Dulu, di Taman Kanak-Kanak, saya memiliki satu orang guru yang -kini kusadari dia begitu- spesial. Seringkali kita tidak menyadari kasih Tuhan yang selalu memberikan apa yang kita butuhkan, tidak hanya di saat kini, tapi juga mendatang. Kita tidak menyadari itu hingga saatnya tiba. Dulu, saya pun tidak menyadari hal ini, betapa Bu Pur istimewa.
Saya memiliki bakat. Dan setiap bakat pasti istimewa karena itu anugerah Tuhan. Namun saya hanya melihat tanpa menyadari apa yang bisa saya buat dan manfaatkan dari bakat tersebut. Dan Tuhan memberikan Bu Pur kepada saya. Ia memang tidak lalu membuat saya mengerti namun ia menunjukkan kepada saya -sesungguhnya- potensi yang saya miliki dan hal-hal mengagumkan apa yang bisa saya buat dengan bakat saya. Ia 'menemukan' saya. Ia pahlawan saya. Visi dan kasih seorang Bu Pur membuat saya mampu bertahan hidup hingga kini.
Di tengah bencana alam yang menggempur Indonesia seperti saat ini. Ketika para pemimpin sibuk mencalonkan sejumlah tokoh untuk menjadi ikon baru pahlawan bagi bangsa ini, seorang kakek di puncak Merapi, Mbah Maridjan mengurbankan dirinya dengan rendah hati namun gagah sampai akhir. Tanpa pamrih.
Terima kasih saya untuk Bu Pur dan Mbah Maridjan, para pahlawan sesungguhnya.
Andreas & Petrus
10 November 2010
22 September 2010
Surat dari New Zeland
(Tgl 21 September 2010 saya menerima email dari teman saya, Yaya Dias, yang sedang berada di New Zeland (selanjutnya disebut “nz”) setelah saya edit dan dapat ijinnya saya upload suratnya untuk pembaca jalahati…beberapa hal telah sengaja dihilangkan karena alasan privacy)
Aku bingung mau nulis subject apa, haha. biasanya langsung reply seh, tapi kalo gak pernah bikin subject baru nanti kamu yg bikin, kan saya jadi sungkan
2 minggu lalu ada gempa cukup besar di christchurch. 7,1 skala richter. jalanan beraspal gak bisa dilewati karna rusak berat. hebatnya gak ada yang mati, dan gak ada bantuan dari negara lain kayak kalo kita dapat bencana. saya malah sempat punya rencana mau jadi volunter biar ada kesibukan. ternyata mereka gak butuh sukarelawan, semua yg orang yg kerja di dapur umum ato seksi sibuk lainnya dibayar sama pemerintah, bahkan penduduk yg gak bisa kerja karna gempa dibayar 350$ seminggu. hebat yah?
saya tanya kapan pemerintah mewajibkan pembangunan gedung/rumah dengan standar tahan gempa, ternyata sudah sekitar tahun 70'an. saya tanya lagi apa samasekali gak ada koruptor di sini, katanya ada. yang terakhir ada yg korupsi sekitar 1000 dolar. pake duit pemerintah buat beli film porno, dimasukkan di nota perjalanan dia. "silly,eh?" katanya. Hah, itu saja?! mungkin kalo di indonesia akan dilewati, 6 juta saja. mungkin juga tidak, orang kita kelihatan senang berurusan dengan pornografi.
saya juga jadi ingat kata bapak saya waktu saya cerita kalo di sini mobil2 langsung berhenti waktu ada yg nyebrang, katanya kalau orang punya cuman sedikit bakalan lebih menghargai daripada kalo punya banyak. lha nz kan cuman punya 4 juta orang, jadinya lebih berharga dong daripada indonesia yg punya 200juta. kok saya jadi takut, lha ternyata pemerintah malah seneng kalo ada bencana. saya takut mereka pikir 'lumayan berkurang 1000 orang,..'
ironis yah? kita yg katanya punya emas, susah mau hidup agak enak. saya sempat berpikir kalo semakin kaya sumber daya alamnya semakin miskin rakyatnya. kayak afrika yg punya berlian. kayak jepang yg saking 'gak punya apa-apa' sampe harus memeras otak bikin teknologi terbaru dan termutakhir demi memakani rakyatnya. tapi ternyata gak juga. nz hidup dari bertani, berkebun, dan berternak. gak punya tambang kayak australia, gak punya honda, gak punya microsoft tapi tetep bisa menjamin kesejahteraan rakyatnya. bahkan saya dengar banyak bikin perjanjian2 menguntungkan dengan negara lain karena nz menyuplai sebagian makanan mereka.
seperti yang sering dibicarakan orang; muda foya2 (anak mudanya susah disuruh sekolah. senengnya kerja buat beli minum dan ganja, haha), tua cukup kaya, mati masuk surga (kan bayar pajak, sebagian pajaknya buat membantu negara2 lain koyo to; kita, pakistan, afrika)
nz punya batu bara, tapi gak terlalu banyak dan kualitasnya gak bagus, pastinya gak cukup lah buat menghidupi 4 juta orang. cos saya bilang sebelumnya gak punya tambang. saya coba cari di wikipedia berapa persisnya tapi sayangnya gak ketemu. ada minyak metah juga yg cuman sepersepuluh kebutuhan 'minyak matang' mereka.
1000 nzd itu korupsi terbesar saat ini, kalo politikus yg korupsi dana perjalanan dgn beli film hotel itu sebenarnya cuma korupsi 20 nzd.. intinya mencuri tetap mencuri :)
miss you so much. let me know something about you ;)
(berikut ini adalah email jawaban saya….)
Inti surat elektronikmu adalah bahwa keterbatasan, kekurangan dan kelemahan membuat tertekan, bisa membuat terpuruk atau justru bangkit. Tertekan, selanjutnya disebut tekanan bisa menghasilkan energi, kekuatan linuwih....
Secara iptek marilah anggap tekanan adalah energi.... ndak usah repot-repot kenali semua jenis tekanan lho.
Kita tergoda juga untuk menyimpulkan bahwa negara dan bangsa indonesia diurus secara salah oleh orang-orang bersalah. Bahkan, rasanya negeri kita terkutuk.... seorang teman di facebook bikin status pagi ini begini: "jangan tanya apa yang bisa kau perbuat bagi negaramu, bertanyalah apa yang bisa dilakukan negara untukmu... " (Ungkapan Kennedy yang dibalik jadi paradoksal)
segini dulu ya, kabarku sehat, semangat dan tambah lucu... imanku diperbarui secara revolusioner. Kau boleh jadi apa saja, dan melakukan apa saja, tapi yang penting tetaplah PERCAYA (meski nggak ngerti) pada pria gondrong yang aneh tapi hangat, Yesus Kristus.
Andreas & Petrus
Aku bingung mau nulis subject apa, haha. biasanya langsung reply seh, tapi kalo gak pernah bikin subject baru nanti kamu yg bikin, kan saya jadi sungkan
2 minggu lalu ada gempa cukup besar di christchurch. 7,1 skala richter. jalanan beraspal gak bisa dilewati karna rusak berat. hebatnya gak ada yang mati, dan gak ada bantuan dari negara lain kayak kalo kita dapat bencana. saya malah sempat punya rencana mau jadi volunter biar ada kesibukan. ternyata mereka gak butuh sukarelawan, semua yg orang yg kerja di dapur umum ato seksi sibuk lainnya dibayar sama pemerintah, bahkan penduduk yg gak bisa kerja karna gempa dibayar 350$ seminggu. hebat yah?
saya tanya kapan pemerintah mewajibkan pembangunan gedung/rumah dengan standar tahan gempa, ternyata sudah sekitar tahun 70'an. saya tanya lagi apa samasekali gak ada koruptor di sini, katanya ada. yang terakhir ada yg korupsi sekitar 1000 dolar. pake duit pemerintah buat beli film porno, dimasukkan di nota perjalanan dia. "silly,eh?" katanya. Hah, itu saja?! mungkin kalo di indonesia akan dilewati, 6 juta saja. mungkin juga tidak, orang kita kelihatan senang berurusan dengan pornografi.
