Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan

04 September 2010

Bakat

Anda mungkin pernah mendengar dari banyak tokoh ataupun motivator handal bahwa "Sukses atau keberhasilan seseorang lahir dari 99% kerja keras dan 1% bakat". Kerja keras dalam upaya meraih keberhasilan pasti diperlukan, namun melihat kenyataan di lapangan, nasehat ini tentu masih bisa didebatkan. Saya tidak akan mendebat nasehat bijak tadi. Saya hanya tertarik membicarakan yang 1% tadi. Bakat.
(Satu persen) bakat tadi sangat menarik saya. Mengapa? Karena menurut saya 1% bakat itulah yang memberi warna merah-kuning-hijau buat 99% kerja keras manusia. 1% yang memberi 'nyawa'. 1% yang bisa memberi perbedaan signifikan. Misteri Tuhan yang bisa jadi penentu keberhasilan atau sukses seseorang. Membalik kehidupan seseorang hingga 180 derajat, meski, hanya 1%.
Bakat ibarat gen. Sidik Jari manusia. Atau keunikan dari penderita Autistic Spectrum Disorder (ASD). Bakat memberi kekhasan pada ketrampilan & kreativitas seseorang. Bakat adalah karunia yang tidak akan anda peroleh dari kerja keras.
Lampu pijar merupakan salah satu buah manis dari kerja keras Thomas Alva Edison. Ribuan percobaan ia lakukan untuk memperoleh sebuah teknologi bernama lampu pijar yang ia 'terawang' dari mimpi gilanya. Saya percaya bahwa 1% bakat Edisonlah yang membuat insting 'penemu'nya tetap liar dan semangatnya bertahan hingga ia memperoleh hadiah dari kerja kerasnya. Albert Einstein dan Stephen Hawking pun tidak hanya jenius. Teori-teori fisika fenomenal mereka kebanyakan bukan lahir dari percobaan!

Di bidang seni, tak terhitung lagi. Itu gudangnya talenta. Kenyataan ini membuat bakat menjadi semakin menarik. Bakat di antara bakat-bakat. Bakat istimewa di lautan bakat. Saya ambil beberapa contoh, tidak hanya dari hitungan jumlah tapi juga rentang waktu peradaban manusia. Maksud saya, sejak manusia mampu mengapresiasi seni sampai sekarang, khususnya seni musik, berapa banyak artis sih yang sefenomenal Michael Jackson? Ga ada alias cuma dia. Dengan hanya mengeluarkan sarung tangan putih dari koper saat dia manggung, penonton bisa langsung teriak histeris lalu pingsan! Itu hal gila yang hanya bisa terjadi karena kharisma bakat entertaiment seorang Michael. Kita bisa sebut sederet nama lainnya; Elvis Presley, John Lennon, sampai artis remaja fenomenal saat ini yang mendunia dari 'hanya' bergaya di youtube, Justin Bieber. Bakatnya tertangkap oleh mata jeli seorang produser musik. Di Indonesia, kita punya Melly Goeslaw. Bayangkan, dia tidak bisa baca partitur, tidak bisa main alat musik, tidak bisa menata musik, namun mampu menelorkan ratusan karya musik gemilang! Hingga kini ia menjadi salah satu pencipta musik terproduktif di blantika musik Indonesia.

Wolfgang Amadeus Mozart dan Ludwig van Beethoven bisa jadi merupakan 2 dari sekian banyak komposer musik klasik hebat dan berpengaruh. Dan, anda tahu kan, bahwa karya terbesar Beethoven, "Symphony no. 9", ia ciptakan saat ia tuli dan buta total?
Aktor dan Aktris cilik saat ini banyak sekali. Tapi saya selalu terpesona Shirley Temple dan MacAulay Culkin. Aktor laga dengan beragam latar belakang beladiri ataupun hanya mengandalkan otot tebal juga banyak. Tapi berapa banyak yang memiliki kekhasan seperti Jackie Chan?

Di bidang seni rupa tidak kalah dahsyat. Sebutlah Raphael, Michaelangelo, Leonardo da Vinci hingga Rembrandt, Van Gogh, Picasso, Renoir, Monet, Jackson Pollock, Basuki Abdullah, Affandi, dan lain-lain. Masih seabreg (sangat banyak) tokoh berbakat di berbagai bidang yang bisa disebut seperti Houdini, Charlie Chaplin, Walt Disney, Hans Christian Andersen, Enid Blyton, Ghandi, Cleopatra, hingga Hitler. Ya, Hitler. Dia bengis tapi punya bakat memimpin luar biasa.

Anda bisa lihat kan, pengaruh dari 1% karunia Tuhan? Ya, terlepas dari bakat itu untuk kebaikan atau keburukan, bakat adalah karunia yang harus bisa dipertanggungjawabkan manusia pemiliknya. Akan jadi baik atau buruk. Salah satu contoh kecil dari bakat untuk keburukan adalah meng-copy paste karya orang lain lalu diakui sendiri. Hehehe... Jadi, jangan jadi blogger plagiator ya, apalagi blogger koruptor! Selamat menunaikan ibadah puasa.

Andreas & Petrus

02 September 2010

Demi Hubungan Baik

Ketika pemimpin bangsa kita selesai berpidato 'menenangkan' rakyatnya yang mulai gerah dengan tingkah polah negara -yang katanya- tetangga baik, seperti biasa, digelarlah acara yang isinya tanggapan, persepsi, argumentasi atas pidato tadi di banyak stasiun televisi. Buat saya jelas. Alasan-alasan yang dikemukakan di awal pidato, semuanya didasarkan pada ; demi hubungan baik selama ini dan banyaknya hal menguntungkan kedua negara yang perlu dijaga. Atas dasar-dasar tadi pemerintah kita selama ini bertindak sangat hati-hati. Mungkin malah terlalu berhati-hati. Buat si tetangga yang katanya baik tadi, apapun yang menguntungkan mereka pasti akan dilakukan, termasuk mengambil hak dan/atau milik bangsa lain. Hehehe... saya tidak bermaksud provokasi loh...

Lalu, jika hubungan baik itu bisa terjaga selama ini, mengapa sekarang kasus curi-mencuri jadi begitu sering? Si Tetangga juga seakan makin tidak tahu malu bahkan seperti menantang? Pemimpin kita yang memble atau Pemimpin Tetangga yang rese sih? Maklum, negara boleh sama, tapi pemimpinnya kan gonta-ganti. Kalau ini benar... jiahhh... berarti lagi-lagi masalah kepemimpinan. Tidak ada negara atau bangsa yang buruk. Yang ada adalah pemimpin yang buruk.

karikatur, charicature, Indonesia, Malaysia, politik, batas wilayah negara

05 Agustus 2010

Sekolah atau Pendidikan?

