret 2022

Jalan Pintas Menuju Jauh

>>>Pembaca yang budimantul, berikan dukunganmu buat kami dengan membaca, membeli karya, dan memberi tip/donasi di Karyakarsa.com/jalahati. Arigatou<<<


Keinginan cepat kaya dan sukses secara instan lalu untuk mewujudkannya melakukan hal-hal di luar nalar, bukan baru kali ini saja terjadi.
Nafsu buta inilah yang dimanfaatkan oleh penipu. Penipu hanya menebar jerat iming-iming bisa membuat anda kaya dan/atau sukses dengan cepat, mudah, dengan syarat terjangkau. Ada yang bahkan menjamin surga! Malaikat aja ga bisa jaminin! Edan! Toh sulit dijangkau pun, kalau mata sudah dibutakan nafsu, ya dipenuhi juga syaratnya.
Jerat iming-iming ini bentuknya beragam. Bisa lewat lotere, judi, scam via internet atau sms yang isinya semacam "minta kiriman pulsa", dll. Ada yang menggunakan pendekatan teknologi atau mistis. Apa pun itu, dirancang supaya psikis anda kena lah.

Penipuan ini packagingnya wangi, warna-warni dan sangat persuasif. Ada yang terang-terangan ngaku judi, ada juga yang disembunyiin kayak yang baru-baru ini marak terjadi adalah kasus trading bodong. Jeratnya pakai cara "Flexing" alias umbar kekayaan dan kesuksesan di usia belia. Gila. Ga masuk akal. Ibarat misalnya nge-vlog-in cerita, lo abis bersin trus dilap pake tisu yang 1 pak harganya jutaan. Gitu doang. Ga penting, hiperbola, dan menjijikan. Tapi strategi marketingnya berhasil! Banyak yang ketipu! Belakangan korbannya baru sadar bahwa uangnya diputer di "meja" judi. Duitnya menguap, ga bisa balik jadi hujan duit. Bisa karena dipakai judi atau dipake sama penipunya buat urusan pribadinya. Kekayaan si penipu cuma bo'ongan. Penipunya beneran beli barang atau hal-hal mewah tetapi pakai uang korban. Flexing atau pamer kekayaan juga bukan perilaku baru. Baik yang dilakukan oleh pribadi atau kelompok. Motivasinya juga beragam. Ada yang memang suka pamer, ada yang dibuat konten medsos, ada juga yang merupakan program televisi kejar rating, ada juga yang buat jualan sesuatu di mana flexing menjadi pemikatnya. Kayak jualannya afiliator atau trader bodong tadi.

sumber gambar : primaberita


Untuk membantu kemajuan karya kami, bantu kami dengan membaca lanjutan tulisan ini di Karyakarsa: Jalan Pintas Menuju Jauh, kawan. Terima kasih.

>>>Pembaca yang budimantul, berikan dukunganmu buat kami dengan membaca, membeli karya, dan memberi tip/donasi di Karyakarsa.com/jalahati. Arigatou<<<

klik gambar untuk membaca


10 September 2015

Ramai-Ramai Gagap Online

Masih inget ya, lagunya Saykoji, “…online, online…”, yang pernah ngetop beberapa tahun lalu. Fenomena “serba online” di Indonesia saat ini memang makin terasa marak. Perkembangannya cepat sekali dan luas. Dari semua sektor, mungkin yang paling berpengaruh adalah sektor perdagangan dan jasa. Iklan online dengan berbagai bentuknya kini bisa disampaikan dengan sangat cepat, sangat luas, sangat murah. Selama ada jaringan internet di suatu daerah, maka orang bisa mendapati berbagai tawaran online; TV online, belanja online, jualan online, kuliah online, transaksi perbankan online, ngrumpi online, kenalan dan temanan online, bioskop online, game online, judi online, prostitusi online, dakwah online, khotbah online, petisi online, taxi online, ojek online, dst...

