Tampilkan postingan dengan label recommended. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label recommended. Tampilkan semua postingan

30 April 2010

Crossing Over

Dalam sebuah acara kontes penyanyi idola di sebuah stasiun tv swasta, seorang juri mengomentari penampilan salah satu kontestan dan menyatakan kekagumannya pada keberanian si kontestan, dalam berimprovisasi dan mengambil resiko dengan membawakan sebuah lagu yang memiliki tingkat kesulitan teknik cukup tinggi. Meskipun lagu tersebut bukan jenis yang biasa si kontestan nyanyikan, tapi pada malam itu, ia memberanikan diri dan berhasil membawakannya dengan baik. Para juri salut. Si kontestan bangga. Penonton puas.

131 tahun yang lalu, di Jepara, Jawa Tengah, lahir seorang wanita pemberani yang mencoba keluar dari tradisi budaya masyarakatnya yang justru memenjarakan hak kaum perempuan. Menurutnya perempuan seharusnya merdeka dan memiliki hak yang setara dengan kaum lelaki, termasuk hak untuk belajar dan menuntut ilmu. Pemikiran, ide dan cita-citanya sangat maju dibanding perempuan lain di masanya, mampu menembus "penjara" yang mengungkungnya. Bahwasanya gugatan atas haknya sebagai perempuan merdeka menjadikan Raden Ajeng Kartini, pahlawan dan pelopor emansipasi wanita di Indonesia.

Saat Perang Dunia II berkecamuk, KGB (dinas intelejen Rusia), membunuh tak kurang 20.000 elite Politik Polandia sebagai langkah antisipasi bangkitnya Polandia, sehingga tetap berada di bawah Uni Soviet. Lalu Nazi dijadikan kambing hitam.

Beberapa waktu lalu Perdana Menteri Rusia Vladimir Vladimirovich Putin, mantan pejabat teras KGB, membuka kasus ini dan mengakui bahwa pembunuhan di Katyn, Rusia, dilakukan oleh KGB. Langkah berani Rusia tersebut, menjadi dasar proses politik bernama rekonsiliasi. Dari sinilah dibangun bentuk politik baru yaitu politik yang bersatu dengan moral. Politik Rekonsiliasi.
Tragedi yang baru terjadi, yaitu jatuhnya pesawat Tupolev di Smolens, Rusia, yang membawa Presiden Polandia, Lech Aleksander Kaczyński dan rombongan dalam perjalanan meresmikan tugu peringatan pembantaian Katyn, membawa duka yang mendalam tidak hanya bagi Polandia & Rusia, tapi juga dunia. Namun duka itu pula yang melipatgandakan semangat politik rekonsiliasi yang sedang dibangun. Untuk lebih lengkapnya, silakan baca sebuah artikel menarik berjudul "Polandia Berduka, Polandia Bangkit" yang ditulis oleh Emmanuel Subangun untuk koran Kompas.

Saya coba menarik benang merah dari ketiga kisah di atas: suatu keberanian melintasi batas yang berbuah kemuliaan. Apa yang telah dibuat si kontestan idol, RA. Kartini, serta Polandia-Rusia, merupakan suatu contoh langkah kongkrit melintasi batas, crossing over, yang luar biasa. Butuh keberanian bahkan tekad namun juga kerendahan hati untuk melakukannya, yaitu membalik kemustahilan menjadi mungkin, bahkan... BISA. Melintasi batas ketakutan, ragu, rendah diri, kesombongan, kekuasaan, intimidasi, pandangan umum, budaya, agama, istitusi, politik, bahkan dosa masa lalu.

Tanpa melintasi batas, takkan ada maaf, pengampunan ataupun rekonsiliasi. Takkan ada bohlam listrik atau roket. Takkan ada Jerman bersatu. Takkan ada Sang Saka Merah Putih. Takkan ada kemajuan sejati. Hanya tanggung. Tanggung dalam memberantas korupsi, tanggung dalam memajukan dunia pendidikan, tanggung dalam menyejahterakan rakyat. Ya, hanya tanggung.

