Tahun 1970 kelompok musik legendaries asal Inggris The
Beatles bubar. Setahun kemudian pentolan band ini, John Lennon merilis tembak
cantik Imagine dan jadi hit seluruh
dunia, berkumandang hingga saat ini. Tak terhitung yang suka lagu ini. Irama
lagu ini sederhana dan unik, mudah menancap di benak pendengar, para kritikus musik dunia menggambarkan lagu ini
sebagai karya Lennon yg pantas disebut sebagai
Beethoven abad 20, tapi syairnya
tidak sederhana… sangat sastra Inggris dan menimbulkan aneka tafsir. Karna
tafsir itu sifatnya bebas dan nggak ada sanksi ya sah-sah saja dilakukan seenak
perutmu dan perutku
Imagine there’s no heaven
It easy if you try
No hell below us
Above us only sky
Imagine all the people
Living for today
(andaikan tak ada surga, mudah dibayangkan, tak ada neraka
di bawah kita, di atas kita hanyalah langit. Andaikan setiap orang hidup untuk
hari ini)
Banyak tuduhan dilontarkan pada The Beatles bahwa mereka itu
anti agama, walaupun lagu ini tidak untuk menyangkal tuduhan tersebut, tapi gaya seni yang jenius
melahirkan ungkapan paradoksal bait pertama lagu ini. Kalau kalimatnya “andaikan
ada surga,” maka diartikan surga sebagai khayalan belaka,tapi karma kalimat “andaikan
tak ada surga,” maka justru lagu ini menyindir dan menggambarkan bahwa
kebanyakan orang percaya adanya surga (dan neraka) apapun pemahaman atau
anggapan tentang surga dan neraka itu. Inilah gaya seni Lennon yang diungkapkan melalui
lagunya yang paradok. Juga ironis bahwa surga adalah iming2 kebahagiaan dan
neraka adalah teror ketakutan .
Imagine there’s no countries
It isn’t hard to do
Nothing to kill or die for
And no religion too
Imagine all the people
Living life in peace
(andaikan tak ada negara, tidak sulit membayangkan, tak ada
pembunuhan atau mati demi negara dan
agama. andaikan setiap orang hidup dalam kedamaian)
Kalimat “andaikan tak ada negara” menuai banyak kecaman.
Lennon dianggap provokator anti pemerintah dan negara! Yang paling parah adalah kalimat “no religion
too (tak ada agama juga)” dianggap sebagai sikap Lennon yang anti agama…Mereka
yang tergila-gila sama agama pada kebakaran jenggot (termasuk mereka yang tak
ber jenggot sekalipun) dengar ungkapan lagu ini walaaaah paraaaah “No religion too” dengan “No religion to”
itu beda.. “No religion too” artinya kalimat ini sambungan dari kalimat
sebelumnya : NOTHING TO KILL OR DIE FOR AND NO RELIGION TOO… tak ada pembunuhan
atau mati demi (country) negara. Dan agama… kalimat “no religion too” jelas2
tidak terpisah dari kontek bait kedua bahkan kontek keseluruhan lagu ini,
karena lagu punya phrase, aturan seni tertentu dan khas.
Kedengarannya memang dalam lagu itu “no religion too” seolah
kalimat terpisah. Dan juga memang seperti sindiran kenapa agama tak bisa
menjamin perdamaian dan cegah perang. Malah agama sering jadi alasan terjadinya
perang. Agama mencabut rasa damai, di mana agama hadir, di situ kearifan local
dibunuh Publik memang banyak salah
paham. Itu bisa dimengerti, waktu Lennon bilang bahwa Beatles lebih tenar dari
Yesus Kristus, publik menafsirakan “lebih tenar” sebagai “lebih baik” lalu
public ngamuk ha ha ha
You may say I am a dreamer
But I’m not the only one
I hope someday you’ll join us
And the world will be (as) one
(kamu boleh anggap aku seorang pemimpi, tapi aku bukan
satu-satunya pemimpi, kuharap suatu hari kau akan bergabung dengan kami dan
dunia bakal bersatu)
Walaupun gagasan refren lagu ini utopia alias mustahil, tapi
lagunya enak di dengar koq… nggak mungkinlah dunia bersatu . ini khayalan para
pemimpi untung mimpi belum dilarang
Imagine no possession
I wonder if you can
No need for greed a hunger
A brotherhood of man
Imagine all the people
Sharing all the world
(andaikan tak ada hak milik, aku takjub bila kau sanggup
membayangkan. Tak perlu ada keserakahan dan kelaparan, yang ada persaudaraan
antar manusia. Andaikan setiap orang dalam kebersamaan menikmati dunia)
Kalimat “no
possession” menghasilkan banyak
kecaman.. Lennon dicap sebagai komunis!
Dalam sebuah konferensi pers Lennon penuh canda dan tawa menjawab : Kami (Beatles) nggak mungkin
komunis.. Kami menghasilkan banyak sekali uang (bahkan devisa negara) jadi
pastinya kami kapitalis tulen… .!” he he he he he
Nah, para pembaca yang (saya andaikan) budiman dan
terhormat, demikian tafsir yang seenak perut saya sendiri, Anda juga bebas
menafsirkan seenak perutmu sendiri ha ha ha Toh tafsiran itu bebas dan nggak
ada sangsinya
Yang jelas lagu ini
indah dan enak dnyanyikan maupun didengar. Saya suka versi aslinya tahun
1971 (yang belum diaransemen ulang oleh penyanyi2 lain). Versi itu aransemen
dan rekamannya tidak akan pernah ketinggalan jaman. Dari dulu sampai kiamat
nanti, dengan catatan kalau kiamat jadi
dating lho…..
Dengerin aja lagunya, kalau nggak suka ya nggak pa pa Imagine sudah jadi tembang klasik