Tampilkan postingan dengan label opini visual. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label opini visual. Tampilkan semua postingan

31 Agustus 2022

Sang Profesor Sapi

Inspirasi agung dari Temple Grandin tentang penghargaan hidup kepada hewan. Foto: Rosalie Winard

Temple Grandin
Hidup sebagai manusia normal pada umumnya saja sering kesulitan. Apalagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Misalnya kamu memiliki Autisme atau ADD (Attention Deficit Disorder) atau ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Jangankan memusatkan perhatian (dalam waktu relatif lama), mau diam aja sulit! Gangguan ini terjadi karena ada gangguan pada saraf otak. Mereka yang sudah memiliki gangguan seperti ini saja masih ditambah seringkali dirundung (bully) dan mendapat perlakuan tidak adil. Misalnya toilet umum yang tidak tersedia bagi mereka yang berkursi roda.


Mary Temple Grandin adalah seorang profesor perempuan di bidang saintis hewan di Universitas Colorado, Amerika Serikat. Temple merupakan anak tertua dari 4 bersaudara. Di usia 2 tahun ia didiagnosa menderita kerusakan otak (yang kemudian tidak terbukti). Usia 3,5 tahun dikatakan memiliki disleksia karena belum juga bisa berbicara. Ketika remaja ia didiagnosa sebagai penyandang autistic savant atau penyandang autisme dengan sindrom savant. Artinya penyandang autis tapi brilian bahkan jenius! Ini nyata loh, kawan!
Temple, yang 29 Agustus lalu genap berusia 75 tahun, sampai saat ini juga menjadi motivator perihal autisme dan saintis. Wah, selamat ulang tahun ya, Eyang Temple... Selain itu ia juga ahli peternakan khususnya sapi (ethical livestock handling). Saya sengaja tebelin kata "ethical". Kenapa mesti etis? Apa bedanya peternakan etis dengan tidak etis? Hubungannya apa antara industri pengolahan daging dengan etika?


Penyandang autisme yang mampu melihat lebih "sempurna"
Tesis S2 Temple yang meneliti tentang lenguhan sapi, mendapat banyak cibiran walaupun sudah mendapat apresiasi tinggi dari majalah "Cattle" dengan menyebut teknologi ciptaannya sebagai mahakarya. Ini contoh kasus nyata seperti yang saya katakan di awal ya. Sudah dapat label mahakarya aja masih dicibir loh! Hanya karena dia unik, punya cara & pendekatan yang aneh, dan seorang perempuan di dunia kerja yang mayoritas laki-laki. Menilai fisik saja tanpa relevansi dengan konteks. Dunia beruntung karena Temple tidak menggubris gunjingan dan cibiran yang dilemparkan kepadanya. Ia memilih keras kepala dan pantang menyerah. Mungkin karakter ini juga yang membantunya bisa terus fokus ya... Singkat cerita, akhirnya Temple berhasil meyakinkan pemilik peternakan untuk membuat desain khusus prosedur pemotongan sapi berdasarkan riset dan rancangannya.
Teknologi ini diciptakan Temple dari keprihatinannya ketika melihat cara memperlakukan sapi potong yang dinilainya tidak menghormati hidup si sapi. Tidak berperikebinatangan gitu. "Mereka bukan benda mati loh... Mereka makhluk hidup yang layak kita hormati. Terlebih lagi kita kan bergantung pada sapi-sapi ini" Begitu mungkin argumen Temple saat itu.


Namun fakta memang menyatakan bahwa sapi-sapi yang stres ketika akan dipotong, menurunkan kualitas daging. Belum lagi inefisiensi dalam proses pemotongan, mulai dari mengarahkan sapi dari kandang hingga ke tempat penjagalan yang mengakibatkan pada besarnya biaya.
desain konstruksi penanganan sapi potong rancangan Prof. Grandin

Menurut Organization of Economic Cooperation and Development (OECD) berdasarkan data tahun 2021, konsumsi daging sapi dunia rata-rata sebesar 6,4 kg per orang. Indonesia sendiri membutuhkan rata-rata 2,2 - 2,5 kg per orang dikali sekitar 270 juta jiwa. Nah, total berapa ratus ribu ton per tahun tuh? Bayangkan kalau ga ada daging sapi, mau kamu diganti makan daging tikus?! Saya mending ganti daging babi! Oops! Hehehe...