Pendidikan yang baik itu yang gimana? Secara awam, menurut saya pendidikan yang baik adalah sebuah proses pengajaran dimana metode yang dijalankan membuat orang bodoh jadi pintar, dan yang pintar tambah kepandaiannya. Memang naïf sih… tapi itulah pondasinya, itulah dasarnya Pendidikan itu mutlak perlu, yang tidak mutlak adalah bentuknya. Boleh formal, informal atau nonformal…

Mari kita bahas yang formal dulu yaitu sekolah. Mulai dari SD (yang kabarnya gratis itu) gimana situasinya. Pemerintah menempuh kebijakan mulia SD gratis dalam arti SPP, beberapa subsidi juga diberikan. Sisanya tugas orang tua: biaya transport, buku-buku (yang ini juga sumber keanehan, katanya dikasih/dipinjemi, tapi koq masih beli juga), iuran ini dan itu, ada-ada saja alasan terjadinya pungutan resmi atau liar… trus orang tua juga perlu ngasih uang saku buat jajan anak-anak mereka. Kenapa murid perlu dikasih uang jajan? Ya iyalah… bapak-bapak aja suka jajan, masak anak-anak nggak boleh jajan?
Artinya pendidikan itu mahal bro…. Di Indonesia, pendidikan adalah pengeluaran termahal setelah kesehatan. Itu SD, TK aja dah jor-joran.

Apakah itu salah? Nggak tau deh…. Kayaknya bukan begini sebaiknya. Selain mahal, sekolah-sekolah itu kebanyakan melupakan pondasi atau dasar pendidikan seperti alinea pertama di atas. Anak-anak dikumpulkan untuk bersaing di “penjara” yang disebut sekolah…si bodoh akan repot mengimbangi si pandai, mereka terkondisi untuk semakin terpuruk karena sistim yang salah, samasekali ini bukan salah mereka, tapi sistim.
Sementara itu yang pandai jumlahnya relatif lebih sedikit daripada yang bodoh. Para murid pandai termasuk kategori beruntung, dipuja dan dibanggakan oleh mereka yang menganggap sekolah sebagai mahadewa, sumber gengsi dan kesombongan. Mereka yang bodoh tidak 100 % pantas disebut bodoh, lebih tepatnya “tidak bisa,” Banyak faktor yang membuat orang tidak bisa.

Lagian, kenapa sih pelajaran kelas 4 sudah dijejalkan pada siswa kelas satu?! Kenapa murid kelas 4 SD harus melahap mata pelajaran yang (dulu) diperuntukkan anak SMP?!
Kenapa mata pelajaran begitu banyak meski baru kelas satu? Kenapa orang tua harus “ikut” sekolah? Banyak orang tua sewot ngajarin anaknya dan heran koq sekarang jadi sulit? Memang, tanggung jawab pendidikan bukan hanya milik pemerintah, lembaga dan guru, tapi juga peranan orang tua…..tapi haruskah serepot ini?

Sadarkah bahwa sekolah telah jadi “penjara?” (tanda kutip ini perlu sebagai renungan bukan sumber perdebatan) Penjara di sini bisa pencitraan (image), alangkah hinanya tidak sekolah. Sekolah penting, tapi yang utama adalah pendidikan dengan cara mengajar yang ideal. Yang ideal itu yang gimana? Lho itu tugas orang-orang pintar untuk merumuskannya, bukan tugas saya yang awam. Percuma dong saya menggaji banyak orang pintar melalui pajak yang saya bayar.

Jangan sampai anak-anak dirampas hak asasi-nya yaitu, bermain…karena tugas yang terlalu banyak dan terlalu dini diterapkan. Kalau itu terjadi, maka, sekolah itu identik dengan penjara….. 


Andreas & Petrus

27 Juli 2010

Pecah Jiwa

Ini bukan tulisan soal ilmu jiwa yang rumit itu, Cuma sekedar pengamatan lingkungan dan pengalaman pribadi…termasuk tanda tanya dan juga rasa heran. Sering saya ketemu orang-orang yang disebut waras nggak bisa, disebut gila juga nggak bisa…

Beberapa di antara orang2 itu lumayan pintar, cerdas, berpendidikan, punya profesi dalam arti pekerjaan tetap…kadang2 mereka tiba2 blank… kacau dan berbuat aneh. Kalau sudah begitu mereka dipanggil “wong edan”… tadinya tenang mendadak ngamuk…. Ada juga karena sebab sepele jadi reaksinya berlebihan, tak masuk akal.
Karena pengetahuan saya di bidang psikologi minim (mungkin bahkan nol), jadi sulit memahami orang2 itu. Semua perbuatan abnormal itu biasanya bukan watak, bukan mentalitas. Intinya, mereka bagai dua kepribadian campur jadi satu… Apa itu namanya? Saya nggak ngerti… kusebut saja pecah jiwa, kalau belum parah ya namanya jiwa retak, belum pecah… he he he

Teman saya, cewek, cerita dia dingin sikapnya kalau ketemu pacarnya. Nggak romantis blas… nggak terangsang, apapun yang dilakukan pacarnya. Cewek ini ngaku sangat bergairah kalau melihat kuli-kuli sedang angkat barang sambil telanjang dada. Ketika keringat mengaliri tubuh kuli-kuli itu, maka si cewek horny seketika. Aneh.

Ada juga teman saya, cowok, kerjaannya ngomongin kejelekan pacarnya terus-menerus. Nggak pernah bosen, tak perduli yang dengerin bosen.
Minta saran bagaimana caranya mutusin sang pacar, tapi anehnya kalau sedang ketemu ceweknya langsung mesra dan sikapnya kayak hamba ketemu tuan. Tunduk bagai lelaki paling bego sedunia.

Teman lain kategorinya jaim. Suka kotbah, sok suci dan penggemar berat (terlalu berat) pada film porno. Kalau lagi pingin sex pikirannya mulai kacau, jadi wong edan. Ada juga teman yang suka ngomong sendiri terutama pas sendirian, tapi kalo diajak diskusi langsung nyambung dan terarah. Sembuh jadi normal. Masih banyak cerita teman2 yang aneh, kalau diceritakan semua terlalu panjang dan membosankan.

Saya bersyukur teman saya banyak sekali, mayoritas, tentu saja, sehat jiwanya… normal, nggak gila Walau banyak yang aneh, tapi lebih banyak yang biasa saja. Waras. Memang sulit memahami mereka yang aneh, tapi, nampaknya kewajiban saya yang utama bukan “memahami,” melainkan “menerima”

Yang jelas, sakit jiwa tak selalu gila. Mungkin cuma terganggu jiwanya. Gila juga beda dengan perbuatan gila. Gila juga tidak identik dengan kebodohan. Sejarah mencatat banyak orang jenius penuh kegilaan.