saya juga jadi ingat kata bapak saya waktu saya cerita kalo di sini mobil2 langsung berhenti waktu ada yg nyebrang, katanya kalau orang punya cuman sedikit bakalan lebih menghargai daripada kalo punya banyak. lha nz kan cuman punya 4 juta orang, jadinya lebih berharga dong daripada indonesia yg punya 200juta. kok saya jadi takut, lha ternyata pemerintah malah seneng kalo ada bencana. saya takut mereka pikir 'lumayan berkurang 1000 orang,..'
ironis yah? kita yg katanya punya emas, susah mau hidup agak enak. saya sempat berpikir kalo semakin kaya sumber daya alamnya semakin miskin rakyatnya. kayak afrika yg punya berlian. kayak jepang yg saking 'gak punya apa-apa' sampe harus memeras otak bikin teknologi terbaru dan termutakhir demi memakani rakyatnya. tapi ternyata gak juga. nz hidup dari bertani, berkebun, dan berternak. gak punya tambang kayak australia, gak punya honda, gak punya microsoft tapi tetep bisa menjamin kesejahteraan rakyatnya. bahkan saya dengar banyak bikin perjanjian2 menguntungkan dengan negara lain karena nz menyuplai sebagian makanan mereka.
seperti yang sering dibicarakan orang; muda foya2 (anak mudanya susah disuruh sekolah. senengnya kerja buat beli minum dan ganja, haha), tua cukup kaya, mati masuk surga (kan bayar pajak, sebagian pajaknya buat membantu negara2 lain koyo to; kita, pakistan, afrika)
nz punya batu bara, tapi gak terlalu banyak dan kualitasnya gak bagus, pastinya gak cukup lah buat menghidupi 4 juta orang. cos saya bilang sebelumnya gak punya tambang. saya coba cari di wikipedia berapa persisnya tapi sayangnya gak ketemu. ada minyak metah juga yg cuman sepersepuluh kebutuhan 'minyak matang' mereka.
1000 nzd itu korupsi terbesar saat ini, kalo politikus yg korupsi dana perjalanan dgn beli film hotel itu sebenarnya cuma korupsi 20 nzd.. intinya mencuri tetap mencuri :)
miss you so much. let me know something about you ;)
(berikut ini adalah email jawaban saya….)
Inti surat elektronikmu adalah bahwa keterbatasan, kekurangan dan kelemahan membuat tertekan, bisa membuat terpuruk atau justru bangkit. Tertekan, selanjutnya disebut tekanan bisa menghasilkan energi, kekuatan linuwih....
Secara iptek marilah anggap tekanan adalah energi.... ndak usah repot-repot kenali semua jenis tekanan lho.
Kita tergoda juga untuk menyimpulkan bahwa negara dan bangsa indonesia diurus secara salah oleh orang-orang bersalah. Bahkan, rasanya negeri kita terkutuk.... seorang teman di facebook bikin status pagi ini begini: "jangan tanya apa yang bisa kau perbuat bagi negaramu, bertanyalah apa yang bisa dilakukan negara untukmu... " (Ungkapan Kennedy yang dibalik jadi paradoksal)
segini dulu ya, kabarku sehat, semangat dan tambah lucu... imanku diperbarui secara revolusioner. Kau boleh jadi apa saja, dan melakukan apa saja, tapi yang penting tetaplah PERCAYA (meski nggak ngerti) pada pria gondrong yang aneh tapi hangat, Yesus Kristus.
Andreas & Petrus
CERterPENdek Hari ini
+ : Apakah suamimu masih mencintaimu?
- : Tidak lagi. Sama sukali tidak.
+ : Apakah suamimu masih menyayangimu?
- : Masih, Dia sangat menyayangiku
+ : Nggak seru donk…
- : Emang…
Andreas & Petrus
04 September 2010
Bakat
Anda mungkin pernah mendengar dari banyak tokoh ataupun motivator handal bahwa "Sukses atau keberhasilan seseorang lahir dari 99% kerja keras dan 1% bakat". Kerja keras dalam upaya meraih keberhasilan pasti diperlukan, namun melihat kenyataan di lapangan, nasehat ini tentu masih bisa didebatkan. Saya tidak akan mendebat nasehat bijak tadi. Saya hanya tertarik membicarakan yang 1% tadi. Bakat.
(Satu persen) bakat tadi sangat menarik saya. Mengapa? Karena menurut saya 1% bakat itulah yang memberi warna merah-kuning-hijau buat 99% kerja keras manusia. 1% yang memberi 'nyawa'. 1% yang bisa memberi perbedaan signifikan. Misteri Tuhan yang bisa jadi penentu keberhasilan atau sukses seseorang. Membalik kehidupan seseorang hingga 180 derajat, meski, hanya 1%.
Bakat ibarat gen. Sidik Jari manusia. Atau keunikan dari penderita Autistic Spectrum Disorder (ASD). Bakat memberi kekhasan pada ketrampilan & kreativitas seseorang. Bakat adalah karunia yang tidak akan anda peroleh dari kerja keras.
Lampu pijar merupakan salah satu buah manis dari kerja keras Thomas Alva Edison. Ribuan percobaan ia lakukan untuk memperoleh sebuah teknologi bernama lampu pijar yang ia 'terawang' dari mimpi gilanya. Saya percaya bahwa 1% bakat Edisonlah yang membuat insting 'penemu'nya tetap liar dan semangatnya bertahan hingga ia memperoleh hadiah dari kerja kerasnya. Albert Einstein dan Stephen Hawking pun tidak hanya jenius. Teori-teori fisika fenomenal mereka kebanyakan bukan lahir dari percobaan!
Di bidang seni, tak terhitung lagi. Itu gudangnya talenta. Kenyataan ini membuat bakat menjadi semakin menarik. Bakat di antara bakat-bakat. Bakat istimewa di lautan bakat. Saya ambil beberapa contoh, tidak hanya dari hitungan jumlah tapi juga rentang waktu peradaban manusia. Maksud saya, sejak manusia mampu mengapresiasi seni sampai sekarang, khususnya seni musik, berapa banyak artis sih yang sefenomenal Michael Jackson? Ga ada alias cuma dia. Dengan hanya mengeluarkan sarung tangan putih dari koper saat dia manggung, penonton bisa langsung teriak histeris lalu pingsan! Itu hal gila yang hanya bisa terjadi karena kharisma bakat entertaiment seorang Michael. Kita bisa sebut sederet nama lainnya; Elvis Presley, John Lennon, sampai artis remaja fenomenal saat ini yang mendunia dari 'hanya' bergaya di youtube, Justin Bieber. Bakatnya tertangkap oleh mata jeli seorang produser musik. Di Indonesia, kita punya Melly Goeslaw. Bayangkan, dia tidak bisa baca partitur, tidak bisa main alat musik, tidak bisa menata musik, namun mampu menelorkan ratusan karya musik gemilang! Hingga kini ia menjadi salah satu pencipta musik terproduktif di blantika musik Indonesia.
Wolfgang Amadeus Mozart dan Ludwig van Beethoven bisa jadi merupakan 2 dari sekian banyak komposer musik klasik hebat dan berpengaruh. Dan, anda tahu kan, bahwa karya terbesar Beethoven, "Symphony no. 9", ia ciptakan saat ia tuli dan buta total?
Aktor dan Aktris cilik saat ini banyak sekali. Tapi saya selalu terpesona Shirley Temple dan MacAulay Culkin. Aktor laga dengan beragam latar belakang beladiri ataupun hanya mengandalkan otot tebal juga banyak. Tapi berapa banyak yang memiliki kekhasan seperti Jackie Chan?