Temple yang unik, memiliki perspektif yang unik juga, kawan. Pengamatannya juga tajam. Bagaimana tidak, ia bisa memahami bahwa seekor sapi yang tau akan dipotong sekalipun bahkan bisa berlaku tenang, percaya, dan pasrah untuk dijagal, jikalau manusia memperlakukan dan menjaga mereka dengan sepantasnya. Aneh tapi nyata tapi ilmiah! Bisa dibuktikan! Kini teknologi ciptaan Grandin digunakan dalam peternakan sapi modern di seluruh dunia.

Video Cattle Handling Facility Design for Meat Plants - Temple Grandin

The Woman Who Thinks Like A Cow
Temple memberikan lebih banyak hal penting kemudian bagi dunia saintis hewan dan terutama bagi para orangtua dengan anak berkebutuhan khusus (mostly autism). Ia memberikan insight dari perspektif seorang penyandang autisme. Buat saya itu ibarat berlian langka. Dunia termasuk kita bisa belajar banyak bagaimana menjadi manusia yang lebih mulia dari seorang Temple, profesor unik dan istimewa yang berpikir seperti seekor sapi. Kalau dia bisa belajar menjadi manusia yang mulia dari seekor sapi, kenapa kita tidak?

Video Temple Grandin: Animals Make Us Human - kolbester

Fokus Pada Kepantasan
Berfokus pada satu tujuan apalagi dalam waktu lama seringkali sulit dilakukan. Ada penyebab dari luar maupun dalam. Kita pasti berharap mendapat dukungan moril ataupun materiil dari kerabat, sahabat, bahkan pejabat. Dukungan doa, like, love, jempol, review dan komen positif pun membahagiakan kita. Kita jadi makin semangat, makin fokus dalam berupaya dan berkarya. Buruk ceritanya jika yang kita dapat justru cemooh atau kritik. Kritik yang katanya membangun sekalipun (membangun cangkemmu). Menjaga fokus & mental saat diusik bisa jadi tidak hanya sulit bahkan membuat kita terpuruk gagal lalu mental down.
Entah mengapa manusia cepat bereaksi pada sesuatu yang berbeda, aneh, asing... Hati & mulut manusia didesain dengan luar biasa dan kompleks. Hatinya bisa tulus memuji namun juga tergoda untuk mencemooh. Dan dari lidah yang sama menjulurkan madu serta bisa. Manusia menjadi makhluk paling agung diantara makhluk ciptaan Tuhan. Tapi bisa melakukan perbuatan paling terkutuk. Semua bergantung pada manusianya. Anugerah Tuhan memang cuma-cuma diberikan, tetapi kepantasan menerimanya harus dibuktikan.


Jika sempat mampirlah ke situs ini untuk mengenal Dr. Temple Grandin lebih dekat.

"I think using animals for food is an ethical thing to do, but we've got to do it right. We've got to give those animals a decent life, and we've got to give them a painless death. We owe the animals respect" —Temple Grandin



Sumber:
Wikipedia https://en.m.wikipedia.org/wiki/Temple_Grandin
Situs Temple Grandin https://templegrandin.com/
Temple Grandin (NHD 2017 documentary entry) - Nessie Hannasus https://youtu.be/pMBjxyuXhtc
Sumber-sumber lain

19 Mei 2022

Gonjang-Ganjing Elit Dunia Kesehatan

Gonjang-ganjing dunia kedokteran yang kemudian merembet pada isu pelayanan kesehatan. Di rasakan perlakuan (di banyak sekali) Rumah Sakit, termasuk perhatian dokter dan perawat kepada para pasien dengan ekonomi menengah ke bawah apalagi "hanya" memiliki BPJS sebagai pegangan, dirasa tak adil. Ya memang untuk sama rata apalagi adil mungkin susah ya. Bisa saja dokter & perawat berusaha melayani dengan baik tetapi pemilik Rumah Sakitnya justru membatasi kualitas pelayanan. Perbedaan perlakuan bisa saja dilakukan asalkan bedanya jangan kejauhan atau njomplang bangetlah. Tetaplah berpegang pada etika dan janji nakes.
Di sisi lain, menjaga kesehatan juga sangat penting. Jangan mentang-mentang punya jaminan asuransi atau biaya perawatan ditanggung negara lalu mengabaikan kesehatan diri & lingkungan.
Nah, pertanyaan pentingnya, akankah gonjang-ganjing ini membawa perubahan kualitas atau berdampak positif pada pelayanan kesehatan publik terutama ke masyarakat menengah ke bawah?



