28 Maret 2022

Mimpi Layar Sentuh Dan Layangan Putus

+Dukung kami di Karyakarsa.com/Jalahati, dengan membeli karya dan berdonasi. Terima kasih.+
+Dukung kami di Karyakarsa.com/Jalahati, dengan membeli karya dan berdonasi. Terima kasih.+

Layangan boleh putus. Angan-angan Jangan.

Bagi yang setuju kalau biaya sekolah di Indonesia itu masih mahal, tunjuk jari! He he he... Jangan bilang, ada uang ada kualitas. Dalam konteks pendidikan, hak warga negara mendapat pendidikan layak dan bermutu, hendaknya tidak diukur hanya dari uang apalagi profit, kan? Omong-omong, sekitar 11-12 tahun lalu, ketika teknologi komputer tablet atau sabak elektronik dengan layar sentuhnya mulai naik daun, meletup ide dari kepala saya. Blussh!
Saya dapat ide ini, awalnya setelah mengetahui ada tablet pembaca elektronik (e-reader) yaitu Amazon Kindle, yang sebenarnya saat itu sudah mengeluarkan tablet generasi ketiga. Di 2010, produsen komputer dan elektronik berlomba-lomba menjual tablet dengan layar multi touch seperti iPad, Galaxy Tab, Asus EEE series, Nexus, dan lainnya.
Lalu, Blussh! "Teknologi ini bisa menjadi alternatif dan bagian solusi dari mahalnya biaya sekolah dan beli buku-buku pelajaran! Wow... Keren banget nih kalau bisa diwujudkan!" Begitu kata pikiran naif saya.

Saya dulunya bermaksud menyampaikan harapan dan gagasan itu lewat blog ini: para pelajar di Indonesia dimodalin tablet yang sudah lengkap berisi pdf buku-buku pelajaran sekolah, Lembar Kerja Siswa, dan material penunjang lain misalnya flashcard untuk membantu menghapal sistem pencernaan manusia, menghapal tabel periodik, ada kamus bahasa, atlas dunia, peta kota, dsb. Cukup bermodal 1 tablet, bisa menjadi e-reader maupun study tool. Syukur-syukur bisa untuk internetan tapi kalau tidak bisa pun, tidak masalah. Siapa tau dengan cara ini ongkos produksi buku-buku pelajaran dan biaya sekolah bisa dipangkas.

Dibandingkan laptop, notebook/netbook, harga tablet masih bisa lebih murah, tergantung merk dan spesifikasinya. Dari segi ukuran dan berat juga lebih unggul, praktis, dan mudah dibawa. Namun demikian, pada saat itu produksi tablet masih terbatas sekali bahkan belum ada produk yang masuk pasar Indonesia. Harganya pun masih terbilang belum terjangkau pasar ekonomi menengah ke bawah. Sepengetahuan saya saat itu, harga tablet yang relatif murah adalah Motorola Xoom. Dibanderol dengan harga 310 euro atau sekitar 4-5 jutaan saat itu. Rilisan terdekat adalah di India tahun 2011. Jadi belum masuk pasar dalam negeri. Saat itu dengan berbagai pertimbangan, konsumen lokal masih lebih memilih beli laptop seharga 5-7 jutaan. Lebih populer, reliabel, perawatan dan tempat perbaikannya lebih banyak. Setelah dipikir-pikir kemudian, sepertinya kok sulit terwujud ya. Agak muluk-muluk nih angan-angan saya. Tablet ekonomis apalagi produk lokal, mungkin baru akan ada 10 tahun lagi. Dan akhirnya... ide tulisan yang sempat melayang naik, saya drop.

Melihat cepatnya laju perkembangan tech & market teknologi tablet sampai saat ini, bahkan tidak sampai 10 tahun seperti perkiraan saya, maka agak menyesal dulu cepat-cepat menarik turun angan-angan saya itu. Padahal kodrat angan-angan kan melayang di atas. He he he... Untung talinya ngga putus. Walaupun saya senang dengan perkembangan ini tetapi harapan saya untuk dunia sekolah di Indonesia belumlah terwujud. Buku-buku sekolah masih wajib dibeli dengan harga mahal dan banyak jumlahnya. Biaya sekolah murah? Rasanya masih jauh walaupun saat ini sudah banyak kebijakan dan terobosan inovatif-adaptif sesuai tuntutan jaman, yang dibuat Kemendikbudristi. Ketersediaan sinyal hingga pelosok daerah dan broadband besar juga merupakan pekerjaan rumah yang harus dikejar. Layangan putus aja dikejar, masa pendidikan berkualitas ngga dikejar... he he he...

Omong-omong lagi, saya mau bagi satu cerita pendek. Suatu hari, di pinggir jalan, saya melihat seorang wanita muda sedang mencengkeram lengan baju seorang laki-laki dengan ponsel di tangannya. Wajah si wanita terlihat begitu emosi. Sedangkan wajah si lelaki mirip wajah Aris saat ketahuan selingkuh dengan Lydia di sinetron Layangan Putus. Kepo punya kepo, ternyata si wanita muda tadi marah sama pacarnya, sebab sang pacar lebih senang memegang ponsel dan mengelus layarnya dibanding memegang dan mengelus tangan si wanita. Tidak diketahui apa yang kemudian terjadi dengan si laki-laki. Fin. Hehehe...