Sepanjang tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain atau merusak situasi dan lingkungan, biarkan saja orang2 gila itu. Welcome to the crazy world. 


Andreas & Petrus

06 Mei 2010

Transfer Janin


Berdasarkan kisah nyata.

Cerita ini mungkin kurang serem. Tapi yang jelas horror.

Tergantung imajinasi anda.

Percaya atau tidak, yang jelas, ini nyata dan ada terjadi…



>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<< 
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<< 
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<< 






30 April 2010

Crossing Over

Dalam sebuah acara kontes penyanyi idola di sebuah stasiun tv swasta, seorang juri mengomentari penampilan salah satu kontestan dan menyatakan kekagumannya pada keberanian si kontestan, dalam berimprovisasi dan mengambil resiko dengan membawakan sebuah lagu yang memiliki tingkat kesulitan teknik cukup tinggi. Meskipun lagu tersebut bukan jenis yang biasa si kontestan nyanyikan, tapi pada malam itu, ia memberanikan diri dan berhasil membawakannya dengan baik. Para juri salut. Si kontestan bangga. Penonton puas.

131 tahun yang lalu, di Jepara, Jawa Tengah, lahir seorang wanita pemberani yang mencoba keluar dari tradisi budaya masyarakatnya yang justru memenjarakan hak kaum perempuan. Menurutnya perempuan seharusnya merdeka dan memiliki hak yang setara dengan kaum lelaki, termasuk hak untuk belajar dan menuntut ilmu. Pemikiran, ide dan cita-citanya sangat maju dibanding perempuan lain di masanya, mampu menembus "penjara" yang mengungkungnya. Bahwasanya gugatan atas haknya sebagai perempuan merdeka menjadikan Raden Ajeng Kartini, pahlawan dan pelopor emansipasi wanita di Indonesia.

Saat Perang Dunia II berkecamuk, KGB (dinas intelejen Rusia), membunuh tak kurang 20.000 elite Politik Polandia sebagai langkah antisipasi bangkitnya Polandia, sehingga tetap berada di bawah Uni Soviet. Lalu Nazi dijadikan kambing hitam.

Beberapa waktu lalu Perdana Menteri Rusia Vladimir Vladimirovich Putin, mantan pejabat teras KGB, membuka kasus ini dan mengakui bahwa pembunuhan di Katyn, Rusia, dilakukan oleh KGB. Langkah berani Rusia tersebut, menjadi dasar proses politik bernama rekonsiliasi. Dari sinilah dibangun bentuk politik baru yaitu politik yang bersatu dengan moral. Politik Rekonsiliasi.
Tragedi yang baru terjadi, yaitu jatuhnya pesawat Tupolev di Smolens, Rusia, yang membawa Presiden Polandia, Lech Aleksander Kaczyński dan rombongan dalam perjalanan meresmikan tugu peringatan pembantaian Katyn, membawa duka yang mendalam tidak hanya bagi Polandia & Rusia, tapi juga dunia. Namun duka itu pula yang melipatgandakan semangat politik rekonsiliasi yang sedang dibangun. Untuk lebih lengkapnya, silakan baca sebuah artikel menarik berjudul "Polandia Berduka, Polandia Bangkit" yang ditulis oleh Emmanuel Subangun untuk koran Kompas.

Saya coba menarik benang merah dari ketiga kisah di atas: suatu keberanian melintasi batas yang berbuah kemuliaan. Apa yang telah dibuat si kontestan idol, RA. Kartini, serta Polandia-Rusia, merupakan suatu contoh langkah kongkrit melintasi batas, crossing over, yang luar biasa. Butuh keberanian bahkan tekad namun juga kerendahan hati untuk melakukannya, yaitu membalik kemustahilan menjadi mungkin, bahkan... BISA. Melintasi batas ketakutan, ragu, rendah diri, kesombongan, kekuasaan, intimidasi, pandangan umum, budaya, agama, istitusi, politik, bahkan dosa masa lalu.

Tanpa melintasi batas, takkan ada maaf, pengampunan ataupun rekonsiliasi. Takkan ada bohlam listrik atau roket. Takkan ada Jerman bersatu. Takkan ada Sang Saka Merah Putih. Takkan ada kemajuan sejati. Hanya tanggung. Tanggung dalam memberantas korupsi, tanggung dalam memajukan dunia pendidikan, tanggung dalam menyejahterakan rakyat. Ya, hanya tanggung.

Untuk melintas batas, kita memang membutuhkan Tuhan. Tapi, kita "tidak butuh" Tuhan untuk berani dan rendah hati. Mengapa? Karena Tuhan sudah memberikan kedua hal itu (plus apapun yang kita butuhkan), sejak kita lahir. Tuhan sudah memberikan kuncinya. Kunci untuk survive. Kita tidak butuh Tuhan untuk memasukkan dan memutar kunci, karena Ia ingin kita sendiri yang melepas keberanian dan melakukan tugas itu. Dan setelah pintu terbuka, kita harus rendah hati dan membiarkan selanjutnya Tuhan yang bekerja menurut rencana-Nya.

Jika kamu belum berani melintasi batas, jangan berhenti dulu apalagi menyerah. Bermimpilah. Mimpikan sebuah keluarga idaman, atau jalan-jalan yang lengang dan aman. Negara yang bebas korupsi (walaupun mungkin tidak bebas prostitusi), atau suatu dunia yang damai tanpa perang dan kelaparan. Lalu genggamlah mimpimu dan beranikan dirimu. Mari melintasi batas. 




Andreas & Petrus

22 April 2010

Super Bintang

Menjadi bintang lapangan hijau mungkin bukan hal yang sulit walaupun butuh kerja keras dan tekad baja. Para bintang ini bahkan bisa bertaburan di satu kesebelasan. Tapi untuk menjadi seorang super bintang dibutuhkan suatu nilai lebih. Nilainya bisa macam-macam. Buat saya, nilai lebih itu bukan hanya yang terlihat di lapangan hijau melainkan juga di luar lapangan. Singkatnya, luar dalam kudu bagus deh...

Mungkin tidak ada yang akan membantah, jika Lionel Messi adalah bintang terbaik lapangan hijau saat ini. Young, high talented and good attitude. Salah satu bintang gemilang yang dimiliki dunia. Ya, dunia. Bukan hanya milik Argentina atau klub Catalan Spanyol Barcelona saat ini. Ia adalah milik dunia. Kepiawaian, keanggunan, kejeniusannya, dan kerendahhatiannya. Semua milik dunia. Mengapa? Karena, selain apa yang ia miliki tadi, sejarah yang telah, sedang dan akan ia catat, adalah sejarah dunia. Dan ia akan menjadi salah satu inspirasi dunia. Mungkin salah satu inspirasi terbaik, jika ia mampu menjaga prestasi dan image yang ia miliki.