28 Februari 2022

PEJUANG TOA


Sudah menjadi kebiasaan, dimana orang yang (ikut-ikutan) protes atas suatu kebijakan atau peraturan, sebenarnya belum membaca dan mencermati kebijakan atau peraturannya. Protestan terbaru adalah soal Surat Edaran (SE) No. 5 Tahun 2022 mengenai pedoman penggunaan pengeras suara di masjid dan musala.
Ini bukan masalah bela membela siapa tetapi soal, "Lu sendiri udah baca aturannya dengan teliti atau belum?". Itu dulu, baru bertindak. Ga semua protes sih tapi banyaklaa...
Protes silakan tapi pakai nalar.
Jangan belagu kayak yang satu itu. Baca peraturan di pesawat terbang aja ga ngerti, gimana baca peraturan menteri! He..he..he...

19 Mei 2012

Membidik Sekolah Bermutu


Kalau biaya untuk bersekolah di sekolah bermutu saja tidak terjangkau, bagaimana mungkin pendidikan bermutu bisa tercapai?

24 November 2011

Hama Komodo

Saat kita sedang gencar-gencarnya mendukung Kadal Raksasa nan ganas bernama Komodo di ajang "New 7 Wonders" yang ga jelas itu, kita dikejutkan dengan berita pembantaian Orang Utan Kalimantan. Hewan langka yang dilindungi undang-undang ini cuma dianggap hama perkebunan sebuah perusahaan swasta. Benar-benar tidak berperikebinatangan...

Photobucket, Komodo, Orang Utan, Taman Nasional Komodo, Perlindungan Orang Utan, PT. Khaleda, new seven wonders, new 7 wonders, kampanye komodo

Surga Di Bui

Enaknya jadi penjahat kakap yang di penjara di Lapas di Indonesia. Dijamin bikin kita yang nonton meringis, kesal, geleng-geleng kepala... Tahu begini, lebih baik mereka tidak usah dipenjara dan dilepas saja....... ke laut.

Photobucket, Penjara Indonesia, Bui Indonesia, Tahanan, Lapas Negara, Panjahat Kakap, Surga Neraka, Judi dalam penjara, pijat plus

02 September 2010

Demi Hubungan Baik

Ketika pemimpin bangsa kita selesai berpidato 'menenangkan' rakyatnya yang mulai gerah dengan tingkah polah negara -yang katanya- tetangga baik, seperti biasa, digelarlah acara yang isinya tanggapan, persepsi, argumentasi atas pidato tadi di banyak stasiun televisi. Buat saya jelas. Alasan-alasan yang dikemukakan di awal pidato, semuanya didasarkan pada ; demi hubungan baik selama ini dan banyaknya hal menguntungkan kedua negara yang perlu dijaga. Atas dasar-dasar tadi pemerintah kita selama ini bertindak sangat hati-hati. Mungkin malah terlalu berhati-hati. Buat si tetangga yang katanya baik tadi, apapun yang menguntungkan mereka pasti akan dilakukan, termasuk mengambil hak dan/atau milik bangsa lain. Hehehe... saya tidak bermaksud provokasi loh...

Lalu, jika hubungan baik itu bisa terjaga selama ini, mengapa sekarang kasus curi-mencuri jadi begitu sering? Si Tetangga juga seakan makin tidak tahu malu bahkan seperti menantang? Pemimpin kita yang memble atau Pemimpin Tetangga yang rese sih? Maklum, negara boleh sama, tapi pemimpinnya kan gonta-ganti. Kalau ini benar... jiahhh... berarti lagi-lagi masalah kepemimpinan. Tidak ada negara atau bangsa yang buruk. Yang ada adalah pemimpin yang buruk.

karikatur, charicature, Indonesia, Malaysia, politik, batas wilayah negara

01 September 2010

Prioritas Amburadul

Heran. Gara-gara masalah sepele gedung DPR/MPR langsung mau dirombak hingga menghabiskan biaya trilyunan rupiah. Prosesnya pun sangat cepat. Sementara begitu banyak gedung sekolah tidak layak pakai bahkan mengancam keselamatan penggunanya -yang katanya akan menjadi penerus bangsa- tidak juga mendapat perhatian pemerintah. Boro-boro biaya renovasi. Ini baru gedung sekolah loh...

