13 Agustus 2009

" A R O G A N "

Sikap arogan tentu berkonotasi buruk. Setingkat dengan kesombongan, arogan adalah sikap angkuh, keras, sewenang-wenang, maunya menang sendiri, nggak mau menang bareng-bareng. Tentu saja perseorangan atau lembaga bisa bersikap arogan.

Saya mau bahas arogan dalam tanda kutip. Seringkali sikap mempertahankan pendirian atau komitmen, mengajak disiplin, taat peraturan, juga dianggap arogan. Padahal itu perlu. Bangsa Inggris tidak akan jadi bangsa yang besar (Great Britania) kalau tidak arogan, The Beatles tak akan jadi legenda musik jika tidak arogan. Band ini terkenal pameo-nya: Menolak penolakan. Vatikan, dengan hirarki gereja katolik-nya tak mungkin bertahan sebagai lembaga besar dan solid lebih dari 2000 tahun!

Jadi, dalam situasi tertentu perlu sikap arogan. Kenapa? Karena tidak mungkin kita menuruti keinginan semua orang. Untuk maju perlu fokus pada target, perlu tindakan tegas, kadang-kadan tanpa kompromi. Kebanyakan orang susah diatur, apalagi orang-orang pintar atau merasa pintar. Maka, sikap “arogan” menjadi elemen penting sebuah pencapaian.

Kecenderungan orang-orang adalah menekan pihak lain. Seringkali ide kita, walau bagus, ditolak karena sirik. “Gue tau, ide lu bagus, sayang ide bagus itu datang dari lu, bukan dari gue……!” Jangan lupa gejala alami, yang kuat cenderung menekan yang lemah. Akan jadi lain ceritanya jika kita kasih “perlawanan,” orang akan berpikir seribu kali berbuat seenaknya.

Saya pribadi juga pernah dianggap arogan, terlalu keras, hanya karena saya mencoba tegas dan melatih diri berkepribadian kuat (padahal saya orang lembut…kadang lembut bagai tepung, kadang lembut bagai tinja!).

Kritik ini mula-mula mengganggu saya, tapi setelah merenungkannya secara mendalam saya tidak mengubah sikap saya. Alasannya: saya bukan orang “yes man”. Saya biasa menerima masukan, tapi saya tidak biasa didikte. Sekali aja saya lemah, maka sayapun melempem. Tidak dinamis dan membosankan ( buntutnya menyebalkan!). Pribadi saya harus kuat jalani hidup yang berat. Supaya nggak serem saya juga humoris: jadilah saya yang lucu, menjengkelkan sekaligus dirindukan.

Tentu jangan samakan sikap tegas dengan kejam. Sama sekali beda. Walau cukup sulit bedakan tegas atau kejam, Karena arogan memang dekat dengan kesombongan. Bedanya tipis. Tapi kita punya akal budi yang mengontrol apakah kita kejam atau perlu tegas.

(Andre Suwarjo)

11 Agustus 2009

Flu Burung + Flu Babi = Flu Meong (1)

Wah, pandemi flu babi (mexican flu, swine flu atau pig flu) tampaknya makin meluas dan mengkhawatirkan. Hal yang sama terjadi seperti pada kasus flu burung. Meskipun sama-sama dari jenis virus influenza tipe A namun virus flu burung (yang masih berjangkit saat ini bersubtipe H5N1) tampaknya lebih 'gaul' sehingga bisa menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia. Selain itu, virus avian flu (flu burung) juga lebih ganas dan mematikan.

serigala,babi,flu babi,mexican flu,h1n1 virus,topeng,kedok,karikatur,charicature,pandemi,swine flu