Untuk melintas batas, kita memang membutuhkan Tuhan. Tapi, kita "tidak butuh" Tuhan untuk berani dan rendah hati. Mengapa? Karena Tuhan sudah memberikan kedua hal itu (plus apapun yang kita butuhkan), sejak kita lahir. Tuhan sudah memberikan kuncinya. Kunci untuk survive. Kita tidak butuh Tuhan untuk memasukkan dan memutar kunci, karena Ia ingin kita sendiri yang melepas keberanian dan melakukan tugas itu. Dan setelah pintu terbuka, kita harus rendah hati dan membiarkan selanjutnya Tuhan yang bekerja menurut rencana-Nya.

Jika kamu belum berani melintasi batas, jangan berhenti dulu apalagi menyerah. Bermimpilah. Mimpikan sebuah keluarga idaman, atau jalan-jalan yang lengang dan aman. Negara yang bebas korupsi (walaupun mungkin tidak bebas prostitusi), atau suatu dunia yang damai tanpa perang dan kelaparan. Lalu genggamlah mimpimu dan beranikan dirimu. Mari melintasi batas. 




Andreas & Petrus

22 April 2010

Super Bintang

Menjadi bintang lapangan hijau mungkin bukan hal yang sulit walaupun butuh kerja keras dan tekad baja. Para bintang ini bahkan bisa bertaburan di satu kesebelasan. Tapi untuk menjadi seorang super bintang dibutuhkan suatu nilai lebih. Nilainya bisa macam-macam. Buat saya, nilai lebih itu bukan hanya yang terlihat di lapangan hijau melainkan juga di luar lapangan. Singkatnya, luar dalam kudu bagus deh...

Mungkin tidak ada yang akan membantah, jika Lionel Messi adalah bintang terbaik lapangan hijau saat ini. Young, high talented and good attitude. Salah satu bintang gemilang yang dimiliki dunia. Ya, dunia. Bukan hanya milik Argentina atau klub Catalan Spanyol Barcelona saat ini. Ia adalah milik dunia. Kepiawaian, keanggunan, kejeniusannya, dan kerendahhatiannya. Semua milik dunia. Mengapa? Karena, selain apa yang ia miliki tadi, sejarah yang telah, sedang dan akan ia catat, adalah sejarah dunia. Dan ia akan menjadi salah satu inspirasi dunia. Mungkin salah satu inspirasi terbaik, jika ia mampu menjaga prestasi dan image yang ia miliki.

Bintang muda lain pilihan saya adalah Ricardo Kaka (Brasil, klub Real Madrid saat ini). Prestasinya tinggi walaupun tidak sefenomenal Messi. Kehidupannya di luar lapangan bisa jadi paling kudus dibanding pesepakbola lain yang pernah ada.

Salah satu super bintang, yang aksi golnya ke gawang Argentina di Piala Dunia 1998 masih menggetarkan saya sampai sekarang adalah Michael "Phenomenon" Owen. Gol yang dibuat dengan penuh kepercayaan diri dan keberanian dari seorang pemuda berusia 19 tahun saat itu. Satu gol terbaik yang pernah tercipta dari kaki pemain termuda di ajang Piala Dunia. Meskipun kini prestasinya tidak secemerlang dulu, Michael Owen tetap dihormati publik Inggris.

Inggris juga pernah memiliki satu pemain dengan prestasi membanggakan sekaligus menjadi the best fair player dunia. Dialah Gary Lineker. Bukan main-main, pembunuh berwajah karismatik ini tidak pernah menerima kartu kuning (apalagi merah!) di sepanjang karir sepakbola profesionalnya selama 16 tahun! Di Piala Dunia 1990 ia menobatkan dirinya menjadi salah satu dari 8 pemain dunia yang menorehkan 10 atau lebih gol dalam sejarah Piala Dunia.
Tentu masih ada para super bintang ini. Tidak hanya yang berasal dari lapangan hijau tentunya. Mereka yang prestasi dan kepribadiannya menjadi inspirasi dan teladan bagi dunia. Hmm... mungkin ini maksud nasehat para tetua, "Kalau jadi orang baik, jangan setengah-setengah..." Nyebur sekalian!