>>>pembaca yang budimantul, bantu kemajuan kami dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi sekedarnya lewat Karyakarsa.com/Jalahati, supaya kami bisa terus berkarya. Mauliate<<<




21 Maret 2022

Eben : Kisah Seekor Anjing dan Toa Uwu

Cinta adalah suatu penyakit, orang yang dihinggapinya tidak pernah ingin disembuhkan - Jalaluddin Rumi

Ini hanya sebuah cerita fiksi tanpa maksud menyinggung SARA apapun. Jangan diambil hati, ambil aja hikmahnya (kalau ada).
Di suatu kampung kota, hiduplah seekor anjing yang dinamai majikannya, Eben. Jenis anjingnya sengaja tidak saya sebutkan untuk menghindari anggapan pelecehen terhadap jenis anjing tertentu. Eben berbadan besar, bulunya hitam, gonggongannya nyaring. Tipe anjing penjaga rumahlah. Pemilik rumah besar, sekaligus tentunya, majikan Eben adalah laki-laki berperawakan besar juga tapi ramah. Kebetulan dia orang kristiani. Si pemilik sangat sayang kepada Eben, anjingnya.

Eben ini punya kebiasaan menggonggong keras-keras bahkan saat tidak ada orang lewat sekalipun. Entah karena dia kelewat pede karena perawakannya seram, entah caper, atau baper sama kucing lewat. Atau bisa jadi itu sinyal yang diberikan Eben buat majikannya, bahwa dia siaga menjaga rumah besar. Hehehe... Mungkin aja kan... namanya juga cerita anjing.
Begitulah Eben, walaupun punya kebiasaan yang bisa mengganggu kenyamanan tetangga tetapi dia setia dan siaga. Manusia aja bisa punya kekurangan, apalagi anjing.

Suatu hari, berjarak 3 rumah dari rumah Eben, dibangunlah sebuah mushola. Nah, tau sendirilah kebiasaan si Eben. Sepi aja dia rajin menyalak apalagi pas banyak orang lalu lalang. Jadilah selama setengah bulan pertama pembangunan mushola, si Eben rajin menyalak dari pagi sampai sore. Lebih sering dan lama dari biasanya. Telinga tetangga sudah pasti sakit aja. Untung dekat rumah Eben tidak ada bayi atau lansia. Pun mereka sudah maklum dengan kebiasaan Eben. Mereka kenal Eben, walaupun dia seram tetapi hatinya baik. Eben dengan lolongannya, pernah lebih dari sekali, mencegah pencurian motor di rumah-rumah tetangga. Warga sekitar jadi cukup paham, kalau Eben melolong panjang dan berulang kali, bisa jadi ada maling motor. Hal yang cukup aneh terjadi di setengah bulan berikutnya. Eben tidak sesering sebelumnya menggonggongi orang yang lalu lalang membangun mushola. Dia malah seperti berubah nyaman dengan adanya keramaian pembangunan dan orang-orang yang lalu lalang. Hmm... bisa jadi kebiasaan Eben tadi itu memang karena caper aja ya. Karena ketika banyak yang perhatiin Eben, berisiknya jadi berkurang banyak. Dasar anjing.

Singkat cerita, pembangunan mushola hampir selesai. Lalu satu ketika datanglah 1 truk membawa peralatan sistem suara dan toa besar yang akan dipasang di atas mushola. Eben memperhatikan truk lewat dengan ekor bergoyang-goyang dan sesekali menyalak. Mungkin dia mau ngomong, "Welcome!" Terserah lo lah, ben. Saat toa besar itu dicoba seseorang : "tes-tes...satu, satu...tes-tes...", mata Eben membelalak dari balik pagar besi. Moncongnya melebar. Jantungnya berdebar. "Aku jatuh cinta pada pendengaran pertama.", kata naluri Eben. "Toa itu... uwu... Badannya kecil tetapi suaranya indah. Suaranya bisa mengimbangi ringkinganku. Bahkan bisa lebih keras dariku. Keras tapi merdu... Guk! I'm in love!" Hati Eben berbunga-bunga seketika. Keinginannya untuk caper meluap lagi. Inikah rasanya anjing jatuh cinta? Tanpa tertahan lagi, Eben tiba-tiba melolong! Mendadak sontak warga dan pekerja mushola yang mendengarnya menjadi terkejut dan gaduh. Dikira ada maling motor! Eben...Eben... Yang jatuh cinta siapa, yang kalang kabut siapa... Dasar anjing (jatuh cinta).

Saya cukupkan ceritanya sampai sini walaupun bisa saja dikembangkan, dipelintir, dipolitisir...loh kok? Hehehe...
Karena walaupun pendek, cerita ini syukurlah punya hikmah yaitu : Cinta Itu Beneran Buta!

>>>Pembaca yang budimantul, berikan dukungan anda kepada kami dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi (berapa aja) di Karyakarsa.com/Jalahati. Makasih sebelumnya<<<

Baca juga artikel menarik kami di Karyakarsa.com/Jalahati