Di bidang seni rupa tidak kalah dahsyat. Sebutlah Raphael, Michaelangelo, Leonardo da Vinci hingga Rembrandt, Van Gogh, Picasso, Renoir, Monet, Jackson Pollock, Basuki Abdullah, Affandi, dan lain-lain. Masih seabreg (sangat banyak) tokoh berbakat di berbagai bidang yang bisa disebut seperti Houdini, Charlie Chaplin, Walt Disney, Hans Christian Andersen, Enid Blyton, Ghandi, Cleopatra, hingga Hitler. Ya, Hitler. Dia bengis tapi punya bakat memimpin luar biasa.
Anda bisa lihat kan, pengaruh dari 1% karunia Tuhan? Ya, terlepas dari bakat itu untuk kebaikan atau keburukan, bakat adalah karunia yang harus bisa dipertanggungjawabkan manusia pemiliknya. Akan jadi baik atau buruk. Salah satu contoh kecil dari bakat untuk keburukan adalah meng-copy paste karya orang lain lalu diakui sendiri. Hehehe... Jadi, jangan jadi blogger plagiator ya, apalagi blogger koruptor! Selamat menunaikan ibadah puasa.
Andreas & Petrus
(Satu persen) bakat tadi sangat menarik saya. Mengapa? Karena menurut saya 1% bakat itulah yang memberi warna merah-kuning-hijau buat 99% kerja keras manusia. 1% yang memberi 'nyawa'. 1% yang bisa memberi perbedaan signifikan. Misteri Tuhan yang bisa jadi penentu keberhasilan atau sukses seseorang. Membalik kehidupan seseorang hingga 180 derajat, meski, hanya 1%.
Bakat ibarat gen. Sidik Jari manusia. Atau keunikan dari penderita Autistic Spectrum Disorder (ASD). Bakat memberi kekhasan pada ketrampilan & kreativitas seseorang. Bakat adalah karunia yang tidak akan anda peroleh dari kerja keras.
Lampu pijar merupakan salah satu buah manis dari kerja keras Thomas Alva Edison. Ribuan percobaan ia lakukan untuk memperoleh sebuah teknologi bernama lampu pijar yang ia 'terawang' dari mimpi gilanya. Saya percaya bahwa 1% bakat Edisonlah yang membuat insting 'penemu'nya tetap liar dan semangatnya bertahan hingga ia memperoleh hadiah dari kerja kerasnya. Albert Einstein dan Stephen Hawking pun tidak hanya jenius. Teori-teori fisika fenomenal mereka kebanyakan bukan lahir dari percobaan!
Di bidang seni, tak terhitung lagi. Itu gudangnya talenta. Kenyataan ini membuat bakat menjadi semakin menarik. Bakat di antara bakat-bakat. Bakat istimewa di lautan bakat. Saya ambil beberapa contoh, tidak hanya dari hitungan jumlah tapi juga rentang waktu peradaban manusia. Maksud saya, sejak manusia mampu mengapresiasi seni sampai sekarang, khususnya seni musik, berapa banyak artis sih yang sefenomenal Michael Jackson? Ga ada alias cuma dia. Dengan hanya mengeluarkan sarung tangan putih dari koper saat dia manggung, penonton bisa langsung teriak histeris lalu pingsan! Itu hal gila yang hanya bisa terjadi karena kharisma bakat entertaiment seorang Michael. Kita bisa sebut sederet nama lainnya; Elvis Presley, John Lennon, sampai artis remaja fenomenal saat ini yang mendunia dari 'hanya' bergaya di youtube, Justin Bieber. Bakatnya tertangkap oleh mata jeli seorang produser musik. Di Indonesia, kita punya Melly Goeslaw. Bayangkan, dia tidak bisa baca partitur, tidak bisa main alat musik, tidak bisa menata musik, namun mampu menelorkan ratusan karya musik gemilang! Hingga kini ia menjadi salah satu pencipta musik terproduktif di blantika musik Indonesia.
Wolfgang Amadeus Mozart dan Ludwig van Beethoven bisa jadi merupakan 2 dari sekian banyak komposer musik klasik hebat dan berpengaruh. Dan, anda tahu kan, bahwa karya terbesar Beethoven, "Symphony no. 9", ia ciptakan saat ia tuli dan buta total?
Aktor dan Aktris cilik saat ini banyak sekali. Tapi saya selalu terpesona Shirley Temple dan MacAulay Culkin. Aktor laga dengan beragam latar belakang beladiri ataupun hanya mengandalkan otot tebal juga banyak. Tapi berapa banyak yang memiliki kekhasan seperti Jackie Chan?
Di bidang seni rupa tidak kalah dahsyat. Sebutlah Raphael, Michaelangelo, Leonardo da Vinci hingga Rembrandt, Van Gogh, Picasso, Renoir, Monet, Jackson Pollock, Basuki Abdullah, Affandi, dan lain-lain. Masih seabreg (sangat banyak) tokoh berbakat di berbagai bidang yang bisa disebut seperti Houdini, Charlie Chaplin, Walt Disney, Hans Christian Andersen, Enid Blyton, Ghandi, Cleopatra, hingga Hitler. Ya, Hitler. Dia bengis tapi punya bakat memimpin luar biasa.
Anda bisa lihat kan, pengaruh dari 1% karunia Tuhan? Ya, terlepas dari bakat itu untuk kebaikan atau keburukan, bakat adalah karunia yang harus bisa dipertanggungjawabkan manusia pemiliknya. Akan jadi baik atau buruk. Salah satu contoh kecil dari bakat untuk keburukan adalah meng-copy paste karya orang lain lalu diakui sendiri. Hehehe... Jadi, jangan jadi blogger plagiator ya, apalagi blogger koruptor! Selamat menunaikan ibadah puasa.
Andreas & Petrus
02 September 2010
Demi Hubungan Baik
Ketika pemimpin bangsa kita selesai berpidato 'menenangkan' rakyatnya yang mulai gerah dengan tingkah polah negara -yang katanya- tetangga baik, seperti biasa, digelarlah acara yang isinya tanggapan, persepsi, argumentasi atas pidato tadi di banyak stasiun televisi. Buat saya jelas. Alasan-alasan yang dikemukakan di awal pidato, semuanya didasarkan pada ; demi hubungan baik selama ini dan banyaknya hal menguntungkan kedua negara yang perlu dijaga. Atas dasar-dasar tadi pemerintah kita selama ini bertindak sangat hati-hati. Mungkin malah terlalu berhati-hati. Buat si tetangga yang katanya baik tadi, apapun yang menguntungkan mereka pasti akan dilakukan, termasuk mengambil hak dan/atau milik bangsa lain. Hehehe... saya tidak bermaksud provokasi loh...
Lalu, jika hubungan baik itu bisa terjaga selama ini, mengapa sekarang kasus curi-mencuri jadi begitu sering? Si Tetangga juga seakan makin tidak tahu malu bahkan seperti menantang? Pemimpin kita yang memble atau Pemimpin Tetangga yang rese sih? Maklum, negara boleh sama, tapi pemimpinnya kan gonta-ganti. Kalau ini benar... jiahhh... berarti lagi-lagi masalah kepemimpinan. Tidak ada negara atau bangsa yang buruk. Yang ada adalah pemimpin yang buruk.
Lalu, jika hubungan baik itu bisa terjaga selama ini, mengapa sekarang kasus curi-mencuri jadi begitu sering? Si Tetangga juga seakan makin tidak tahu malu bahkan seperti menantang? Pemimpin kita yang memble atau Pemimpin Tetangga yang rese sih? Maklum, negara boleh sama, tapi pemimpinnya kan gonta-ganti. Kalau ini benar... jiahhh... berarti lagi-lagi masalah kepemimpinan. Tidak ada negara atau bangsa yang buruk. Yang ada adalah pemimpin yang buruk.
01 September 2010
Prioritas Amburadul
Heran. Gara-gara masalah sepele gedung DPR/MPR langsung mau dirombak hingga menghabiskan biaya trilyunan rupiah. Prosesnya pun sangat cepat. Sementara begitu banyak gedung sekolah tidak layak pakai bahkan mengancam keselamatan penggunanya -yang katanya akan menjadi penerus bangsa- tidak juga mendapat perhatian pemerintah. Boro-boro biaya renovasi. Ini baru gedung sekolah loh...
