25 November 2011

Asmara Unggas

Dulu, sebelum ada kloning, belum ada cangkok tanaman atau disilang, belum ada percobaan perkawinan campur atau silang jenis-jenis hewan tertentu.... Para unggas punya beberapa sifat:

Filosofi Jawa mengenal lambang atau bentuk karakter cinta yang diwakili bangsa burung atau unggas, dunia fauna menamainya aves.

Bebek karakternya "tak bertanggung jawab". Jika sampean ternak bebek jumlahnya 40 ekor betina, maka hanya diperlukan 1 bebek jantan. Bebek jantan itu sex maniac, suka kuantitas daripada kualitas tugas dan hobi utamanya menyetubuhi para betina. Kalo 1 komunitas bebek ada lebih dari 1 pejantan, wah, gawat, mereka akan sibuk berantem karna kadar cemburunya sama. Jadinya mereka lupa beri nafkah batin. Sibuk baku hantam, lupa baku kelamin.

Para betina juga dodol. Bertelur sembarang tempat, tidak tertib, tidak tetap udah gitu mereka ogah mengerami telor. Mau ngeram gimana, wong telur tersebar entah kemana. Harus dipunguti gembala bebek yang disebut Sontoloyo. Komunitas bebek susah berorganisasi, ketergantungan sama si Sontoloyo. Unggas lain, biasanya (ayam), yang mengerami telor-telor bebek. Makanya orang yang tak bertanggung jawab suka dipanggil: sontoloyo! 

Kalo burung puyuh, yang mengerami telor, pejantan. Setelah menetas sang bapak merawat anak-anak, ibunya cari makan, klayapan dan senggama sesukanya, bertelur, sudah itu aja... Nah, kalo ayam betina bertelor, mengerami dan mengasuh anak sampai dewasa, bapaknya cuek sama anak, cuma tau sok jago, berkokok, berkelahi dan... tentu saja bersetubuh... Puyuh, bapaknya bijak ibunya kacau. Ayam, ibunya bijak bapaknya dodol.

Nah, merpati lain lagi. Mereka harmonis. bercinta, trus mengerami telor gantian. Kalo Papa mengerami telor, mama cari makan trus dibawa pulang, maem bareng. Demikian pula kalo mama mengeram, papa cari nafkah...

Anak merpati cukup 2 aja. Mereka punya program KB, ngerami telor cuma 2, nggak kayak unggas lain, ngerami telor rombongan. Kalo salah satu merpati wafat, pasangannya punya masa berkabung sebelum jatuh cinta lagi. Setia. Makanya ada ungkapan merpati tak pernah ingkar janji. Rohkhul Kudus-pun dilambangkan dengan burung merpati. Konon, manusia ada juga yang tidak seperti merpati, kalo pasangannya mati, kuburannya belum kering dah bisa jatuh cinta lagi.

Hebat burung merpati. Itu dulu. Sekarang ? Nggak tau deh........


Andreas & Petrus

2 komentar:

Unknown mengatakan...

wah.. komplit banget tuh pengetahuannya tentang unggas.. nambah ilmu nih..
dan 1 informasi lagi.. ternyata asal muasal kata "sontoloyo" itu seperti itu yah mas.. hehehe.. lucu..

Anonim mengatakan...

lain batu lain karang
lain dulu lain sekarang