21 September 2009

Trauma

Di tengah kebingungan mau menulis apa, saya teringat satu peristiwa tragis dunia di bulan ini, 8 tahun lalu. New York, 11 September 2001, Selasa pagi. Satu kejap peristiwa yang membuat dunia terhenyak dan menderita trauma panjang bahkan bagi mereka yang tidak menjadi korban secara langsung. Penderitaan secara fisik mungkin terbilang. Penderitaan mental & kejiwaan, jauh lebih dahsyat. Data hasil survey kesehatan dari 46.000 orang lebih di tahun 2003-2004 menunjukkan 'hanya' 14% yang mengalami gangguan kesehatan terkait trauma tadi. Gangguan tadi antara lain bisa berupa asma, susah tidur, phobia, atau mendadak stress tanpa alasan yang jelas. 3 tahun sesudahnya, hasil survey mengatakan, penderita gangguan k esehatan terkait trauma 9/11 meningkat menjadi 19%! Setengah dari penderita mengatakan mereka tidak menjalani perawatan khusus di tahun-tahun sebelumnya. Pada 26 Desember 2004 lalu, Aceh dan sekitarnya luluh lantak oleh tsunami yang terjadi akibat gempa dahsyat berkekuatan 8.9 Skala Richter (SR) di Samudra Hindia, lepas pantai Aceh dan menewaskan lebih dari 190.000 jiwa (itu baru orang, belum termasuk hewan dan tanaman!). Hingga saat ini, masih banyak dari korban yang selamat, menangis atau histeris ketika mendengar kata, tsunami. Menghadapi mereka yang menjadi korban atau menderita trauma berat seperti ini pastilah bukan perkara yang mudah. Kita bisa bersimpati, tapi apakah itu cukup bila yang menjadi korban adalah orang yang dekat dan kita kasihi? Ketika mereka menangis pedih atau diam dengan tatapan kosong di depan mata kita? Alih-alih segera memberi nasehat "Sabar ya...", "Kamu harus tabah.", "Kamu kuat, kamu bisa melalui ini.", atau kata-kata hiburan lain (setidaknya kita berharap kata-kata itu bisa menghibur), lidah saya lebih sering kelu. Film "Fragments" (alias "Winged Creatures", berdasar novel karangan Roy Freirich dengan judul yang sama), dibintangi oleh Kate Beckinsale, Forest Whitaker, Guy Pearce, Dakota Fanning & Jennifer Hudson), menjadi salah satu sarana bagi saya belajar berempati. Berharap semoga saya bisa bersikap lebih baik & berkata-kata yang tepat kepada jiwa yang sedang terguncang. Meskipun film yang hanya beredar dalam format DVD ini secara kualitas berada di bawah film setipikal "Crash" (Don Cheadle, Sandra Bullock, Matt Dillon), namun tema dan para pemainnya, membuat saya tidak berpikir kepanjangan. Sedikit review, film ini diawali dengan kejadian yang sangat mengejutkan di sebuah kafe yang cukup ramai namun tenang, ketika tiba-tiba dan tanpa alasan yang jelas (maksudnya benar-benar tidak jelas karena sampai akhir cerita kita tidak tahu siapa dan apa motif si pembunuh!) seseorang masuk dan menembaki para tamu kafe. Cerita bergulir dari 5 orang yang selamat dari insiden tadi. 4 orang berada di tempat kejadian saat insiden, 1 lainnya tidak. Satu orang ini, Bruce Laraby (Guy Pearce), seorang dokter ruang gawat darurat, kebetulan meninggalkan kafe hanya sesaat sebelum kejadian. Namun belakangan dia menyadari bahwa dialah orang yang membukakan pintu untuk si pembunuh ketika hendak keluar meninggalkan kafe. Hal ini membuat mental & jiwanya terguncang, cukup untuk melahirkan obsesi aneh dalam dirinya. Lebih jauh, ia bereksperimen dengan meracuni istrinya lalu menyembuhkannya, berulang-ulang, berharap dengan begitu ia bisa memaafkan dirinya sendiri. Hal yang sama terjadi pada 4 korban lainnya dalam versi yang berbeda. Ada yang menutup dirinya bahkan membisu, ada yang menjadi sangat egois dan haus perhatian, ada yang hidup dalam realitasnya sendiri karena menolak realitas sesungguhnya, dan ada yang menjadi seperti orang linglung dan terus mencoba batas peruntungannya. Mereka begitu terguncang -bahkan tanpa mereka sadari- hingga kehilangan akal dan arah. Beberapa film lain bertema (hampir) sama yang saya rekomendasikan: Born On The 4th Of July (Tom Cruise), Home Of The Brave (Samuel L. Jackson, Jessica Biel), The Brave One (Jodie Foster). Trauma fisik bisa kita antisipasi & hindari. Lain halnya dengan trauma mental-jiwa. Trauma bisa berdampak berbeda buat setiap orang. Trauma bisa menyeret sebagian bahkan keseluruhan hidup seseorang hingga orang tersebut menjadi pribadi yang berbeda. Trauma itu, menular. Tapi, ia bukanlah sesuatu yang tak tersembuhkan. Terapi yang tepat dan teratur bisa menyembuhkan. Terapi sederhana seperti meditasi, doa, musik, menulis bahkan games pun bisa membantu banyak. Just don't give up. (doa orang benar yang dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya) (pToe!)