Kecepatan pertumbuhan pengguna internet ini juga ga terlepas dari perkembangan teknologi gadget. Banyaknya gadget murah meriah juga mendorong jumlah pengguna internet. Akses internet semakin gampang sehingga anak balita pun mengerti dan mampu menggunakan internet. Tau-tau kuota internet habis buat main game online atau nonton Youtube. He he he…

Sejalan dengan itu, berbagai aplikasi gadget berbayar dan gratis dengan berbagai inovasi teknologi yang menyertainya pun menjamur. Saking luas dan cepatnya, kitapun ga jarang tergagap-gagap, tergopoh-gopoh mengikutinya. Sebut aja fenomena ojek online. Ojeknya sendiri sudah lama ada. Tapi ketika ini menjadi meluas, ramai (dan terorganisasi atau tersistem) baik pengojek maupun pengguna jasa ojeknya, mereka (pengojek konvensional dan pemerintah), terperangah dan cukup gelagapan dalam merespon. Seakan diserang musuh secara tiba-tiba. Responnya, tentu saja beragam. Ada yang menganalisa dan beradaptasi, ada yang gelagapan panik, lari, menyerang balik, ataupun gagap pasrah menghadapi perubahan besar dan tiba-tiba seperti ini.

Ojek online atau Uber Taxi hanya merupakan 1-2 contoh. Sebelumnya kita terkaget-tergagap akan terungkapnya judi online, prostitusi online, ganja online, kampus online yang berujung ijazah palsu, ujian online, “dakwah” ISIS online, dst… Banyak yang tidak siap dengan dampak terbuka luasnya media online. Banyak juga yang sudah bersiaga dan siap memanfaatkannya, termasuk menyalahgunakannya. Siap ga siap, toh, arus ini tidak akan berhenti bahkan bisa saja bertambah deras.

Hal lain yang masih dan sedang tren adalah ngrumpi online (chatting), medsos semacam Facebook masih jadi primadona, toko jual beli online menjadi pilihan cuci mata (dan belanja) di sela-sela jam kerja kantor atau pas istirahat siang, dan tentunya games online (gamon). Ketika tempat penyewaan PS (Play station) mulai sepi penggemar, gamon justru sebaliknya. Gamon memang mengasyikkan dan bisa membuat lupa waktu. Lupa kerja, lupa belajar, lupa makan, dsb. Banyak tempat penyewaan gamon tetap ramai di jam sekolah. Ketika masuk ke dalam, isinya anak-anak sekolah. Sisi buruk lainnnya, ya bisa membuat kita kecanduan. Dalam beberapa kasus ekstrem, membuat penggunanya kehilangan orientasi antara fantasi dan realitas. Semoga kasus ekstrem ini tidak terjadi di Indonesia (khususnya). Kalau sampai terjadi, akan membuat banyak orang (termasuk orang tua anak penikmat gamon) terperangah, gelagapan, dan tergagap merespon lagi. Banyak orang akan menyalahkan ini-itu, menganalisa hal yang sudah telanjur terjadi, ataupun ramai-ramai mengambil langkah antisipasi yang sudah terlambat.

21 Juni 2015

TURING


Alan Turing adalah seorang jenius matematika dan mesin berkebangsaan Inggris. Saat itu Perang Dunia II sedang berkecamuk. Uni Eropa (Sekutu) melawan Jerman. Amerika Serikat melawan Jepang. Jerman walaupun melawan banyak negara tapi tidak terkalahkan. Sekutu hampir putus asa dan skeptis. Amerika Serikat kewalahan melawan Jepang. Nasib dunia benar-benar genting.
Tidak ada yang tahu bahwa roda dunia akan berbalik cepat saat itu, di tangan seorang jenius keras kepala dan aneh, Turing.
Baca kisah lengkapnya di Karyakarsa.com/jalahati/turing

>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<< 
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<< 
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<<