H1N1 tipe klasik yang bermutasi menjadi H1N1 tipe Mexico
Berbeda dengan virus flu burung, virus flu babi (H1N1) walaupun penyebarannya jauh lebih cepat tapi ia tidak ganas walaupun ada pula korban meninggal akibat flu ini. Awalnya flu babi ini hanya endemik pada populasi babi. Walaupun hampir tiap tahun ada kasus manusia yang terinfeksi flu babi (biasanya ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi) namun kasusnya tidak pernah sebesar dan separah seperti sekarang ini. Hal tersebut bisa jadi karena virus H1N1 yang ada sekarang berbeda dengan yang sebelumnya alias telah bermutasi. Bahkan faktanya, virus A-H1N1 tipe Mexico ini belum pernah ditemukan pada babi.
Pandemi flu babi sejak terdeteksi pertama kali hingga kini telah memakan korban jutaan orang termasuk pula korban meninggal. Tanpa pandang bulu, virus ini terus saja menularkan dirinya. Tidak terbatas pada mereka yang berdekatan atau bekerja di peternakan babi, orang yang berilmu babi ngepet, ataupun orang yang dicap 'babi', tapi tiap orang! Bener-bener ga pandang bulu! Tiap hari kasusnya bertambah, khususnya di Amerika Serikat dan Mexico. Hingga akhir Juni 2009, di AS saja sedikitnya 1 juta orang telah terkena flu babi.
Di Indonesia, korban juga masih terus bertambah. Menurut data Depkes RI pertengahan Juli lalu 'baru' mencapai 150-an orang. Bertambah lagi menjadi 239 orang per 22 Juli. Kini data terakhir per 5 Agustus, total penderita telah mencapai 662 orang! Bandingkan dengan korban flu burung yang 'baru' mencapai 157 orang per 16 Juli 2009. Sekarang, mau pilih yang mana; yang pelan-pelan tapi mematikan atau 'jinak-jinak' mengkhawatirkan?

flu babi,flu burung,avian flu,agen virus,virus agent,virus mematikan,h1n1 virus,h5n1 virus,mexican flu,pandemi,karikatur,charicature,swine flu

bersambung

(dari berbagai sumber/ptoe!)

Flu Burung + Flu Babi = Flu Meong (2)

Perbandingan virus H5N1 dengan virus H1N1
Meskipun sangat menular Virus Flu Babi (H1N1) ini tidak seagresif virus flu burung (H5N1), meskipun H1N1 juga memiliki sifat yang sama, yakni bersifat merusak paru-paru. Hanya saja, tingkat kematian H1N1 hanya 0,5 persen sementara tingkat kematian penderita yang terpapar H5N1 mencapai 75 persen. Jauh di bawah daya rusak flu burung. Bahkan si sakit bisa sembuh sendiri tanpa harus mengkonsumsi obat seperti tamiflu dan lainnya, asalkan staminanya bagus. Fiuh... lega deh. Walaupun begitu jangan sampai deh terinfeksi virus ini. Untuk itu ada baiknya membaca tabel ini untuk mengetahui hal-hal yang berkenaan dengan kedua jenis virus tadi, bagaimana pencegahan & pengobatannya.
tabel perbandingan, flu babi, flu beurung, swine flu, avian flu, mexican flu
Flu Burung+Flu Babi+Flu Manusia = Flu Meong?

charicature,karikatur,virus agent,virus mematikan,flu babi,flu burung,avian flu,mexican flu,h1n1 virus,h5n1 virus,pandemi,swine flu

Nah, yang perlu dikhawatirkan adalah adanya koalisi antara virus flu burung dengan virus flu babi (mungkin juga dengan virus flu manusia) dan menghasilkan jenis virus baru yang lebih berbahaya. Nah loh! Bagaimana mungkin?! Mungkin saja. Begini, babi bisa 'menampung' banyak jenis virus flu. Virus flu babi itu sendiri, virus flu burung bahkan virus flu manusia. Virus-virus berbagai jenis tadi bisa saling beradaptasi (pola 1) bahkan yang lebih berbahaya jika saling bertukar gen/bermutasi (pola 2) dan menciptakan galur pandemik baru. Virus yang berubah di tubuh babi lebih mungkin menular ke manusia (atau sebaliknya). Pasalnya, manusia dan babi sama-sama mamalia yang cenderung memiliki kesamaan antara lain suhu tubuh. Sebaliknya, flu unggas tidak bisa langsung ke manusia. Hal ini makin memungkinkan karena Indonesia belum berhasil mengendalikan H5N1 dan belum menuntaskan pemetaan virus H5N1 ditambah banyaknya peternakan unggas dan babi yang berdekatan. Hmm, kalau benar-benar kejadian tercipta virus baru dari kedua atau ketiga jenis virus tadi, bakal dikasih nama apa ya? Virus flu Meong ngkali...
(dari berbagai sumber/ptoe!)