Bintang muda lain pilihan saya adalah Ricardo Kaka (Brasil, klub Real Madrid saat ini). Prestasinya tinggi walaupun tidak sefenomenal Messi. Kehidupannya di luar lapangan bisa jadi paling kudus dibanding pesepakbola lain yang pernah ada.

Salah satu super bintang, yang aksi golnya ke gawang Argentina di Piala Dunia 1998 masih menggetarkan saya sampai sekarang adalah Michael "Phenomenon" Owen. Gol yang dibuat dengan penuh kepercayaan diri dan keberanian dari seorang pemuda berusia 19 tahun saat itu. Satu gol terbaik yang pernah tercipta dari kaki pemain termuda di ajang Piala Dunia. Meskipun kini prestasinya tidak secemerlang dulu, Michael Owen tetap dihormati publik Inggris.

Inggris juga pernah memiliki satu pemain dengan prestasi membanggakan sekaligus menjadi the best fair player dunia. Dialah Gary Lineker. Bukan main-main, pembunuh berwajah karismatik ini tidak pernah menerima kartu kuning (apalagi merah!) di sepanjang karir sepakbola profesionalnya selama 16 tahun! Di Piala Dunia 1990 ia menobatkan dirinya menjadi salah satu dari 8 pemain dunia yang menorehkan 10 atau lebih gol dalam sejarah Piala Dunia.
Tentu masih ada para super bintang ini. Tidak hanya yang berasal dari lapangan hijau tentunya. Mereka yang prestasi dan kepribadiannya menjadi inspirasi dan teladan bagi dunia. Hmm... mungkin ini maksud nasehat para tetua, "Kalau jadi orang baik, jangan setengah-setengah..." Nyebur sekalian!



12 April 2010

R U N Y A M

kudekap tubuhmu erat mesra
kucari hatimu di mana?

Seorang teman pernah bercerita dengan semangat berkobar, ia yakin berita itu benar, alasannya ditayangkan di TV! “orang disiarin di tv koq, pasti benarlah…” katanya sambil ngotot. Dia tetap bersiteguh ketika saya bilang apa yang ditampilkan di tv bukan jaminan kebenaran. Ya udahlah, kalau ketemu makhluk semacam ini saya bilang dalam hati…, yang waras ngalah…..

Semakin banyak alat komunikasi, kian terbuka suatu keadaan dimana berkomunikasi jadi tidak mudah. Demikian juga soal informasi, terlalu banyak info diwartakan, kadang dan sering terjadi kebenaran rancu... bisa terjadi orang bingung tak tahu kepada siapa mesti percaya.

Mereka yang mengetahui psikologi massa tahu benar mengolah situasi untuk mewujudkan suatu kepentingan. Sebuah berita dikabarkan, mengandung kebenaran tapi hanya sepotong kebenaran, tidak utuh atau dikondisikan tidak lengkap. Terus kebenaran tidak sempurna itu diyakini, dijadikan dasar orang-orang untuk ambil kesimpulan bahkan keputusan! Runyam jadinya...


Biasanya bila sebuah kasus besar terjadi situasi publik jadi memanas, pihak-pihak tertentu sering mengalihkan perhatian dengan berita heboh lainnya. Ketika masyarakat fokus pada kasus Century, media menyodorkan berita teroris, disusul berita soal makelar kasus, tentang Gayus Tambunan, tentang kehidupan cinta selebritis…. Kasus kecil dibesar-besarkan atau sebaliknya. Pokoknya publik bingung kronologinya, kasusnya kabur.
Gaya atau model seperti ini sudah sejak dulu dipraktekkan oleh badut-badut politik di Indonesia. Hati masyarakat mengambang bagai tahi di kali. Tiada jaminan semua berita itu bohong atau benar.

Terjadilah krisis…. Dalam keadaan krisis dan kritis terbuka kesempatan luas untuk ambil keuntungan. Bisa positif atau negatif. Kesempatan dalam kesempitan, Kecepatan dalam kecepitan. Bisa memancing di air keruh atau ambil hikmah dibalik bencana.

Itu gambaran umum, dalam tingkat pribadi, kau bisa kencan dengan kekasihmu dan mencapai orgasme…. Kau raba dadanya tapi tidak hatinya… keterbatasanmu tak bisa baca hati orang sekalipun orang tercinta.. selanjutnya kau genggam sebuah kebenaran meski hanya sepotong.



Andreas & Petrus


16 Februari 2010

P O L I S I

Images by: Clker Free Vector, OpenClipart, & Gerd Altmann on Pixabay
edit by: petruspetu

Mereka bisa tentukan diri mereka,
mau jadi apa
Pahlawan atau bajingan adalah pilihan

Menurut rencana dan secara idealis polisi diciptakan untuk menjadi pelindung/pengayom masyarakat. Mereka punya hak dan kewajiban sebagai alat Negara. Artinya beberapa hak itu telah memungkinkan mereka jadi penyidik, investigasi, menangkap, menahan, dan membawa orang ke pengadilan, dll. Melawan mereka bisa dianggap melawan negara.
Dengan keleluasaan gerak semacam itu polisi berpeluang jadi pahlawan atau bajingan, tergantung moral polisinya.

read more on Karyakarsa.com/Jalahati

>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<< 
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<< 
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<< 

20 Januari 2010

PATAH HATI

yang perih di antara pilu
melebihi kematian adalah
kasih tak sampai

Membahas soal ini dalam arti yang luas kayaknya menarik. Kasih tak sampai adalah cinta yang dicurahkan tapi tidak mencapai sasaran. Bisa dari orang tua kepada anak atau sebaliknya, bisa dari Tuhan kepada umatNya, bisa dari teman ke sahabatnya, bisa dari pemimpin kepada rakyatnya atau sebaliknya. Bisa juga, dan yang paling sering terjadi adalah dari seseorang kepada kekasihnya.

Pernahkah Anda alami kasih tak sampai alias patah hati?
Saya pernah dan saya paham nyeri lukanya melebihi kematian… Sungguh! Kalau nggak percaya coba aja… (he he he… jangan terlalu serius ya…. Bagi yang belum atau sudah tidak patah hati hal ini mungkin terasa norak atau berlebihan)

Mereka yang pernah alami patah hati, tapi bisa bangkit dari luka dan bersemangat lagi tahu benar bahwa hidup ini bernilai, bahwa cinta adalah nilai tertinggi, teratas dalam kehidupan. Tahu artinya “sembuh” karena pernah “luka”, karakternya positif dan membangun.