karikatur, charicature, MPR, DPR, Pendidikan, Sekolah

20 April 2010

Ketinggalan Berita

Bukan hal aneh jika sekarang kebanyakan orang hapal berbagai acara televisi. Di stasiun mana dan kapan. Ibu rumah tangga, karyawan-karyawati, orang tua sampai anak-anak mungkin kini punya jam biologis yang terkonek dengan jam sinetron "A" di (stasiun tv) "B", jam reality show terpopuler "anu" di "itu", atau jam acara-acara berita yang dikemas dalam warna dan packaging yang semakin menarik. Tidak peduli benar atau keliru, yang penting terkini dan terdepan. Istilah para blogger, pertamaaxxx...! Kalau sudah begini, jangan sampai ketinggalan berita. Ga ngetren nanti....

 breaking news, berita, nonton bareng, sekilas info

18 April 2010

Markus Selebriti

Para penjahat, koruptor, makelar kasus, mafia pajak, dan lain-lain, yang masuk TV dan diberitakan siang malam, menjadi tidak kalah kondang dengan para selebritis. Pemberitaan mereka diberbagai media cetak dan terlebih elektronik pun, tidak kalah dengan acara reality show atau sinetron terlaris saat ini. Pertanyaannya, mereka malu atau tidak, ya?
Saya membayangkan, kalau mereka tidak malu, jangan-jangan mereka bakal ikutan acara TV semacam "Take Me Out" atau "Take Him Out" yang sedang laris manis saat ini. Atau lebih gila lagi, dibuat acara semacam itu tapi khusus untuk para penjahat kerah putih tadi! Ha ha ha... mau ikutan?

karikatur, charicature, makelar kasus, mafia pajak, take celebrity out

16 April 2010

Take Him Out..!

Berita heboh datang silih berganti tak terbendung. Belum habis satu persoalan, kini datang persoalan baru yang tidak kalah menggemparkan. Kasusnya tidak jauh dari per-mafia-an. Hanya saja kali ini mafia pajak yang baru terbongkar. Lho, dari dulu ke mana aja, oom?? Biasalah di negara ini, tutup mata, tutup telinga, tutup mulut. Cuma kantong & dompet yang dibuka. He he he...
Duh, baru saja masyarakat wajib pajak terketuk dan timbul semangat baru dalam membayar pajak, eehhh... sudah dikemplang dan dibuat syok oleh si Gayus. Bagaimana ga patah hati, coba?!
Memang, orang-orang semacam Gayus ini, enaknya dibuang aja kali ya...

take him out, gayus tambunan, makelar kasus, koruptor, mafia pajak, karikatur, charicature, pegawai negeri, PNS

14 April 2010

Perang Bintang

Bagai sinetron bersambung, kisah Mantan Kepala Bareskrim, Komjen Susno Duadji kini menjalani babak kedua. Dalam "kisah Cicak dan Buaya" yang lalu, Susno tersandung, jatuh, lalu ditimpa tangga. Tangga sengaja dijatuhkan oleh institusi yang selama ini dibelanya. Lho? Selama ini Pak Susno membela bangsa dan negara atau membela institusi, sih? He he he... kalau sekarang sih jelas membela (diri dan) negara, toh!
Bagaimanapun, keberanian menentang kejahatan luar biasa di negara ini, perlu dan penting untuk didukung. Kejahatan yang dilakukan para pemegang bintang kehormatan ini benar-benar membuat negara pusing tujuh keliling. Para blogger, ingat... hanya puyer bintang tujuh yang ga pernah bo'ong!


susno duadji, makelar kasus, korupsi indonesia, super susno

04 November 2009

Alasan Buaya Murka Pada Cicak

Bagian terakhir dari seri karikatur negeri adalah -masih- perseteruan Polri & Komisi Pemberantasan Korusi (KPK) yang memuncak dengan ditahannya 2 pimpinan KPK nonaktif Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, dengan alasan yang...ga banget deeeh!
Satu lagi dagelan gress negeri ini. Unjuk taring & kuasa. Prestasi gemilang Polri menangkap gembong teroris yang lalu, bisa terkubur dengan cepat kalau terus takabur seperti saat ini. Jati diri bangsa sedang dipertaruhkan sekarang, di tangan para pemimpin negeri ini.