20 Agustus 2010
Ciput : Koruptor Ngaku?
15 Agustus 2010
Ciput : Ledakan Tabung Gas 3 Kilo
05 Agustus 2010
Sekolah atau Pendidikan?
Pendidikan yang baik itu yang gimana? Secara awam, menurut saya pendidikan yang baik adalah sebuah proses pengajaran dimana metode yang dijalankan membuat orang bodoh jadi pintar, dan yang pintar tambah kepandaiannya. Memang naïf sih… tapi itulah pondasinya, itulah dasarnya Pendidikan itu mutlak perlu, yang tidak mutlak adalah bentuknya. Boleh formal, informal atau nonformal…
Mari kita bahas yang formal dulu yaitu sekolah. Mulai dari SD (yang kabarnya gratis itu) gimana situasinya. Pemerintah menempuh kebijakan mulia SD gratis dalam arti SPP, beberapa subsidi juga diberikan. Sisanya tugas orang tua: biaya transport, buku-buku (yang ini juga sumber keanehan, katanya dikasih/dipinjemi, tapi koq masih beli juga), iuran ini dan itu, ada-ada saja alasan terjadinya pungutan resmi atau liar… trus orang tua juga perlu ngasih uang saku buat jajan anak-anak mereka. Kenapa murid perlu dikasih uang jajan? Ya iyalah… bapak-bapak aja suka jajan, masak anak-anak nggak boleh jajan?
Artinya pendidikan itu mahal bro…. Di Indonesia, pendidikan adalah pengeluaran termahal setelah kesehatan. Itu SD, TK aja dah jor-joran.
Apakah itu salah? Nggak tau deh…. Kayaknya bukan begini sebaiknya. Selain mahal, sekolah-sekolah itu kebanyakan melupakan pondasi atau dasar pendidikan seperti alinea pertama di atas. Anak-anak dikumpulkan untuk bersaing di “penjara” yang disebut sekolah…si bodoh akan repot mengimbangi si pandai, mereka terkondisi untuk semakin terpuruk karena sistim yang salah, samasekali ini bukan salah mereka, tapi sistim.
Sementara itu yang pandai jumlahnya relatif lebih sedikit daripada yang bodoh. Para murid pandai termasuk kategori beruntung, dipuja dan dibanggakan oleh mereka yang menganggap sekolah sebagai mahadewa, sumber gengsi dan kesombongan. Mereka yang bodoh tidak 100 % pantas disebut bodoh, lebih tepatnya “tidak bisa,” Banyak faktor yang membuat orang tidak bisa.
Lagian, kenapa sih pelajaran kelas 4 sudah dijejalkan pada siswa kelas satu?! Kenapa murid kelas 4 SD harus melahap mata pelajaran yang (dulu) diperuntukkan anak SMP?!
Kenapa mata pelajaran begitu banyak meski baru kelas satu? Kenapa orang tua harus “ikut” sekolah? Banyak orang tua sewot ngajarin anaknya dan heran koq sekarang jadi sulit? Memang, tanggung jawab pendidikan bukan hanya milik pemerintah, lembaga dan guru, tapi juga peranan orang tua…..tapi haruskah serepot ini?
Sadarkah bahwa sekolah telah jadi “penjara?” (tanda kutip ini perlu sebagai renungan bukan sumber perdebatan) Penjara di sini bisa pencitraan (image), alangkah hinanya tidak sekolah. Sekolah penting, tapi yang utama adalah pendidikan dengan cara mengajar yang ideal. Yang ideal itu yang gimana? Lho itu tugas orang-orang pintar untuk merumuskannya, bukan tugas saya yang awam. Percuma dong saya menggaji banyak orang pintar melalui pajak yang saya bayar.
Jangan sampai anak-anak dirampas hak asasi-nya yaitu, bermain…karena tugas yang terlalu banyak dan terlalu dini diterapkan. Kalau itu terjadi, maka, sekolah itu identik dengan penjara…..
Andreas & Petrus
Mari kita bahas yang formal dulu yaitu sekolah. Mulai dari SD (yang kabarnya gratis itu) gimana situasinya. Pemerintah menempuh kebijakan mulia SD gratis dalam arti SPP, beberapa subsidi juga diberikan. Sisanya tugas orang tua: biaya transport, buku-buku (yang ini juga sumber keanehan, katanya dikasih/dipinjemi, tapi koq masih beli juga), iuran ini dan itu, ada-ada saja alasan terjadinya pungutan resmi atau liar… trus orang tua juga perlu ngasih uang saku buat jajan anak-anak mereka. Kenapa murid perlu dikasih uang jajan? Ya iyalah… bapak-bapak aja suka jajan, masak anak-anak nggak boleh jajan?
Artinya pendidikan itu mahal bro…. Di Indonesia, pendidikan adalah pengeluaran termahal setelah kesehatan. Itu SD, TK aja dah jor-joran.
Apakah itu salah? Nggak tau deh…. Kayaknya bukan begini sebaiknya. Selain mahal, sekolah-sekolah itu kebanyakan melupakan pondasi atau dasar pendidikan seperti alinea pertama di atas. Anak-anak dikumpulkan untuk bersaing di “penjara” yang disebut sekolah…si bodoh akan repot mengimbangi si pandai, mereka terkondisi untuk semakin terpuruk karena sistim yang salah, samasekali ini bukan salah mereka, tapi sistim.
Sementara itu yang pandai jumlahnya relatif lebih sedikit daripada yang bodoh. Para murid pandai termasuk kategori beruntung, dipuja dan dibanggakan oleh mereka yang menganggap sekolah sebagai mahadewa, sumber gengsi dan kesombongan. Mereka yang bodoh tidak 100 % pantas disebut bodoh, lebih tepatnya “tidak bisa,” Banyak faktor yang membuat orang tidak bisa.
Lagian, kenapa sih pelajaran kelas 4 sudah dijejalkan pada siswa kelas satu?! Kenapa murid kelas 4 SD harus melahap mata pelajaran yang (dulu) diperuntukkan anak SMP?!
Kenapa mata pelajaran begitu banyak meski baru kelas satu? Kenapa orang tua harus “ikut” sekolah? Banyak orang tua sewot ngajarin anaknya dan heran koq sekarang jadi sulit? Memang, tanggung jawab pendidikan bukan hanya milik pemerintah, lembaga dan guru, tapi juga peranan orang tua…..tapi haruskah serepot ini?
Sadarkah bahwa sekolah telah jadi “penjara?” (tanda kutip ini perlu sebagai renungan bukan sumber perdebatan) Penjara di sini bisa pencitraan (image), alangkah hinanya tidak sekolah. Sekolah penting, tapi yang utama adalah pendidikan dengan cara mengajar yang ideal. Yang ideal itu yang gimana? Lho itu tugas orang-orang pintar untuk merumuskannya, bukan tugas saya yang awam. Percuma dong saya menggaji banyak orang pintar melalui pajak yang saya bayar.
Jangan sampai anak-anak dirampas hak asasi-nya yaitu, bermain…karena tugas yang terlalu banyak dan terlalu dini diterapkan. Kalau itu terjadi, maka, sekolah itu identik dengan penjara…..
Andreas & Petrus
27 Juli 2010
Pecah Jiwa
Ini bukan tulisan soal ilmu jiwa yang rumit itu, Cuma sekedar pengamatan lingkungan dan pengalaman pribadi…termasuk tanda tanya dan juga rasa heran. Sering saya ketemu orang-orang yang disebut waras nggak bisa, disebut gila juga nggak bisa…
Beberapa di antara orang2 itu lumayan pintar, cerdas, berpendidikan, punya profesi dalam arti pekerjaan tetap…kadang2 mereka tiba2 blank… kacau dan berbuat aneh. Kalau sudah begitu mereka dipanggil “wong edan”… tadinya tenang mendadak ngamuk…. Ada juga karena sebab sepele jadi reaksinya berlebihan, tak masuk akal.