13 September 2009

Sebuah Rekomendasi Meraih Mimpi

Enaknya memiliki blog sendiri seperti ini adalah saya bisa belajar menulis banyak hal. Kali ini saya mencoba menulis review atau merekomendasikan beberapa film yang semoga bisa memperkaya teman-teman. Ok, sembari belajar, simak saja beberapa rekomendasi berikut:

3d movie, meraih mimpi, sing to the dawn
Meraih Mimpi
Sutradara : Phil Mohamad Mitchell
Penulis : Philip Stamp, Nia Dinata
Pemain : Gita Gutawa, Patton ‘idola Cilik’, Uli Herdinansyah, Surya Saputra, Shanty, Cut Mini

Satu-satunya alasan saya merekomendasikan film ini adalah karena ini adalah film animasi 3D Indonesia! Proficiat!
Film ini awalnya berjudul "Sing To The Dawn" yang diadaptasi dari buku karya Minfong Ho dengan judul yang sama. Bercerita tentang kakak beradik yang berusaha melindungi tempat tinggal mereka dari kontraktor penipu. Film ini juga mengajarkan anak-anak untuk mencintai binatang dan lingkungan dan tak berhenti bermimpi dan berjuang.

Diproduksi oleh Infinite Frameworks (IFW), studio animasi yang berpusat Turi Beach Resort Batam, Indonesia selama tiga tahun dan memakan biaya sebesar 5 juta dollar AS. Hampir seluruh animator yang mengerjakan proyek ini adalah orang Indonesia.
Film Sing to The Dawn selesai dibuat pada tahun 2008, dan mulai didistribusikan ke berbagai negara mulai dari Singapura, Korea, dan Rusia. Sing to The Dawn tidak langsung diluncurkan ke Indonesia karena Infinite Frameworks ingin memperkenalkan Sing to The Dawn ke penonton luar terlebih dahulu.
Sing to The Dawn baru dilokalisasi ke dalam versi Indonesia pada tahun ini dengan judul Meraih Mimpi. Nia Dinata direkrut untuk membantu proses script writing dan Erwin Gutawa diminta langsung untuk mengkomposisi ulang musik yang akan mengiringi film.
3d movie, meraih mimpi, sing to the dawn 3d movie, meraih mimpi, sing to the dawn


movie, last chance harvey, dustin hoffman, emma thompson
Last Chance Harvey
Sutradara & Penulis : Joel Hopkins
Pemain: Dustin Hoffman, Emma Thompson, Kathy Baker, James Brolin, Eillen Atkins

Buat kamu yang menyukai drama komedi romantis, agak satir mungkin, simpel tapi tidak biasa, mungkin ini film yang kamu cari. Dua nama pemeran utama film ini juga bisa menjadi jaminan ke"tidak biasa"an itu. Dustin Hoffman & Emma Thompson keduanya pemain watak peraih Oscar. Ceritanya mengalir dengan fokus pada kehidupan cinta 2 orang yang memasuki usia paruh baya. Cinta justru mempertemukan keduanya di saat mereka merasa sudah kehilangan semuanya. Menonton film ini mengingatkan saya akan film "Before Sunrise" yang dibintangi Ethan Hawke & Julie Delpy.


movie, inglorious basterds, brad pitt, quentin tarantino
Inglorious Basterds
Sutradara & Penulis: Quentin Tarantino
Pemain: Brad Pitt, Eli Roth, Christoph Waltz, Til Schweiger, Harvey Keitel, Mélanie Laurent, Diane Kruger