Buaya vs Cicak, KPK, Polri, Daud vs Goliath

Sepakan Telak Wakil Rakyat Untuk Rakyat!

2 Karikatur dalam Seri Karikatur Negeri 2 adalah mengenai wakil-wakil rakyat di DPR/MPR dan Kabinet Indonesia Bersatu II. Saya berharap, kenyataan aksi para wakil kita di lapangan tidak seperti karikatur yang saya buat. Bisa ditebak ending-nya jika para wakil kita (lagi-lagi) hanya mementingkan diri atau golongannya sendiri.
wakil rakyat, DPR MPR
Lalu, karikatur yang kedua ini, ha ha ha... Saya tidak menyangka, Pak SBY punya selera humor yang sangat tinggi! Atau jangan-jangan dia tidak bercanda... (Nah loh!). Rencana kenaikan gaji Presiden, para Menteri, dan pejabat setingkat Menteri itu loh... (jangan-jangan yang di DPR/MPR juga ikut minta)
Dengan alasan bertahun-tahun tidak naik, trus sekarang mau dinaikan? Terkesan wajar sih, dan meskipun sudah diembel-embeli pernyataan bahwa APBN 2010 tidak terbeban dengan kenaikan gaji ini, tapi kok tetap saja... ga banget deeeh!

Naik gaji itu, pertimbangannya hanya sebatas rutinitas saja ya? Tiap tahun, tiap 2 tahun, dsb. Kalau PNS ataupun pegawai swasta dengan gaji pas-pasan tiap bulannya minta naik gaji, saya kira masih wajar tiap tahun naik gaji. Itupun biasanya diikuti kenaikan harga barang & kebutuhan pokok. Nah, kalau Menteri yang gaji plus tunjangan plus fasilitasnya sudah mencapai minimal 20 juta perbulan, apa masih kurang? Ya, jelas kuranglah, namanya juga manusia, tidak pernah merasa cukup apalagi kalau masih ada kesempatan di depan mata.

Bagaimana dengan pertimbangan moral, nurani, apakah masih pantas? Bandingkan dengan hak & kepantasan yang diterima para pahlawan negeri ini yang berjuang di jaman merebut kemerdekaan dulu. Apakah TIAP mereka, TIAP keluarga mereka, sudah mendapatkan hak & kepantasannya hingga kini? Apakah para nelayan & petani Indonesia yang bekerja keras bertahun-tahun untuk memberi makan bangsa ini, sudah mendapatkan hak & kepantasannya? Sudahkah para pejuang lingkungan hidup di daerah-daerah terpencil & kemanusiaan negeri ini mendapat kepantasannya?

Kalau kita yang buruh ini, dipotong gajinya karena terlambat masuk kerja, tidak mendapat uang kerajinan karena dinilai tidak berprestasi, & masih banyak yang membiayai sendiri kesehatan mereka, apakah aturan yang sama berlaku bagi Presiden, para Menteri & Wakil rakyat yang sesungguhnya mengabdi pada rakyat?
Semoga ini hanya guyonan Pak SBY, buat rakyatnya yang masih trauma oleh gempa beruntun.

wakil rakyat, DPR MPR, menteri RI, kabinet indonesia bersatu

Karikatur Negeri

Ah, akhirnya bisa posting lagi setelah melewati hari-hari yang sibuk. Meski tidak sempat menulis, saya membuat beberapa coretan tentang beberapa kejadian yang sedang dan masih berlangsung di negeri tercinta ini. Saya bagi 3 postingan saja ya supaya tidak terlalu berat loadingnya, he he he...