Karena pengetahuan saya di bidang psikologi minim (mungkin bahkan nol), jadi sulit memahami orang2 itu. Semua perbuatan abnormal itu biasanya bukan watak, bukan mentalitas. Intinya, mereka bagai dua kepribadian campur jadi satu… Apa itu namanya? Saya nggak ngerti… kusebut saja pecah jiwa, kalau belum parah ya namanya jiwa retak, belum pecah… he he he
Teman saya, cewek, cerita dia dingin sikapnya kalau ketemu pacarnya. Nggak romantis blas… nggak terangsang, apapun yang dilakukan pacarnya. Cewek ini ngaku sangat bergairah kalau melihat kuli-kuli sedang angkat barang sambil telanjang dada. Ketika keringat mengaliri tubuh kuli-kuli itu, maka si cewek horny seketika. Aneh.
Ada juga teman saya, cowok, kerjaannya ngomongin kejelekan pacarnya terus-menerus. Nggak pernah bosen, tak perduli yang dengerin bosen.
Minta saran bagaimana caranya mutusin sang pacar, tapi anehnya kalau sedang ketemu ceweknya langsung mesra dan sikapnya kayak hamba ketemu tuan. Tunduk bagai lelaki paling bego sedunia.
Teman lain kategorinya jaim. Suka kotbah, sok suci dan penggemar berat (terlalu berat) pada film porno. Kalau lagi pingin sex pikirannya mulai kacau, jadi wong edan. Ada juga teman yang suka ngomong sendiri terutama pas sendirian, tapi kalo diajak diskusi langsung nyambung dan terarah. Sembuh jadi normal. Masih banyak cerita teman2 yang aneh, kalau diceritakan semua terlalu panjang dan membosankan.
Saya bersyukur teman saya banyak sekali, mayoritas, tentu saja, sehat jiwanya… normal, nggak gila Walau banyak yang aneh, tapi lebih banyak yang biasa saja. Waras. Memang sulit memahami mereka yang aneh, tapi, nampaknya kewajiban saya yang utama bukan “memahami,” melainkan “menerima”
Yang jelas, sakit jiwa tak selalu gila. Mungkin cuma terganggu jiwanya. Gila juga beda dengan perbuatan gila. Gila juga tidak identik dengan kebodohan. Sejarah mencatat banyak orang jenius penuh kegilaan.
Sepanjang tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain atau merusak situasi dan lingkungan, biarkan saja orang2 gila itu. Welcome to the crazy world.
Andreas & Petrus
Beberapa di antara orang2 itu lumayan pintar, cerdas, berpendidikan, punya profesi dalam arti pekerjaan tetap…kadang2 mereka tiba2 blank… kacau dan berbuat aneh. Kalau sudah begitu mereka dipanggil “wong edan”… tadinya tenang mendadak ngamuk…. Ada juga karena sebab sepele jadi reaksinya berlebihan, tak masuk akal.
Karena pengetahuan saya di bidang psikologi minim (mungkin bahkan nol), jadi sulit memahami orang2 itu. Semua perbuatan abnormal itu biasanya bukan watak, bukan mentalitas. Intinya, mereka bagai dua kepribadian campur jadi satu… Apa itu namanya? Saya nggak ngerti… kusebut saja pecah jiwa, kalau belum parah ya namanya jiwa retak, belum pecah… he he he
Teman saya, cewek, cerita dia dingin sikapnya kalau ketemu pacarnya. Nggak romantis blas… nggak terangsang, apapun yang dilakukan pacarnya. Cewek ini ngaku sangat bergairah kalau melihat kuli-kuli sedang angkat barang sambil telanjang dada. Ketika keringat mengaliri tubuh kuli-kuli itu, maka si cewek horny seketika. Aneh.
Ada juga teman saya, cowok, kerjaannya ngomongin kejelekan pacarnya terus-menerus. Nggak pernah bosen, tak perduli yang dengerin bosen.
Minta saran bagaimana caranya mutusin sang pacar, tapi anehnya kalau sedang ketemu ceweknya langsung mesra dan sikapnya kayak hamba ketemu tuan. Tunduk bagai lelaki paling bego sedunia.
Teman lain kategorinya jaim. Suka kotbah, sok suci dan penggemar berat (terlalu berat) pada film porno. Kalau lagi pingin sex pikirannya mulai kacau, jadi wong edan. Ada juga teman yang suka ngomong sendiri terutama pas sendirian, tapi kalo diajak diskusi langsung nyambung dan terarah. Sembuh jadi normal. Masih banyak cerita teman2 yang aneh, kalau diceritakan semua terlalu panjang dan membosankan.
Saya bersyukur teman saya banyak sekali, mayoritas, tentu saja, sehat jiwanya… normal, nggak gila Walau banyak yang aneh, tapi lebih banyak yang biasa saja. Waras. Memang sulit memahami mereka yang aneh, tapi, nampaknya kewajiban saya yang utama bukan “memahami,” melainkan “menerima”
Yang jelas, sakit jiwa tak selalu gila. Mungkin cuma terganggu jiwanya. Gila juga beda dengan perbuatan gila. Gila juga tidak identik dengan kebodohan. Sejarah mencatat banyak orang jenius penuh kegilaan.
Sepanjang tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain atau merusak situasi dan lingkungan, biarkan saja orang2 gila itu. Welcome to the crazy world.
Andreas & Petrus
06 Mei 2010
Transfer Janin
Berdasarkan kisah nyata.
Cerita ini mungkin kurang serem. Tapi yang jelas horror.
Tergantung imajinasi anda.
Percaya atau tidak, yang jelas, ini nyata dan ada terjadi…
Hanya ada di Karyakarsa.com/Jalahati
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<<
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<<
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<<
30 April 2010
Crossing Over
Dalam sebuah acara kontes penyanyi idola di sebuah stasiun tv swasta, seorang juri mengomentari penampilan salah satu kontestan dan menyatakan kekagumannya pada keberanian si kontestan, dalam berimprovisasi dan mengambil resiko dengan membawakan sebuah lagu yang memiliki tingkat kesulitan teknik cukup tinggi. Meskipun lagu tersebut bukan jenis yang biasa si kontestan nyanyikan, tapi pada malam itu, ia memberanikan diri dan berhasil membawakannya dengan baik. Para juri salut. Si kontestan bangga. Penonton puas.
131 tahun yang lalu, di Jepara, Jawa Tengah, lahir seorang wanita pemberani yang mencoba keluar dari tradisi budaya masyarakatnya yang justru memenjarakan hak kaum perempuan. Menurutnya perempuan seharusnya merdeka dan memiliki hak yang setara dengan kaum lelaki, termasuk hak untuk belajar dan menuntut ilmu. Pemikiran, ide dan cita-citanya sangat maju dibanding perempuan lain di masanya, mampu menembus "penjara" yang mengungkungnya. Bahwasanya gugatan atas haknya sebagai perempuan merdeka menjadikan Raden Ajeng Kartini, pahlawan dan pelopor emansipasi wanita di Indonesia.
Saat Perang Dunia II berkecamuk, KGB (dinas intelejen Rusia), membunuh tak kurang 20.000 elite Politik Polandia sebagai langkah antisipasi bangkitnya Polandia, sehingga tetap berada di bawah Uni Soviet. Lalu Nazi dijadikan kambing hitam.
Beberapa waktu lalu Perdana Menteri Rusia Vladimir Vladimirovich Putin, mantan pejabat teras KGB, membuka kasus ini dan mengakui bahwa pembunuhan di Katyn, Rusia, dilakukan oleh KGB. Langkah berani Rusia tersebut, menjadi dasar proses politik bernama rekonsiliasi. Dari sinilah dibangun bentuk politik baru yaitu politik yang bersatu dengan moral. Politik Rekonsiliasi.
Tragedi yang baru terjadi, yaitu jatuhnya pesawat Tupolev di Smolens, Rusia, yang membawa Presiden Polandia, Lech Aleksander Kaczyński dan rombongan dalam perjalanan meresmikan tugu peringatan pembantaian Katyn, membawa duka yang mendalam tidak hanya bagi Polandia & Rusia, tapi juga dunia. Namun duka itu pula yang melipatgandakan semangat politik rekonsiliasi yang sedang dibangun. Untuk lebih lengkapnya, silakan baca sebuah artikel menarik berjudul "Polandia Berduka, Polandia Bangkit" yang ditulis oleh Emmanuel Subangun untuk koran Kompas.
Saya coba menarik benang merah dari ketiga kisah di atas: suatu keberanian melintasi batas yang berbuah kemuliaan. Apa yang telah dibuat si kontestan idol, RA. Kartini, serta Polandia-Rusia, merupakan suatu contoh langkah kongkrit melintasi batas, crossing over, yang luar biasa. Butuh keberanian bahkan tekad namun juga kerendahan hati untuk melakukannya, yaitu membalik kemustahilan menjadi mungkin, bahkan... BISA. Melintasi batas ketakutan, ragu, rendah diri, kesombongan, kekuasaan, intimidasi, pandangan umum, budaya, agama, istitusi, politik, bahkan dosa masa lalu.
Tanpa melintasi batas, takkan ada maaf, pengampunan ataupun rekonsiliasi. Takkan ada bohlam listrik atau roket. Takkan ada Jerman bersatu. Takkan ada Sang Saka Merah Putih. Takkan ada kemajuan sejati. Hanya tanggung. Tanggung dalam memberantas korupsi, tanggung dalam memajukan dunia pendidikan, tanggung dalam menyejahterakan rakyat. Ya, hanya tanggung.
Untuk melintas batas, kita memang membutuhkan Tuhan. Tapi, kita "tidak butuh" Tuhan untuk berani dan rendah hati. Mengapa? Karena Tuhan sudah memberikan kedua hal itu (plus apapun yang kita butuhkan), sejak kita lahir. Tuhan sudah memberikan kuncinya. Kunci untuk survive. Kita tidak butuh Tuhan untuk memasukkan dan memutar kunci, karena Ia ingin kita sendiri yang melepas keberanian dan melakukan tugas itu. Dan setelah pintu terbuka, kita harus rendah hati dan membiarkan selanjutnya Tuhan yang bekerja menurut rencana-Nya.
Jika kamu belum berani melintasi batas, jangan berhenti dulu apalagi menyerah. Bermimpilah. Mimpikan sebuah keluarga idaman, atau jalan-jalan yang lengang dan aman. Negara yang bebas korupsi (walaupun mungkin tidak bebas prostitusi), atau suatu dunia yang damai tanpa perang dan kelaparan. Lalu genggamlah mimpimu dan beranikan dirimu. Mari melintasi batas.
Andreas & Petrus
131 tahun yang lalu, di Jepara, Jawa Tengah, lahir seorang wanita pemberani yang mencoba keluar dari tradisi budaya masyarakatnya yang justru memenjarakan hak kaum perempuan. Menurutnya perempuan seharusnya merdeka dan memiliki hak yang setara dengan kaum lelaki, termasuk hak untuk belajar dan menuntut ilmu. Pemikiran, ide dan cita-citanya sangat maju dibanding perempuan lain di masanya, mampu menembus "penjara" yang mengungkungnya. Bahwasanya gugatan atas haknya sebagai perempuan merdeka menjadikan Raden Ajeng Kartini, pahlawan dan pelopor emansipasi wanita di Indonesia.
Saat Perang Dunia II berkecamuk, KGB (dinas intelejen Rusia), membunuh tak kurang 20.000 elite Politik Polandia sebagai langkah antisipasi bangkitnya Polandia, sehingga tetap berada di bawah Uni Soviet. Lalu Nazi dijadikan kambing hitam.
Beberapa waktu lalu Perdana Menteri Rusia Vladimir Vladimirovich Putin, mantan pejabat teras KGB, membuka kasus ini dan mengakui bahwa pembunuhan di Katyn, Rusia, dilakukan oleh KGB. Langkah berani Rusia tersebut, menjadi dasar proses politik bernama rekonsiliasi. Dari sinilah dibangun bentuk politik baru yaitu politik yang bersatu dengan moral. Politik Rekonsiliasi.
Tragedi yang baru terjadi, yaitu jatuhnya pesawat Tupolev di Smolens, Rusia, yang membawa Presiden Polandia, Lech Aleksander Kaczyński dan rombongan dalam perjalanan meresmikan tugu peringatan pembantaian Katyn, membawa duka yang mendalam tidak hanya bagi Polandia & Rusia, tapi juga dunia. Namun duka itu pula yang melipatgandakan semangat politik rekonsiliasi yang sedang dibangun. Untuk lebih lengkapnya, silakan baca sebuah artikel menarik berjudul "Polandia Berduka, Polandia Bangkit" yang ditulis oleh Emmanuel Subangun untuk koran Kompas.
Saya coba menarik benang merah dari ketiga kisah di atas: suatu keberanian melintasi batas yang berbuah kemuliaan. Apa yang telah dibuat si kontestan idol, RA. Kartini, serta Polandia-Rusia, merupakan suatu contoh langkah kongkrit melintasi batas, crossing over, yang luar biasa. Butuh keberanian bahkan tekad namun juga kerendahan hati untuk melakukannya, yaitu membalik kemustahilan menjadi mungkin, bahkan... BISA. Melintasi batas ketakutan, ragu, rendah diri, kesombongan, kekuasaan, intimidasi, pandangan umum, budaya, agama, istitusi, politik, bahkan dosa masa lalu.
Tanpa melintasi batas, takkan ada maaf, pengampunan ataupun rekonsiliasi. Takkan ada bohlam listrik atau roket. Takkan ada Jerman bersatu. Takkan ada Sang Saka Merah Putih. Takkan ada kemajuan sejati. Hanya tanggung. Tanggung dalam memberantas korupsi, tanggung dalam memajukan dunia pendidikan, tanggung dalam menyejahterakan rakyat. Ya, hanya tanggung.
Untuk melintas batas, kita memang membutuhkan Tuhan. Tapi, kita "tidak butuh" Tuhan untuk berani dan rendah hati. Mengapa? Karena Tuhan sudah memberikan kedua hal itu (plus apapun yang kita butuhkan), sejak kita lahir. Tuhan sudah memberikan kuncinya. Kunci untuk survive. Kita tidak butuh Tuhan untuk memasukkan dan memutar kunci, karena Ia ingin kita sendiri yang melepas keberanian dan melakukan tugas itu. Dan setelah pintu terbuka, kita harus rendah hati dan membiarkan selanjutnya Tuhan yang bekerja menurut rencana-Nya.
Jika kamu belum berani melintasi batas, jangan berhenti dulu apalagi menyerah. Bermimpilah. Mimpikan sebuah keluarga idaman, atau jalan-jalan yang lengang dan aman. Negara yang bebas korupsi (walaupun mungkin tidak bebas prostitusi), atau suatu dunia yang damai tanpa perang dan kelaparan. Lalu genggamlah mimpimu dan beranikan dirimu. Mari melintasi batas.
Andreas & Petrus
22 April 2010
Super Bintang
Menjadi bintang lapangan hijau mungkin bukan hal yang sulit walaupun butuh kerja keras dan tekad baja. Para bintang ini bahkan bisa bertaburan di satu kesebelasan. Tapi untuk menjadi seorang super bintang dibutuhkan suatu nilai lebih. Nilainya bisa macam-macam. Buat saya, nilai lebih itu bukan hanya yang terlihat di lapangan hijau melainkan juga di luar lapangan. Singkatnya, luar dalam kudu bagus deh...
Mungkin tidak ada yang akan membantah, jika Lionel Messi adalah bintang terbaik lapangan hijau saat ini. Young, high talented and good attitude. Salah satu bintang gemilang yang dimiliki dunia. Ya, dunia. Bukan hanya milik Argentina atau klub Catalan Spanyol Barcelona saat ini. Ia adalah milik dunia. Kepiawaian, keanggunan, kejeniusannya, dan kerendahhatiannya. Semua milik dunia. Mengapa? Karena, selain apa yang ia miliki tadi, sejarah yang telah, sedang dan akan ia catat, adalah sejarah dunia. Dan ia akan menjadi salah satu inspirasi dunia. Mungkin salah satu inspirasi terbaik, jika ia mampu menjaga prestasi dan image yang ia miliki.
Bintang muda lain pilihan saya adalah Ricardo Kaka (Brasil, klub Real Madrid saat ini). Prestasinya tinggi walaupun tidak sefenomenal Messi. Kehidupannya di luar lapangan bisa jadi paling kudus dibanding pesepakbola lain yang pernah ada.
Salah satu super bintang, yang aksi golnya ke gawang Argentina di Piala Dunia 1998 masih menggetarkan saya sampai sekarang adalah Michael "Phenomenon" Owen. Gol yang dibuat dengan penuh kepercayaan diri dan keberanian dari seorang pemuda berusia 19 tahun saat itu. Satu gol terbaik yang pernah tercipta dari kaki pemain termuda di ajang Piala Dunia. Meskipun kini prestasinya tidak secemerlang dulu, Michael Owen tetap dihormati publik Inggris.
Inggris juga pernah memiliki satu pemain dengan prestasi membanggakan sekaligus menjadi the best fair player dunia. Dialah Gary Lineker. Bukan main-main, pembunuh berwajah karismatik ini tidak pernah menerima kartu kuning (apalagi merah!) di sepanjang karir sepakbola profesionalnya selama 16 tahun! Di Piala Dunia 1990 ia menobatkan dirinya menjadi salah satu dari 8 pemain dunia yang menorehkan 10 atau lebih gol dalam sejarah Piala Dunia.
Tentu masih ada para super bintang ini. Tidak hanya yang berasal dari lapangan hijau tentunya. Mereka yang prestasi dan kepribadiannya menjadi inspirasi dan teladan bagi dunia. Hmm... mungkin ini maksud nasehat para tetua, "Kalau jadi orang baik, jangan setengah-setengah..." Nyebur sekalian!
Mungkin tidak ada yang akan membantah, jika Lionel Messi adalah bintang terbaik lapangan hijau saat ini. Young, high talented and good attitude. Salah satu bintang gemilang yang dimiliki dunia. Ya, dunia. Bukan hanya milik Argentina atau klub Catalan Spanyol Barcelona saat ini. Ia adalah milik dunia. Kepiawaian, keanggunan, kejeniusannya, dan kerendahhatiannya. Semua milik dunia. Mengapa? Karena, selain apa yang ia miliki tadi, sejarah yang telah, sedang dan akan ia catat, adalah sejarah dunia. Dan ia akan menjadi salah satu inspirasi dunia. Mungkin salah satu inspirasi terbaik, jika ia mampu menjaga prestasi dan image yang ia miliki.
Bintang muda lain pilihan saya adalah Ricardo Kaka (Brasil, klub Real Madrid saat ini). Prestasinya tinggi walaupun tidak sefenomenal Messi. Kehidupannya di luar lapangan bisa jadi paling kudus dibanding pesepakbola lain yang pernah ada.
Salah satu super bintang, yang aksi golnya ke gawang Argentina di Piala Dunia 1998 masih menggetarkan saya sampai sekarang adalah Michael "Phenomenon" Owen. Gol yang dibuat dengan penuh kepercayaan diri dan keberanian dari seorang pemuda berusia 19 tahun saat itu. Satu gol terbaik yang pernah tercipta dari kaki pemain termuda di ajang Piala Dunia. Meskipun kini prestasinya tidak secemerlang dulu, Michael Owen tetap dihormati publik Inggris.
Inggris juga pernah memiliki satu pemain dengan prestasi membanggakan sekaligus menjadi the best fair player dunia. Dialah Gary Lineker. Bukan main-main, pembunuh berwajah karismatik ini tidak pernah menerima kartu kuning (apalagi merah!) di sepanjang karir sepakbola profesionalnya selama 16 tahun! Di Piala Dunia 1990 ia menobatkan dirinya menjadi salah satu dari 8 pemain dunia yang menorehkan 10 atau lebih gol dalam sejarah Piala Dunia.
Tentu masih ada para super bintang ini. Tidak hanya yang berasal dari lapangan hijau tentunya. Mereka yang prestasi dan kepribadiannya menjadi inspirasi dan teladan bagi dunia. Hmm... mungkin ini maksud nasehat para tetua, "Kalau jadi orang baik, jangan setengah-setengah..." Nyebur sekalian!
20 April 2010
Ketinggalan Berita
Bukan hal aneh jika sekarang kebanyakan orang hapal berbagai acara televisi. Di stasiun mana dan kapan. Ibu rumah tangga, karyawan-karyawati, orang tua sampai anak-anak mungkin kini punya jam biologis yang terkonek dengan jam sinetron "A" di (stasiun tv) "B", jam reality show terpopuler "anu" di "itu", atau jam acara-acara berita yang dikemas dalam warna dan packaging yang semakin menarik. Tidak peduli benar atau keliru, yang penting terkini dan terdepan. Istilah para blogger, pertamaaxxx...! Kalau sudah begini, jangan sampai ketinggalan berita. Ga ngetren nanti....
18 April 2010
Markus Selebriti
Para penjahat, koruptor, makelar kasus, mafia pajak, dan lain-lain, yang masuk TV dan diberitakan siang malam, menjadi tidak kalah kondang dengan para selebritis. Pemberitaan mereka diberbagai media cetak dan terlebih elektronik pun, tidak kalah dengan acara reality show atau sinetron terlaris saat ini. Pertanyaannya, mereka malu atau tidak, ya?
Saya membayangkan, kalau mereka tidak malu, jangan-jangan mereka bakal ikutan acara TV semacam "Take Me Out" atau "Take Him Out" yang sedang laris manis saat ini. Atau lebih gila lagi, dibuat acara semacam itu tapi khusus untuk para penjahat kerah putih tadi! Ha ha ha... mau ikutan?
Saya membayangkan, kalau mereka tidak malu, jangan-jangan mereka bakal ikutan acara TV semacam "Take Me Out" atau "Take Him Out" yang sedang laris manis saat ini. Atau lebih gila lagi, dibuat acara semacam itu tapi khusus untuk para penjahat kerah putih tadi! Ha ha ha... mau ikutan?
16 April 2010
Take Him Out..!
Berita heboh datang silih berganti tak terbendung. Belum habis satu persoalan, kini datang persoalan baru yang tidak kalah menggemparkan. Kasusnya tidak jauh dari per-mafia-an. Hanya saja kali ini mafia pajak yang baru terbongkar. Lho, dari dulu ke mana aja, oom?? Biasalah di negara ini, tutup mata, tutup telinga, tutup mulut. Cuma kantong & dompet yang dibuka. He he he...
Duh, baru saja masyarakat wajib pajak terketuk dan timbul semangat baru dalam membayar pajak, eehhh... sudah dikemplang dan dibuat syok oleh si Gayus. Bagaimana ga patah hati, coba?!
Memang, orang-orang semacam Gayus ini, enaknya dibuang aja kali ya...
Duh, baru saja masyarakat wajib pajak terketuk dan timbul semangat baru dalam membayar pajak, eehhh... sudah dikemplang dan dibuat syok oleh si Gayus. Bagaimana ga patah hati, coba?!
Memang, orang-orang semacam Gayus ini, enaknya dibuang aja kali ya...
14 April 2010
Perang Bintang
Bagai sinetron bersambung, kisah Mantan Kepala Bareskrim, Komjen Susno Duadji kini menjalani babak kedua. Dalam "kisah Cicak dan Buaya" yang lalu, Susno tersandung, jatuh, lalu ditimpa tangga. Tangga sengaja dijatuhkan oleh institusi yang selama ini dibelanya. Lho? Selama ini Pak Susno membela bangsa dan negara atau membela institusi, sih? He he he... kalau sekarang sih jelas membela (diri dan) negara, toh!
Bagaimanapun, keberanian menentang kejahatan luar biasa di negara ini, perlu dan penting untuk didukung. Kejahatan yang dilakukan para pemegang bintang kehormatan ini benar-benar membuat negara pusing tujuh keliling. Para blogger, ingat... hanya puyer bintang tujuh yang ga pernah bo'ong!
Bagaimanapun, keberanian menentang kejahatan luar biasa di negara ini, perlu dan penting untuk didukung. Kejahatan yang dilakukan para pemegang bintang kehormatan ini benar-benar membuat negara pusing tujuh keliling. Para blogger, ingat... hanya puyer bintang tujuh yang ga pernah bo'ong!
12 April 2010
R U N Y A M
kudekap tubuhmu erat mesra
kucari hatimu di mana?
Seorang teman pernah bercerita dengan semangat berkobar, ia yakin berita itu benar, alasannya ditayangkan di TV! “orang disiarin di tv koq, pasti benarlah…” katanya sambil ngotot. Dia tetap bersiteguh ketika saya bilang apa yang ditampilkan di tv bukan jaminan kebenaran. Ya udahlah, kalau ketemu makhluk semacam ini saya bilang dalam hati…, yang waras ngalah…..
Semakin banyak alat komunikasi, kian terbuka suatu keadaan dimana berkomunikasi jadi tidak mudah. Demikian juga soal informasi, terlalu banyak info diwartakan, kadang dan sering terjadi kebenaran rancu... bisa terjadi orang bingung tak tahu kepada siapa mesti percaya.
Mereka yang mengetahui psikologi massa tahu benar mengolah situasi untuk mewujudkan suatu kepentingan. Sebuah berita dikabarkan, mengandung kebenaran tapi hanya sepotong kebenaran, tidak utuh atau dikondisikan tidak lengkap. Terus kebenaran tidak sempurna itu diyakini, dijadikan dasar orang-orang untuk ambil kesimpulan bahkan keputusan! Runyam jadinya...
Biasanya bila sebuah kasus besar terjadi situasi publik jadi memanas, pihak-pihak tertentu sering mengalihkan perhatian dengan berita heboh lainnya. Ketika masyarakat fokus pada kasus Century, media menyodorkan berita teroris, disusul berita soal makelar kasus, tentang Gayus Tambunan, tentang kehidupan cinta selebritis…. Kasus kecil dibesar-besarkan atau sebaliknya. Pokoknya publik bingung kronologinya, kasusnya kabur.
Gaya atau model seperti ini sudah sejak dulu dipraktekkan oleh badut-badut politik di Indonesia. Hati masyarakat mengambang bagai tahi di kali. Tiada jaminan semua berita itu bohong atau benar.
Terjadilah krisis…. Dalam keadaan krisis dan kritis terbuka kesempatan luas untuk ambil keuntungan. Bisa positif atau negatif. Kesempatan dalam kesempitan, Kecepatan dalam kecepitan. Bisa memancing di air keruh atau ambil hikmah dibalik bencana.
Itu gambaran umum, dalam tingkat pribadi, kau bisa kencan dengan kekasihmu dan mencapai orgasme…. Kau raba dadanya tapi tidak hatinya… keterbatasanmu tak bisa baca hati orang sekalipun orang tercinta.. selanjutnya kau genggam sebuah kebenaran meski hanya sepotong.
Andreas & Petrus
kucari hatimu di mana?
Seorang teman pernah bercerita dengan semangat berkobar, ia yakin berita itu benar, alasannya ditayangkan di TV! “orang disiarin di tv koq, pasti benarlah…” katanya sambil ngotot. Dia tetap bersiteguh ketika saya bilang apa yang ditampilkan di tv bukan jaminan kebenaran. Ya udahlah, kalau ketemu makhluk semacam ini saya bilang dalam hati…, yang waras ngalah…..
Semakin banyak alat komunikasi, kian terbuka suatu keadaan dimana berkomunikasi jadi tidak mudah. Demikian juga soal informasi, terlalu banyak info diwartakan, kadang dan sering terjadi kebenaran rancu... bisa terjadi orang bingung tak tahu kepada siapa mesti percaya.
Mereka yang mengetahui psikologi massa tahu benar mengolah situasi untuk mewujudkan suatu kepentingan. Sebuah berita dikabarkan, mengandung kebenaran tapi hanya sepotong kebenaran, tidak utuh atau dikondisikan tidak lengkap. Terus kebenaran tidak sempurna itu diyakini, dijadikan dasar orang-orang untuk ambil kesimpulan bahkan keputusan! Runyam jadinya...
Biasanya bila sebuah kasus besar terjadi situasi publik jadi memanas, pihak-pihak tertentu sering mengalihkan perhatian dengan berita heboh lainnya. Ketika masyarakat fokus pada kasus Century, media menyodorkan berita teroris, disusul berita soal makelar kasus, tentang Gayus Tambunan, tentang kehidupan cinta selebritis…. Kasus kecil dibesar-besarkan atau sebaliknya. Pokoknya publik bingung kronologinya, kasusnya kabur.
Gaya atau model seperti ini sudah sejak dulu dipraktekkan oleh badut-badut politik di Indonesia. Hati masyarakat mengambang bagai tahi di kali. Tiada jaminan semua berita itu bohong atau benar.
Terjadilah krisis…. Dalam keadaan krisis dan kritis terbuka kesempatan luas untuk ambil keuntungan. Bisa positif atau negatif. Kesempatan dalam kesempitan, Kecepatan dalam kecepitan. Bisa memancing di air keruh atau ambil hikmah dibalik bencana.
Itu gambaran umum, dalam tingkat pribadi, kau bisa kencan dengan kekasihmu dan mencapai orgasme…. Kau raba dadanya tapi tidak hatinya… keterbatasanmu tak bisa baca hati orang sekalipun orang tercinta.. selanjutnya kau genggam sebuah kebenaran meski hanya sepotong.
Andreas & Petrus
16 Februari 2010
P O L I S I
Images by: Clker Free Vector, OpenClipart, & Gerd Altmann on Pixabay edit by: petruspetu |
Mereka bisa tentukan diri mereka,
mau jadi apa
Pahlawan atau bajingan adalah pilihan
Menurut rencana dan secara idealis polisi diciptakan untuk menjadi pelindung/pengayom masyarakat. Mereka punya hak dan kewajiban sebagai alat Negara. Artinya beberapa hak itu telah memungkinkan mereka jadi penyidik, investigasi, menangkap, menahan, dan membawa orang ke pengadilan, dll. Melawan mereka bisa dianggap melawan negara.
Dengan keleluasaan gerak semacam itu polisi berpeluang jadi pahlawan atau bajingan, tergantung moral polisinya.
read more on Karyakarsa.com/Jalahati
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<<
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<<
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<<
07 Februari 2010
Putra Flores Yang Membanggakan
Fransiscus Xaverius Seda atau yang lebih dikenal dengan Frans Seda memang genap 40 hari berpulang, namun sikap, pemikiran, dan kesederhanaan hidup beliau layak menjadi inspirasi dan teladan bagi orang banyak. Kejujuran dan integritasnya bagi kemajuan bangsa ini harus kita teruskan. Selamat jalan, Om Frans...
30 Januari 2010
Mengenang Gus Dur
Satu bulan kepergian mantan Presiden RI ke-4, KH. Abdurahman Wahid alias Gus Dur. Silakan akses web-nya untuk mengetahui lebih banyak sosok, opini, pemikiran, dan guyonan tokoh besar RI ini. Selamat jalan, Gus...
25 Januari 2010
Ciput : Pansus
Langganan:
Postingan (Atom)