Brad Pitt beradu akting lagi dengan Diane Kruger setelah sebelumnya bertemu di "Troy". Kali ini lebih mungkin intim. Mengambil setting Perang Dunia II, "The Basterds", merupakan satu grup tentara Yahudi-Amerika pimpinan Lt. Aldo Raine (Pitt) yang sengaja dibentuk untuk menyebar teror dan membunuhi secara brutal pasukan Jerman. Suatu hari "The Basterds" bertemu dengan Shosanna Dreyfus seorang wanita keturunan Yahudi-Perancis yang menjadi buronan Nazi karena ia saksi dari pembantaian tentara Nazi atas keluarganya. Mereka lalu bekerjasama menuntaskan dendam atas kekejaman tentara Jerman.
Hal lain yang membuat film ini layak ditonton adalah sang sutradara Quentin Tarantino (Pulp Fiction, Rock n Rolla). Sebuah nama yang menjadi jaminan kualitas sebuah film.


movie, twilight new moon, kristen stewart, robert pattinson
Twilight Saga: New Moon
Sutradara: Chris Weitz
Pemain: Kristen Stewart, Robert Pattinson, Taylor Lautner, Ashley Greene

Ah, mungkin ini film yang paling ditunggu jutaan penonton di seluruh dunia. Film vampir yang paling dinanti para wanita dan ABG. Eits, bukan masalah gender nih. Sebabnya, selain karena novel jalinan Stephanie Meyer ini sudah terlebih dulu menjadi best seller plus film sebelumnya "Twilight", sukses menjadi Box Office di seluruh dunia, film ini memang fully romantis, jauh dari kesan horror tipikal film vampir atau werewolf, apalagi sampai berdarah-darah. Kisah percintaan antara manusia Bella Swan (Kristen Stewart) dengan vampir Edward Cullen (Robert Pattinson) ini masih menjadi magnet yang kuat. Bumbu baru dalam film sekuel ini adalah kisah cinta segitiga antara Bella, Edward, dan Jacob Black (Taylor Lautner) -werewolf- yang hadir dalam kehidupan Bella disaat Edward jauh. Alice Cullen (Ashley Greene), vampir yang cemburu menjadi ancaman baru bagi Bella. Tertarik? Tahan sampai 20 November 2009 ya...

(pToe!)

08 September 2009

What I Cannot Change

Pada 9 October 2007, LeAnn Rimes, penyanyi pop country peraih Grammy Awards yang terkenal dengan beberapa lagu hits seperti "Blue", "How Do I Live", "You Light Up My Life", dan "I Need You" merilis album "Family". Di album ini ada satu lagu yang diyakini fans dan banyak pengamat musik pop country sebagai single terbaik selama karir musiknya.

Diinspirasi dari Serenity Prayer, lagu "What I Cannot Change" yang ditulis sendiri oleh LeAnn Rimes dan Darrel Brown bercerita tentang pengampunan, kepasrahan dan upaya untuk mencintai apa yang tidak bisa ia (manusia) ubah. Tapi ia akan mengubah apapun yang bisa diubah. Keberanian sikap dan kekuatan hati.
Musik, Lirik dan pembawaan lagu yang kuat dan menyentuh ini tanpa disadari Rimes berdampak luas khususnya pada para penggemarnya. Kemudian dalam situsnya Rimes mengundang siapa saja untuk berbagi cerita dan pengalaman pribadi mereka. Silakan klik di sini kalau kamu mau langsung melihat situsnya. Pada 14 April 2009, buku "What I Cannot Change" yang berisi kumpulan kisah-kisah tadi dirilis dan diedarkan ke publik.

"What I Cannot Change"

I know what makes me comfortable
I know what makes me tick
And when I need to get my way I know how to pour it on thick
Cream and sugar in my coffee
Right away when I awake
I face the day and pray to God I won't make the same mistakes
Oh the rest is out of my hands

Chorus :
I will learn to let go what I cannot change
I will learn to forgive what I cannot change
I will learn to love what I cannot change
But I will change, I will change
Whatever I, whenever I can

I don't know my Father
Or my Mother well enough
Seems like every time we talk we can't get past the little stuff
The pain is self inflicted
I know it's not good for my health
But it's easier to please the world than it is to please myself
Oh the rest is out of my hands

to Chorus

Right now I can't care about how everyone else will feel
I have enough hurt of my own to heal

to Chorus


Ok, sobat Jala, sebagai bonus kamu boleh download salah satu versi video clip "What I Cannot Change" yang saya unduh dari Youtube.
Enjoy your life and keep smile.

(petoe!)