11 Juli 2009

MENGAPA SAYA GOLPUT

Golput itu akronimnya golongan putih. Dulu partai di Indonesia cuma dua: PDI dan PPP. Golkar menolak disebut partai, melainkan golongan. Baru sekarang Golkar mau disebut partai, setelah terpuruk karena dianggap bagian dari noda Orde Baru.
Golongan Karya suka warna kuning, PPP hijau, PDI merah. Bagi yang menolak 3 warna tersebut dianggap pilih warna putih, alias golput. Itulah kisah awal istilah golput.

Saya golput karena di Indonesia sudah, sedang dan akan mempraktekkan politik dagang sapi. Jika kursi legislatif tingkat daerah saja harganya ratusan juta sampai milyaran, kita tau nantinya uang rakyat yang bakal dirampok, pasti lebih dari modal yang dikeluarkan para caleg. Masak, dagang mau rugi. Jadi, caleg yang berhasil akan jadi maling, yang gagal jadi gila atau terpuruk hina. Mampus.
Pada tingkat pilpres, para calon adalah selebriti "penyembah" rakyat dalam masa kampanye. Siapapun nantinya yang terpilih akan "disembah" rakyat. Saya golput karena koalisi partai adalah kesepakatan konyol untuk berbagi kue kekuasaan. Saya golput karena kepentingan rakyat hanyalah instrumen utama keserakahan.
Saya tidak mengajak atau menyarankan orang lain golput. Terserah, lu! Ini pilihan pribadi. Ini adalah aspirasi politik saya. Saya menggunakan hak pilih saya untuk tidak menggunakan hak pilih saya. Menjadikan ini sebagai bagian dari aksi tanpa kekerasan. Tentu mereka yang memilih tidak golput, bukan berarti bagian dari kekerasan.
Dalam arti tertentu boleh juga kaum golput dianggap bisa menerima semua calon, atau sebaliknya. Selalu saja ada positifnya.
Indonesia butuh pemimpin bijak dan berkemampuan sebagai manusia super supaya bisa dandani negeri yang rusak parah ini. Tapi Superman tak pernah datang. Superman Is Dead.
Jadilah saya golput. Anda yang tidak setuju pasti punya segudang argumen...... Tentu saja saya juga punya...... Saya bukan anggota kaum nihilis.

andre soewardjo

08 Juli 2009

Michael, oh Michael

michael jackson,ikon,king of pop
Michael Jackson masuk Islam? So what gitu lho! Semua orang bebas memilih agamanya, bahkan untuk tidak beragama, atau pura-pura bergama. Di dalam pemikiran Kristen terdapat kepercayaan yang di-imani bahwa dia si kristen itu punya hubungan atau bentuk relasi dengan Tuhan sebagai Bapa. si kristen dianggap (atau menganggap dia anak Allah!)

Jadi, sah sah saja kalo ada orang menolak pilihan sebagai anak Allah dan cukup nyaman dengan sebutan hamba. Dunia membutuhkan orang baik, bukan orangh bergama.
Tapi bagaimanapun juga, saya pilih jadi anak ketimbang jadi hamba. Karena walau saya nakal, tapi saya berusaha tidak durhaka supaya saya tetap jadi ahli waris Bapa saya!

(andre suwarjo/ilus:ptoe)