Bagi yang kalah karena patah hati ia bisa “mati” bahkan ketika secara fisik ia masih hidup! Bisa saja mati beneran. Bisa pecah jiwa, gila atau setengah gila, ngawur dan wataknya perusak. Anda bebas pilih posisi mana, saya tak mau kasih saran. (Anda kan udah gedhe… he he he).

Seringkali saya bilang ke teman-teman soal begitu banyak jenis penderitaan besar dalam hidup di dunia ini, tapi saya kelompokkan 3 penderitaan terbesar. Petama: kasih tak sampai. Kedua: kemiskinan. Ketiga: Sakit kelamin

Derita pertama sudah sedikit dibahas tadi. (kalau mau dikembangkan pembahasannya boleh aja). Derita kedua, yang dimaksud kemiskinan adalah, bisa tidak punya cinta dan kasih, miskin (amal) kebaikan, miskin harta, miskin ilmu, miskin pengampunan dan lain-lain (itung sendiri) Menurut falsafah Jawa, kemiskinan adalah siklus seperti hari. Setiap individu yang alami kemiskinan akan alami juga : jumatkinan, setukinan, minggukinan, seninkinan, slasakinan, setelah rebokinan balik lagi ke kemiskinan

Derita ketiga, sakit kelamin… (karena kelamin adalah pintu manusia masuk dunia dan juga untuk menghindari kemungkina dituduh pornografi, maka akan saya bahas secara khusus di tempat dan media lain, di waktu yang berbeda… maaf ya…

Peristiwa “kasih tak sampai” paling pedih dalam sejarah adalah ketika Tuhan Yang Maha Tinggi dengan rendah hati berkenan turun ke dunia, mengorbankan diri demi begitu besar cintaNYA pada manusia, tapi ditolak, diragukan, dilecehkan, dianggap sesat, tak masuk akal, divonis sebagai ajaran ngawur dan berbahaya. Diadili dan dibunuh dengan cara demokratis menurut orang-orang yang tidak percaya padanya.


Andreas & Petrus

18 Januari 2010

J A D U L

semua lagu aku suka
kecuali, lagu Lu…!


Saya suka lagu-lagu lama, tentu saja saya tidak menolak lagu-lagu baru… Banyak lagu lama yang diaransemen lagi dan disukai banyak orang. Kadang saking lamanya lagu itu orang sudah lupa sehingga ketika tembang itu berkumandang lagi kesannya atau orang anggap itu lagu baru… Lagu lama itu telah teruji oleh waktu, disukai banyak orang seantero jagad. Menjadi abadi. Legenda.

Buat saya pribadi, semua bentuk kehebatan lagu baru baik dari segi komposisi, harmoni dan aransemen, pernah saya temukan dalam lagu-lagu lama. Bahkan, jaman dulu teknologi belum sehebat sekarang jadi ketrampilan alias skill pemusik dan vokalis lebih terbukti. Mungkin kualitas rekaman, panggung, lighting, gaya, mode dan beberapa aspek lain nampak kuno dan ketinggalan, tapi ada power di sana: semangat, energi, kualitas tinggi terasa benar. Itu semua belum terasa pada lagu-lagu baru… Entahlah, mungkin lagu-lagu baru itu nantinya toh akan jadi lagu lama yang awet dikenang juga…

Jika mau tes apakah penyanyi/pemusik itu hebat atau tidak, gampang caranya. Jika kualitas lagu yang ditampilkan sama (atau nyaris sama) antara rekaman dan panggung (live), maka pemusik/penyanyi tersebut tergolong bagus

Sesungguhnya apa kriteria lagu bagus? Ini relatif, karena unsur perasaan ambil bagian penting dalam menikmati atau menyukai lagu. Sering terjadi lagu mewakili atau mewarnai sebuah peristiwa, bukan tidak mungkin tema lagu itu tidak berhubungan dengan kejadian atau kenangan. Contoh: Suatu ketika saya alami peristiwa pahit di suatu tempat. Pada saat itu terdengar sebuah lagu cengeng yang tidak saya sukai! Akibatnya setiap dengar lagu cengeng itu saya terkenang kejadian pilu tadi… saya mulai menyukai lagu itu dan sengaja memutar kembali untuk “menikmati” luka… Walau lagu itu tidak bermutu

Banyak lagu yang berpengaruh dalam sejarah manusia, baik secara pribadi maupun universal. Musik adalah kreativitas Illahi yang luar biasa…. Seni tingkat tinggi yang dianugerahkan Tuhan buat manusia.

Semua agama menggunakan


Andreas & Petrus

09 Desember 2009

D E M O

haruskah kita turun ke jalan
robohkan setan yang berdiri mengangkang
(Iwan Fals dalam lagu: “Bongkar”)

Demo artinya memperagakan atau mempertunjukkan. Demonstrasi juga sama, tapi dalam konteks tertentu maknanya bisa meluas. Yang sering terjadi demonstrasi adalah sarana protes atau menentang sesuatu. Karena aksi demo sedemikian marak dan sering anarkis alias rusuh ada petinggi usul gimana kalau disediakan lokasi tertentu khusus buat demo!
Usulnya bagus, tapi menggelikan. (Saya tertawa sampai perut kaku).

Inti tujuan demo adalah menarik perhatian dan reaksi yang diharapkan, terus ada perubahan. Kalau demo dialokasikan seperti pelacuran, jadi nggak pas… Gaung dan aspirasi demonstran terbentur pada sifat khas lokasi, bahwa demo harus dilaksanakan di luar kemapanan supaya menggugah kesadaran pihak-pihak tertentu.

Saya paling setuju aksi damai tanpa kerusuhan, tapi tetap saja lucu kalau dibuat lokasi khusus demo…. Demonstran harus melakukan aksi extra ordinary (di luar kebiasaan) supaya pihak tertentu terhenyak dan memperhatikan. Lokasi khusus demo sudah terwakili banyak sarana: mass media, pagelaran seni, puisi, lagu, lukisan, tulisan dan cara-cara mapan lainnya.

Apakah para petinggi negara peka terhadap cara-cara “mapan?” Apakah mereka yang mengambil keputusan-keputusan yang mempengaruhi kehidupan dan nasib orang banyak bisa disentuh nuraninya dengan lagu, puisi dan seni? Bila mereka tidak peka cara-cara mapan tentu mereka juga tak peka terhadap demo yang menempuh cara yang di luar kebiasaan tadi. Cuma, minimal ada tekanan dan upaya memancing reaksi yang lebih luas hingga dapat dukungan untuk mencapai tujuan : Perubahan.

