Ketika pemimpin bangsa kita selesai berpidato 'menenangkan' rakyatnya yang mulai gerah dengan tingkah polah negara -yang katanya- tetangga baik, seperti biasa, digelarlah acara yang isinya tanggapan, persepsi, argumentasi atas pidato tadi di banyak stasiun televisi. Buat saya jelas. Alasan-alasan yang dikemukakan di awal pidato, semuanya didasarkan pada ; demi hubungan baik selama ini dan banyaknya hal menguntungkan kedua negara yang perlu dijaga. Atas dasar-dasar tadi pemerintah kita selama ini bertindak sangat hati-hati. Mungkin malah terlalu berhati-hati. Buat si tetangga yang katanya baik tadi, apapun yang menguntungkan mereka pasti akan dilakukan, termasuk mengambil hak dan/atau milik bangsa lain. Hehehe... saya tidak bermaksud provokasi loh...
Lalu, jika hubungan baik itu bisa terjaga selama ini, mengapa sekarang kasus curi-mencuri jadi begitu sering? Si Tetangga juga seakan makin tidak tahu malu bahkan seperti menantang? Pemimpin kita yang memble atau Pemimpin Tetangga yang rese sih? Maklum, negara boleh sama, tapi pemimpinnya kan gonta-ganti. Kalau ini benar... jiahhh... berarti lagi-lagi masalah kepemimpinan. Tidak ada negara atau bangsa yang buruk. Yang ada adalah pemimpin yang buruk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar