29 September 2009

Ahh, Miyabi...

Hayoo...pembaca (cowok), yang belum pernah melihat 'aksi' Miyabi atau Maria Ozawa, angkat tangan! Hehe... Anda bakal punya kesempatan melihat si cantik ini jauh lebih dekat dan live! Tapi, ini baru kemungkinan. Kalau jadi. Sebabnya, meskipun kedatangannya ke Indonesia atas undangan salah satu rumah produksi yang berencana membuat sebuah film dengan sentral cerita dirinya sendiri, namun banyak pihak termasuk MUI, yang menolak kehadiran Miyabi di Indonesia dengan alasan bisa merusak citra Indonesia di mata dunia. Loh??

Saya tidak habis pikir, apa hubungan kedatangan bintang film porno (yang mau membintangi film non porno) dengan citra negara? Meskipun saat ini negara kita, Indonesia, mempunyai citra yang buruk di mata dunia (negara koruplah, negara terorislah, pengekspor TKWlah, bla bla bla bla...), tapi saya tetap tidak percaya bahwa citra negara ini menjadi lebih buruk dengan kedatangan seorang Miyabi! Serentan itukah?


illustration, miyabi, maria ozawa, indonesia, menculik miyabi

Kalau kenyataannya, Miyabi datang untuk membangkitkan gairah (dan syahwat) industri film porno di Indonesia, saya pasti ikut menentang, walaupun saya penikmat 'aksi'nya di film. Alasannya jelas, moral bangsa khususnya anak-anak. Kalau saya, memilih 'rusak' sendiri. Ga mau ajak-ajak yang lain. He he he...

Kita bisa berdebat panjang lebar soal moral yang benar, tapi maksud saya, ayolah... apakah kita tidak bisa melihat manusia sebagai manusia? Bintang porno juga manusia, kan? Apa bisa, kita tidak sekedar melihat latar belakang, agama, budaya, golongan, profesi, dan lain-lain. Bisakah kita tidak berprasangka buruk. Citra Indonesia yang dikenal di mata dunia adalah keramahtamahannya. Mudah-mudahan sampai sekarang masih. Keramahtamahanlah yang membuat kita bermartabat. Bukan prasangka buruk. Apalagi sampai bertindak berlebihan alias over acting. Kalau pada dasarnya kita kuat, tahan godaan, mewarisi nilai luhur bangsa ini ( maksudnya bukan sok suci tapi, ramah, bersahabat, tolong menolong, saling hormat, de el el...), punya prinsip moral yang teguh (maksudnya, antara perkataan dan tindakan, sejalan loh...), saya percaya, tanpa berkhotbah pun, orang lain akan tahu dan menghormati kita.

Contoh lain, ada ga sih artis panas Indonesia yang sekarang 'bertobat'? Ada. Banyak juga. Tidak usah disebut, ya? Yang biasa jadi penikmat aksi mereka pasti tahu. Yang belum tahu, ya, tidak usah tahu. Tidak ada pengaruhnya toh, he he he...
Artinya tiap orang, kan, bisa berubah jika diberi waktu dan kesempatan. Pelaku bom saja minta masuk surga. Para koruptor & politisi kotor negara ini juga. Penyebab bencana lumpur lapindo saja masih tenang-tenang. Masa, Miyabi, Dewi Perssik, mba Inul (dan Inul-Inul lainnya) tidak dapat kesempatan menjadi lebih baik? Daripada kita meremehkan diri sendiri, menakut-nakuti diri dengan sesuatu yang tidak jelas akan hal-hal yang akan datang, lebih baik kita memberikan ketulusan di hari ini. Yuuuuu... 


Andreas & Petrus
 

26 September 2009

Antara Pemerintah, KPK, dan Koruptor

KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) gonjang ganjing. Panas. Digoyang sana sini. Berawal dari skandal salah satu pimpinan KPK, Antasari Azhar, cerita lalu meluas. Kesempatan ini nampaknya tidak disia-siakan oleh mereka yang selama ini mungkin gerah dengan keberadaan KPK. Ada baiknya teman membaca dulu kolom Pak Bersihar Lubis di sini. Saya sependapat mengenai masalah bias hubungan antara oknum dan lembaga. Persoalannya adalah jika masalah ini sengaja dibias-biaskan oleh pihak-pihak yang 'gerah' tadi apalagi jika mereka punya kuasa.