Demo sudah jadi mode, bahkan kita bisa sewa demonstran dengan tarip tertentu lengkap setting-nya, mau dibikin panas, seru atau rusuh, terserah anda. Bagaimana kenali demo yang tujuannya baik? Gampang. Selama demo itu berpihak pada nasib kaum lemah (atau dilemahkan), selama demo itu menyentuh hajat hidup orang banyak, itu tujuannya baik.
Soal jadi rusuh atau tidak itu tergantung situasi. Banyak orang yang memanfaatkan situasi demo supaya rusuh, termasuk pihak-pihak yang di-demo.


Saya salut sama demonstrans mereka mempertaruhkan segalanya dengan resiko dianiaya atau jadi cacat bahkan mungkin tewas. Demi tujuan baik, tapi difitnah, dianggap perusuh, dimusuhi banyak orang, tak jarang pendemo dimusuhi juga oleh pihak-pihak yang dibela aspirasinya.



Andreas & Petrus


06 November 2009

LAKUKAN SEKARANG

Dengan semangat, setengah maksa, seorang teman minta saya baca buku tentang positif thinking. Ia juga minta saya nonton acara di Metro TV yang dipandu motivator ulung.

Okay, bukunya bagus, acara tv-nya juga, keduanya menghasilkan manfaat yang melimpah.

Teman saya itu jenis insan jenius tapi kere. Ia membaca semua buku-buku hebat, ikut berbagai program pengembangan diri. Ia adalah kombinasi antara kritikus yang jeli dan perencana ulung. Ia himpun apa saja yang bisa disebut sebagai motivasi. Sayang ia lupa bahwa persoalan bukan pada apakah kita tahu atau tidak, punya motivasi atau tidak, tapi pada apakah bertindak atau tidak.

Satu tindakan lebih efektif dari seribu pemikiran.

Andreas & Petrus


mulut, tangan, act, tindak nyata

20 Oktober 2009

Kultus

bagaikan babi buta
aku memujamu


Kultus itu pendewaan terhadap sesuatu. Mengkultuskan orang berarti mendewa-dewakan orang. Anda bisa amati sejarah dan zaman, berderet nama di dunia telah jadi kultus, jadi dewa. Di negeri kita yang berantakan namun tetap kucinta juga banyak orang dikultuskan. Tokoh politik, seniman (artis dan group band) pemimpin agama...

Sebagai contoh saya mau cerita tentang orang Indonesia yang dikultuskan banyak orang. Namanya tidak usah kusebut, soalnya nanti pengikutnya kalau tersinggung bisa ngamuk, he he he he…… Bukan karena saya takut, tapi males ribut. Dan juga, saya termasuk pengagum tokoh ini, meski pantang buat saya mendewa-dewakan dia.

Bagi banyak orang dia itu pinter banget (bagiku dia nggak pinter banget, tapi pinter aja),menguasai banyak bahasa. Pengikutnya puluhan juta, prestasinya mengagumkan, terkenal seluruh jagat, gaya bicaranya menarik dia lucu seperti saya, suka bikin orang terpingkal-pingkal, dia suka nyleneh, biang kontroversi, tak pernah kekurangan pendukung. Bagi pemujanya dia dibilang jenius dan sakti (punya pasukan jin kali ye….. he he he ). Dia orangnya baik budi, tidak sombong, rajin menabung. (yang ini nggak nyambung… he he he)

Tokoh ini sungguh ideal, Bukan salah dia dikultuskan, Apakah dia menikmati pendewaan terhadapnya atau tidak saya tidak tahu… Salah atau benar pengikutnya rela dan siap mati untuknya! Bukan main!

Dulu saya secara konyol juga memujanya tapi kemudian saya bertobat. Gara-garanya ketemu dia 2 kali. Yang pertama dengar pidatonya yang saya tunggu-tunggu, tapi tiba-tiba dia ngelantur jadi saya kecewa. Yang kedua saya ditugasi wawancara dengan beliau, petanyaan saya dan jawaban dia nggak nyambung jadi saya kesal. Ah, ini mah bukan dewa! Ini adalah manusia yang suka makan nasi dan menghasilkan tai.

Sehebat apapun dia kata orang, dia tak punyak hikmat yang datang dari Rohkul Qudus dia adalah manusia biasa. Anehnya, manusia itu makhluk ciptaan paling sempurna, sekaligus selama masih manusia dia pasti punya kelemahan.

Siapakah dia? Itu nggak penting, “dia” itu bisa siapa saja. Yang penting mengagumi dan memuja itu boleh dan kita berhak. Tapi ya sewajarnya ajalah… Mestinya proporsional.
Sampai sekarang saya tetap mencintai dia dengan rasa hormat yang tulus, tapi saya tidak mau membabibuta.


Andreas & Petrus

06 Oktober 2009

Bencana Korupsi, Korupsi Bencana

"memang bila kita kaji lebih jauh
dalam kekalutan masih banyak tangan
yang tega berbuat nista..."

(kutipan lagu Ebiet G Ade: “Untuk Kita Renungkan”)

Selain gelar negara korup, Indonesia juga dicap sebagai negeri penuh bencana. Kedua gelar itu memang didukung fakta. Yang juga lucu dan pahit adalah dana bencana dikorup, he he he he….. Parah betul Indonesia.

Mereka yang menyelewengkan dana bantuan bencana bagaikan burung pemakan bangkai. Terbusuk diantara kebusukan. Meski banyak orang menyadari hal ini, tapi masyarakat umumnya punya respon positif setiap terjadi musibah. Empati dan simpati mengalir deras. Dengan mudah dana swadaya masyarakat dihimpun oleh banyak lembaga atau kelompok, Ribuan relawan (dengan atau tanpa pamrih) juga siap turun tangan. Apakah dana itu bakalan sampai ke korban atau tidak masyarakat tak mau pusing, Yang penting beramal, soal yang nyolong serahkan saja pada razia Illahi.

Membahas hal-hal ini memang tiada batasnya, tapi supaya saya tidak ngelantur, saya ingin melontarkan dua hal sebagai wacana yang menyangkut pekerja sosial dan upaya bagi para penolong. Jangan sampai para penolong celaka seperti para korban yang ditolong.

Ada baiknya berbagai pihak mulai berpikir bagaimana jika setiap relawan juga ada asuransi ketika terjun ke lokasi bencana. Perusahaan jasa asuransi dan para ahlinya mesti mengkondisikan adanya kemudahan asuransi bagi relawan dalam berbagai kategori, bahkan asuransi itu bisa bersifat per-kasus bencana. Artinya periodik. Jangka pendek untuk relawan kontemporer/sementara atau panjang bagi yang memang profesinya adalah regu penolong. Biasanya mereka yang profesinya regu penolong sudah diasuransikan. Tapi gimana mereka yang jadi relawan dadakan atau periode tertentu. Dengan resiko yang tak terbatas wajar jika ada asuransi.