Karikatur pertama tentang 15 janji yang dicanangkan Presiden SBY sejak ia berkampanye. Antara lain ;
pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,
tingkat kemiskinan & pengangguran turun (Horee!!),
peningkatan pendidikan (mudah-mudahan yang meningkat mutunya, bukan biayanya!),
melanjutkan pengobatan gratis bagi yang tidak mampu (memang selama ini sudah berjalan ya? aksinya atau slogannya nih? he he he).
Lalu, meningkatkan swasembada pangan (berarti, seharusnya petani & nelayan Indonesia menjadi makmur toh? Setidaknya ndak punya utanglah),
penambahan energi daya listrik secara nasional dan BBM terbarukan (serius nih? PLN kayaknya lagi hobi matiin listrik tuh. Gas juga hobinya ngilang -ini gas atau tuyul sih?),
pemerataan pembangunan infrastruktur,
peningkatan pembangunan rumah rakyat (asal jangan diimbangi dengan penggusurannya),
pemeliharaan lingkungan terus ditingkatkan (termasuk menertibkan pembalak hutan liar yang dibeking pejabat lho, Pak!).
Hmm, garis bawahi juga yang ini; meningkatkan pertahanan dan keamanan,
reformasi birokrasi, pemberantasan korupsi terus ditingkatkan,
otonomi daerah dan pemerataan daerah ditingkatkan, demokrasi dan penghormatan terhadap HAM makin ditingkatkan dan meningkatkan peran Indonesia makin ditingkatkan di dunia internasional.

15 janji presiden, SBY, Susilo Bambang Yudhoyono, target pemerintah



30 September 2009

Ga Naik Kok, Cuma Disesuaikan!

Sudah merasakan kenaikan tarif tol yang mulai berlaku Senin, 28 September 2009 kemarin? Saya belum, karena memang tidak punya mobil. Tapi sebagai pengguna kendaraan umum, bisa jadi saya ikut kena dampaknya. Kalau naik taksi, lewat tol, jelas, saya harus bayar sesuai tarif tol baru. Nah, kalau naik bis, bagaimana? Ya, bisa kena juga. Kalau bis tersebut masuk tol, biasanya si kenek minta ongkos lebih. Alasannya, "Masuk tol, Mas..!" Asem!

illustration, freeway, traffic jam, tarif toltarif naik wajib, perbaikan mutu pelayanan ga wajib

Kenaikan rutin seperti ini memang harus diterima. Tidak bisa protes (baca: bisa protes tapi percuma, buang-buang waktu & tenaga!). Alasannya, karena hal ini sudah diatur dalam Undang-Undang.
Menurut Undang-Undang Jalan Nomor 38 Tahun 2004, ”... penyesuaian tarif tol tiap dua tahun ... didasarkan tarif lama, yang disesuaikan dengan kenaikan tingkat inflasi....”
Tanpa kenaikan tarif, dana pemeliharaan berkurang sebab pemasukan dari pengguna tetap
Demi keadilan, tentu kenaikan tarif mesti diimbangi pemenuhan standar pelayanan minimum (SPM). Ada pagar tol, permukaan jalan, jumlah maksimal lubang, serta peningkatan kecepatan transaksi rata-rata.
(baca lengkapnya di sini)

Nah, mengenai SPM ini pun pastinya masih mengecewakan. Atau mungkin karena standar minimumnya itu. Ibaratnya, Jasa Marga punya nilai raport rata-rata 6. Pemerintah selaku 'orang tua' bilang, "Tidak apa-apa deh nilai rata-ratanya 6, asal tidak merah!" Dibilang seperti itu, berpuas dirilah si Jasa Marga yang manja ini. Bah! Kalau demikian, kita usulkan saja SPM tadi diganti menjadi Standar Pelayanan Plus-Plus. Biar ada peningkatan, gitu loh!

Ok, katakanlah kenaikan tarif itu diperlukan antara lain untuk biaya pemeliharaan. Kalau jalan tol rusak karena dana pemeliharaan minim, harga saham pun anjlok karena industri tol kehilangan kepercayaan investor dalam dan luar negeri, bla bla bla bla... Tapi yaa, tolong, jangan jadikan rakyat pengguna jalan tol seperti sapi perahan yang harus ikut bertanggung jawab jika industri tol ini ambruk, tanpa diperhatikan suara dan kenyamanannya. Kayak bis umum aja. Penumpang sudah seperti sarden, masih disuruh rapat sana miring sini. Tidak peduli penumpang nyaman atau tidak, yang penting bayar penuh! Kejar setoran! Memangnya pemerintah lebih keberatan kehilangan kepercayaan investor daripada kehilangan kepercayaan rakyat?

Satu lagi, kalau Undang-Undang kenaikan tarif itu ada, kok, Undang-Undang yang berisi sanksi bagi operator jalan tol yang buruk atau nakal, tidak ada? Alasannya pasti satu, ngga mau rugiii...