charicature, KPK, korupsi, illustration, karikatur

Hal ini nampaknya makin runyam -tapi disambut baik oleh si pihak gerah- ketika SBY berinisiatif mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) penunjukan Pelaksana Tugas (PLT) pimpinan KPK. Hal tersebut segera mendapat tanggapan keras baik dari KPK sendiri juga dari -antara lain- Indonesia Corruption Watch (ICW), tentunya dengan berbagai alasan dan pertimbangan. (pToe!)

charicature, KPK, korupsi, illustration, karikatur

24 September 2009

Cuci Otak

Kalau ada orang pikirannya kotor, atau ngeres (porno melulu) perlu dibersihkan, bukan dicuci. Karena cuci otak (brain wash) mengacu pada pengisian otak. Idiom ini dulu populer dalam kegiatan mata-mata, juga digunakan para rezim otoriter seluruh dunia.
Sekarang cuci otak sudah menjalar ke banyak aspek kehidupan. Agama, sekte, kelompok ekstrim, perusahaan dan usaha niaga gunakan teknik cuci otak untuk capai tujuan.

Cuci otak itu proses memasukkan pengaruh, gagasan atau faham (isme) tertentu ke dalam otak manusia, dilakukan dengan perangsangan (stimulasi) menggunakan bahasa, kata-kata atau cara-cara lain secara terus-menerus sampai tetrpatri dalam benak manusia, diyakini secara teguh, bahkan sering jadi keyakinan mutlak (absolut). Jadi isi otak yang lama dibuang, diganti ide baru, bisa positif, bisa negatif. Soal baik buruknya cuci otak saya tidak mau ajari Anda dalam menilai. (Anda kan udah gedhe… tau sendiri mana yang baik, mana yang buruk, he he he he

illustration, brainwash, cuci otak, toys, puppet

Orang yang sudah dicuci otaknya bisa punya keyakinan mutlak terhadap suatu faham (isme) dan menganggapnya sebagai kebenaran yang tak tersangkal. (kalau dipikir-pikir agama juga kayak gitu!) Biasanya mereka norak dan berlebihan. Bahkan pernah ada orang yang akan dihukum mati karena membunuh banyak orang dengan bom sesumbar: saya akan mati sahid, masuk surga, di sambut bidadari. Bukan main! Ia tak hanya siap membawa isi otaknya, tapi juga nafsu birahinya ke akherat!

Sehari-hari ribuan iklan mencoba mencuci otak kita. Meyakinkan kita tentang produk tertentu sebagai yang paling baik dan produk lain jelek. Ada juga orang yang karena iklan alergi jika pakai produk yang tidak sesuai iklan. Yang lucu adalah orang-orang yang ikut MLM (Multi Level Marketing), banyak dari mereka tampil begitu norak, terlalu berlebihan,sikapnya meluap-luap dan marah kalau tidak ditanggapi, tidak peduli ruang dan konteks waktu… Saya bukan anti MLM, saya yakin banyak hal positif dari MLM, tapi, ketika orang yang tidak ikut MLM tertentu dianggap tak punya pikiran positif, (Karena kepentingannya tak didukung), disitulah mulai dirasakan bukti pemaksaan kehendak dari pihak satu ke pihak yang lain.(ala teroris) Maka saya anti sikap-sikap semacam itu. Bukan anti MLM lho!

Cukup sulit memilah-milah perkara ini. Pengalaman pribadi saya (pernah ikut 7 macam MLM) mengajarkan bahwa saya harus tetap bersikap dan berpikir positif, tanpa harus kehilangan martabat dan harga diri serta keteguhan pribadi. Banyak hal baik tapi tidak semua saya pilih. Sehebat apapun orang tawarkan kebaikan itu, saya terima sebagai masukan. Tapi soal memilih itu hak saya yang tak akan dirampas siapapun.

Biasanya hal-hal baik itu bersifat membangun, tidak merusak, juga meningkatkan harkat dan martabat, harga diri, tanpa harus kehilangan sikap wajar dan normal…… tidak memaksa secara halus atau kasar.

Awas! Hati-hati, saya sedang mencoba mencuci otak Anda... He he he he.

(andresuwarjo@yahoo.com)