Itu tadi soal relawan, gimana dengan mereka yang memang bekerja sebagai regu penolong? Harus diakui bahwa pekerja sosial di Indonesia gajinya minim, (Yang saya maksud pekerja yang tidak ikut NGO dari luarnegeri, saya tidak tahu banyak penghasilan mereka).

Mereka yang mempertaruhkan kehidupannya untuk menolong orang lain juga punya kewajiban utama menghidupi keluarganya. Para pekerja sosial itu banyak yang miskin dan secara struktural juga bisa, dan sangat mungkin terpaksa terlibat korupsi.

Bencana masih bayak, walau pasti tidak kita harapkan…… korupsi masih tetap akan jadi budaya di negeri kita… inilah bencana di atas bencana.

Andreas & Petrus

30 September 2009

Ga Naik Kok, Cuma Disesuaikan!

Sudah merasakan kenaikan tarif tol yang mulai berlaku Senin, 28 September 2009 kemarin? Saya belum, karena memang tidak punya mobil. Tapi sebagai pengguna kendaraan umum, bisa jadi saya ikut kena dampaknya. Kalau naik taksi, lewat tol, jelas, saya harus bayar sesuai tarif tol baru. Nah, kalau naik bis, bagaimana? Ya, bisa kena juga. Kalau bis tersebut masuk tol, biasanya si kenek minta ongkos lebih. Alasannya, "Masuk tol, Mas..!" Asem!

illustration, freeway, traffic jam, tarif toltarif naik wajib, perbaikan mutu pelayanan ga wajib

Kenaikan rutin seperti ini memang harus diterima. Tidak bisa protes (baca: bisa protes tapi percuma, buang-buang waktu & tenaga!). Alasannya, karena hal ini sudah diatur dalam Undang-Undang.
Menurut Undang-Undang Jalan Nomor 38 Tahun 2004, ”... penyesuaian tarif tol tiap dua tahun ... didasarkan tarif lama, yang disesuaikan dengan kenaikan tingkat inflasi....”
Tanpa kenaikan tarif, dana pemeliharaan berkurang sebab pemasukan dari pengguna tetap
Demi keadilan, tentu kenaikan tarif mesti diimbangi pemenuhan standar pelayanan minimum (SPM). Ada pagar tol, permukaan jalan, jumlah maksimal lubang, serta peningkatan kecepatan transaksi rata-rata.
(baca lengkapnya di sini)

Nah, mengenai SPM ini pun pastinya masih mengecewakan. Atau mungkin karena standar minimumnya itu. Ibaratnya, Jasa Marga punya nilai raport rata-rata 6. Pemerintah selaku 'orang tua' bilang, "Tidak apa-apa deh nilai rata-ratanya 6, asal tidak merah!" Dibilang seperti itu, berpuas dirilah si Jasa Marga yang manja ini. Bah! Kalau demikian, kita usulkan saja SPM tadi diganti menjadi Standar Pelayanan Plus-Plus. Biar ada peningkatan, gitu loh!

Ok, katakanlah kenaikan tarif itu diperlukan antara lain untuk biaya pemeliharaan. Kalau jalan tol rusak karena dana pemeliharaan minim, harga saham pun anjlok karena industri tol kehilangan kepercayaan investor dalam dan luar negeri, bla bla bla bla... Tapi yaa, tolong, jangan jadikan rakyat pengguna jalan tol seperti sapi perahan yang harus ikut bertanggung jawab jika industri tol ini ambruk, tanpa diperhatikan suara dan kenyamanannya. Kayak bis umum aja. Penumpang sudah seperti sarden, masih disuruh rapat sana miring sini. Tidak peduli penumpang nyaman atau tidak, yang penting bayar penuh! Kejar setoran! Memangnya pemerintah lebih keberatan kehilangan kepercayaan investor daripada kehilangan kepercayaan rakyat?

Satu lagi, kalau Undang-Undang kenaikan tarif itu ada, kok, Undang-Undang yang berisi sanksi bagi operator jalan tol yang buruk atau nakal, tidak ada? Alasannya pasti satu, ngga mau rugiii...

Andreas & Petrus

29 September 2009

Ahh, Miyabi...

Hayoo...pembaca (cowok), yang belum pernah melihat 'aksi' Miyabi atau Maria Ozawa, angkat tangan! Hehe... Anda bakal punya kesempatan melihat si cantik ini jauh lebih dekat dan live! Tapi, ini baru kemungkinan. Kalau jadi. Sebabnya, meskipun kedatangannya ke Indonesia atas undangan salah satu rumah produksi yang berencana membuat sebuah film dengan sentral cerita dirinya sendiri, namun banyak pihak termasuk MUI, yang menolak kehadiran Miyabi di Indonesia dengan alasan bisa merusak citra Indonesia di mata dunia. Loh??

Saya tidak habis pikir, apa hubungan kedatangan bintang film porno (yang mau membintangi film non porno) dengan citra negara? Meskipun saat ini negara kita, Indonesia, mempunyai citra yang buruk di mata dunia (negara koruplah, negara terorislah, pengekspor TKWlah, bla bla bla bla...), tapi saya tetap tidak percaya bahwa citra negara ini menjadi lebih buruk dengan kedatangan seorang Miyabi! Serentan itukah?


illustration, miyabi, maria ozawa, indonesia, menculik miyabi

Kalau kenyataannya, Miyabi datang untuk membangkitkan gairah (dan syahwat) industri film porno di Indonesia, saya pasti ikut menentang, walaupun saya penikmat 'aksi'nya di film. Alasannya jelas, moral bangsa khususnya anak-anak. Kalau saya, memilih 'rusak' sendiri. Ga mau ajak-ajak yang lain. He he he...

Kita bisa berdebat panjang lebar soal moral yang benar, tapi maksud saya, ayolah... apakah kita tidak bisa melihat manusia sebagai manusia? Bintang porno juga manusia, kan? Apa bisa, kita tidak sekedar melihat latar belakang, agama, budaya, golongan, profesi, dan lain-lain. Bisakah kita tidak berprasangka buruk. Citra Indonesia yang dikenal di mata dunia adalah keramahtamahannya. Mudah-mudahan sampai sekarang masih. Keramahtamahanlah yang membuat kita bermartabat. Bukan prasangka buruk. Apalagi sampai bertindak berlebihan alias over acting. Kalau pada dasarnya kita kuat, tahan godaan, mewarisi nilai luhur bangsa ini ( maksudnya bukan sok suci tapi, ramah, bersahabat, tolong menolong, saling hormat, de el el...), punya prinsip moral yang teguh (maksudnya, antara perkataan dan tindakan, sejalan loh...), saya percaya, tanpa berkhotbah pun, orang lain akan tahu dan menghormati kita.