Andreas & Petrus

26 September 2009

Antara Pemerintah, KPK, dan Koruptor

KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) gonjang ganjing. Panas. Digoyang sana sini. Berawal dari skandal salah satu pimpinan KPK, Antasari Azhar, cerita lalu meluas. Kesempatan ini nampaknya tidak disia-siakan oleh mereka yang selama ini mungkin gerah dengan keberadaan KPK. Ada baiknya teman membaca dulu kolom Pak Bersihar Lubis di sini. Saya sependapat mengenai masalah bias hubungan antara oknum dan lembaga. Persoalannya adalah jika masalah ini sengaja dibias-biaskan oleh pihak-pihak yang 'gerah' tadi apalagi jika mereka punya kuasa.

charicature, KPK, korupsi, illustration, karikatur

Hal ini nampaknya makin runyam -tapi disambut baik oleh si pihak gerah- ketika SBY berinisiatif mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) penunjukan Pelaksana Tugas (PLT) pimpinan KPK. Hal tersebut segera mendapat tanggapan keras baik dari KPK sendiri juga dari -antara lain- Indonesia Corruption Watch (ICW), tentunya dengan berbagai alasan dan pertimbangan. (pToe!)

charicature, KPK, korupsi, illustration, karikatur

01 Agustus 2009

PENDIDIKAN INDONESIA

karikatur,charicature,pendidikan,sekolah gratis,sekolah komersil,jargon,biaya pendidikan
Tahun Ajaran Baru sudah 1-2 minggu berjalan. Pengumuman Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri pun sudah keluar. (silakan akses di sini)
Bicara masalah pendidikan di Indonesia hingga saat ini, sangatlah banyak dan kompleks. Masalah terbanyak mungkin seputar mahalnya biaya pendidikan. Belum bicara kualitas. Biaya pendidikan masih dinilai relatif mahal oleh kebanyakan kalangan khususnya bagi masyarakat berekonomi menengah ke bawah. Dari soal uang gedung, uang pangkal, uang SPP, uang seragam, beli buku-buku pelajaran plus LKS (Lembar Kerja Siswa), sumbangan wajib ini, sumbangan wajib itu, sumbangan sukarela penuh, sumbangan sukarela setengah hati, dll. Semua bicara uang dan pakai uang. Apakah ada yang gratis? Tentu ada. Pemerintah sudah cukup lama bicara tentang sekolah gratis. Baru bicara, karena kenyataan di lapangan ternyata tidak ada sekolah yang benar-benar gratis. Bebas uang gedung, lainnya bayar. Bebas uang pangkal, lainnya bayar. Bebas biaya ini, biaya itunya...bayar!
Ironisnya, Pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan, membenarkan hal itu. Bahwasanya biaya yang dibebaskan oleh sekolah adalah biaya-biaya yang telah ditanggung Pemerintah melalui Program BOS. Voila! Jadilah sekolah gratis...tis! Persepsi kebanyakan masyarakat tentu berbeda. Terbukti dengan banyaknya orang tua yang kecewa dan merasa tertipu oleh iklan SEKOLAH GRATIS. Buat mereka dan saya, sekolah gratis adalah benar-benar gratis tanpa embel-embel. Tul ga?
Coba lihat artikel ini dan ini deh...
Gimana menurutmu? prihatin ya?
Nah, kalau ini memang benar-benar gratis yaitu Sekolah Gratis yang diadakan oleh ISCO. Apa itu ISCO, seperti apa dan untuk siapa program Sekolah Gratis tersebut silakan lihat di sini dan di sini.

Ahh... keprihatinan kita atas dunia pendidikan bisa terus bertambah. Belum terlupakan berita-berita tentang sekolah atau ruang kelas yang rubuh dimakan usia. Beberapa waktu lalu ada berita penarikan perabot sekolah oleh perusahaan pembuatnya karena belum lunas dibayar pihak sekolah sehingga murid-murid yang sudah datang menjadi telantar. Belum lagi kasus ruislag SMAN 4 Pematang Siantar yang diubahfungsikan oleh pemerintah setempat yang masih hangat. Bisa panjang deh...

Anda berharap saja pada pemerintahan baru yang akan dibentuk nanti supaya fokus & porsi anggaran pada pendidikan ditambahkan. Atau setidaknya Presiden bisa memilih Mendiknas yang jauh lebih OK.

Lain kali saya mau posting berita-berita sukacita dari dunia pendidikan Indonesia, ah... biar ga prihatin melulu.

(dari berbagai sumber/ptoe!)