Contoh lain, ada ga sih artis panas Indonesia yang sekarang 'bertobat'? Ada. Banyak juga. Tidak usah disebut, ya? Yang biasa jadi penikmat aksi mereka pasti tahu. Yang belum tahu, ya, tidak usah tahu. Tidak ada pengaruhnya toh, he he he...
Artinya tiap orang, kan, bisa berubah jika diberi waktu dan kesempatan. Pelaku bom saja minta masuk surga. Para koruptor & politisi kotor negara ini juga. Penyebab bencana lumpur lapindo saja masih tenang-tenang. Masa, Miyabi, Dewi Perssik, mba Inul (dan Inul-Inul lainnya) tidak dapat kesempatan menjadi lebih baik? Daripada kita meremehkan diri sendiri, menakut-nakuti diri dengan sesuatu yang tidak jelas akan hal-hal yang akan datang, lebih baik kita memberikan ketulusan di hari ini. Yuuuuu... 


Andreas & Petrus
 

26 September 2009

Antara Pemerintah, KPK, dan Koruptor

KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) gonjang ganjing. Panas. Digoyang sana sini. Berawal dari skandal salah satu pimpinan KPK, Antasari Azhar, cerita lalu meluas. Kesempatan ini nampaknya tidak disia-siakan oleh mereka yang selama ini mungkin gerah dengan keberadaan KPK. Ada baiknya teman membaca dulu kolom Pak Bersihar Lubis di sini. Saya sependapat mengenai masalah bias hubungan antara oknum dan lembaga. Persoalannya adalah jika masalah ini sengaja dibias-biaskan oleh pihak-pihak yang 'gerah' tadi apalagi jika mereka punya kuasa.

charicature, KPK, korupsi, illustration, karikatur

Hal ini nampaknya makin runyam -tapi disambut baik oleh si pihak gerah- ketika SBY berinisiatif mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) penunjukan Pelaksana Tugas (PLT) pimpinan KPK. Hal tersebut segera mendapat tanggapan keras baik dari KPK sendiri juga dari -antara lain- Indonesia Corruption Watch (ICW), tentunya dengan berbagai alasan dan pertimbangan. (pToe!)

charicature, KPK, korupsi, illustration, karikatur

24 September 2009

Cuci Otak

Kalau ada orang pikirannya kotor, atau ngeres (porno melulu) perlu dibersihkan, bukan dicuci. Karena cuci otak (brain wash) mengacu pada pengisian otak. Idiom ini dulu populer dalam kegiatan mata-mata, juga digunakan para rezim otoriter seluruh dunia.
Sekarang cuci otak sudah menjalar ke banyak aspek kehidupan. Agama, sekte, kelompok ekstrim, perusahaan dan usaha niaga gunakan teknik cuci otak untuk capai tujuan.

Cuci otak itu proses memasukkan pengaruh, gagasan atau faham (isme) tertentu ke dalam otak manusia, dilakukan dengan perangsangan (stimulasi) menggunakan bahasa, kata-kata atau cara-cara lain secara terus-menerus sampai tetrpatri dalam benak manusia, diyakini secara teguh, bahkan sering jadi keyakinan mutlak (absolut). Jadi isi otak yang lama dibuang, diganti ide baru, bisa positif, bisa negatif. Soal baik buruknya cuci otak saya tidak mau ajari Anda dalam menilai. (Anda kan udah gedhe… tau sendiri mana yang baik, mana yang buruk, he he he he

illustration, brainwash, cuci otak, toys, puppet

Orang yang sudah dicuci otaknya bisa punya keyakinan mutlak terhadap suatu faham (isme) dan menganggapnya sebagai kebenaran yang tak tersangkal. (kalau dipikir-pikir agama juga kayak gitu!) Biasanya mereka norak dan berlebihan. Bahkan pernah ada orang yang akan dihukum mati karena membunuh banyak orang dengan bom sesumbar: saya akan mati sahid, masuk surga, di sambut bidadari. Bukan main! Ia tak hanya siap membawa isi otaknya, tapi juga nafsu birahinya ke akherat!

Sehari-hari ribuan iklan mencoba mencuci otak kita. Meyakinkan kita tentang produk tertentu sebagai yang paling baik dan produk lain jelek. Ada juga orang yang karena iklan alergi jika pakai produk yang tidak sesuai iklan. Yang lucu adalah orang-orang yang ikut MLM (Multi Level Marketing), banyak dari mereka tampil begitu norak, terlalu berlebihan,sikapnya meluap-luap dan marah kalau tidak ditanggapi, tidak peduli ruang dan konteks waktu… Saya bukan anti MLM, saya yakin banyak hal positif dari MLM, tapi, ketika orang yang tidak ikut MLM tertentu dianggap tak punya pikiran positif, (Karena kepentingannya tak didukung), disitulah mulai dirasakan bukti pemaksaan kehendak dari pihak satu ke pihak yang lain.(ala teroris) Maka saya anti sikap-sikap semacam itu. Bukan anti MLM lho!

Cukup sulit memilah-milah perkara ini. Pengalaman pribadi saya (pernah ikut 7 macam MLM) mengajarkan bahwa saya harus tetap bersikap dan berpikir positif, tanpa harus kehilangan martabat dan harga diri serta keteguhan pribadi. Banyak hal baik tapi tidak semua saya pilih. Sehebat apapun orang tawarkan kebaikan itu, saya terima sebagai masukan. Tapi soal memilih itu hak saya yang tak akan dirampas siapapun.

Biasanya hal-hal baik itu bersifat membangun, tidak merusak, juga meningkatkan harkat dan martabat, harga diri, tanpa harus kehilangan sikap wajar dan normal…… tidak memaksa secara halus atau kasar.

Awas! Hati-hati, saya sedang mencoba mencuci otak Anda... He he he he.

(andresuwarjo@yahoo.com)

18 September 2009

Ketika Ulang Tahun

Image by profivideos from Pixabay 
Ulang tahun merupakan saat yang istimewa. Merayakannya sudah lazim menjadi salah satu ungkapan syukur.
Kami mau membantu anda dengan memberikan resep panjang umur, sebagai salah satu permohonan umum dan terbanyak manusia.
Tapi, panjang umur itu tidak melulu menyenangkan. Jadi, berhati-hatilah ketika anda mengucapkan permohonan!
Kami ingatkan.

Baca selanjutnya di Karyakarsa.com/Jalahati

>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<< 
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<< 
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<<