25 November 2011

Asmara Unggas

Dulu, sebelum ada kloning, belum ada cangkok tanaman atau disilang, belum ada percobaan perkawinan campur atau silang jenis-jenis hewan tertentu.... Para unggas punya beberapa sifat:

Filosofi Jawa mengenal lambang atau bentuk karakter cinta yang diwakili bangsa burung atau unggas, dunia fauna menamainya aves.

Bebek karakternya "tak bertanggung jawab". Jika sampean ternak bebek jumlahnya 40 ekor betina, maka hanya diperlukan 1 bebek jantan. Bebek jantan itu sex maniac, suka kuantitas daripada kualitas tugas dan hobi utamanya menyetubuhi para betina. Kalo 1 komunitas bebek ada lebih dari 1 pejantan, wah, gawat, mereka akan sibuk berantem karna kadar cemburunya sama. Jadinya mereka lupa beri nafkah batin. Sibuk baku hantam, lupa baku kelamin.

Para betina juga dodol. Bertelur sembarang tempat, tidak tertib, tidak tetap udah gitu mereka ogah mengerami telor. Mau ngeram gimana, wong telur tersebar entah kemana. Harus dipunguti gembala bebek yang disebut Sontoloyo. Komunitas bebek susah berorganisasi, ketergantungan sama si Sontoloyo. Unggas lain, biasanya (ayam), yang mengerami telor-telor bebek. Makanya orang yang tak bertanggung jawab suka dipanggil: sontoloyo! 

Kalo burung puyuh, yang mengerami telor, pejantan. Setelah menetas sang bapak merawat anak-anak, ibunya cari makan, klayapan dan senggama sesukanya, bertelur, sudah itu aja... Nah, kalo ayam betina bertelor, mengerami dan mengasuh anak sampai dewasa, bapaknya cuek sama anak, cuma tau sok jago, berkokok, berkelahi dan... tentu saja bersetubuh... Puyuh, bapaknya bijak ibunya kacau. Ayam, ibunya bijak bapaknya dodol.

Nah, merpati lain lagi. Mereka harmonis. bercinta, trus mengerami telor gantian. Kalo Papa mengerami telor, mama cari makan trus dibawa pulang, maem bareng. Demikian pula kalo mama mengeram, papa cari nafkah...

Anak merpati cukup 2 aja. Mereka punya program KB, ngerami telor cuma 2, nggak kayak unggas lain, ngerami telor rombongan. Kalo salah satu merpati wafat, pasangannya punya masa berkabung sebelum jatuh cinta lagi. Setia. Makanya ada ungkapan merpati tak pernah ingkar janji. Rohkhul Kudus-pun dilambangkan dengan burung merpati. Konon, manusia ada juga yang tidak seperti merpati, kalo pasangannya mati, kuburannya belum kering dah bisa jatuh cinta lagi.

Hebat burung merpati. Itu dulu. Sekarang ? Nggak tau deh........


Andreas & Petrus

24 November 2011

Hama Komodo

Saat kita sedang gencar-gencarnya mendukung Kadal Raksasa nan ganas bernama Komodo di ajang "New 7 Wonders" yang ga jelas itu, kita dikejutkan dengan berita pembantaian Orang Utan Kalimantan. Hewan langka yang dilindungi undang-undang ini cuma dianggap hama perkebunan sebuah perusahaan swasta. Benar-benar tidak berperikebinatangan...

Photobucket, Komodo, Orang Utan, Taman Nasional Komodo, Perlindungan Orang Utan, PT. Khaleda, new seven wonders, new 7 wonders, kampanye komodo

Surga Di Bui

Enaknya jadi penjahat kakap yang di penjara di Lapas di Indonesia. Dijamin bikin kita yang nonton meringis, kesal, geleng-geleng kepala... Tahu begini, lebih baik mereka tidak usah dipenjara dan dilepas saja....... ke laut.

Photobucket, Penjara Indonesia, Bui Indonesia, Tahanan, Lapas Negara, Panjahat Kakap, Surga Neraka, Judi dalam penjara, pijat plus

e-KTP Untuk Semua

Sekarang lagi trennya membuat KTP (Kartu Tanda Penduduk) Elektronik alias e-KTP. Hayoo, siapa yang belum bikin... Jangan sampai mau kalah dari rombongan berikut ini... Hi hi hi hi hi hi....

karikatur sosial, social charicature, e-ktp, e ktp, hantu, setan, tuyul, pocong, kuntilanak, kuburan, KTP, kartu tanda penduduk baru

28 Oktober 2011

Di Mana... Ke Mana... Nasionalisme?

Ketika hari-hari menjelang dan saat peringatan Kemerdekaan Republik ini tak lagi semeriah dulu... Ketika pesta demokrasi berlangsung ramai namun maknanya mendangkal... Kebanyakan dari kita mungkin akan berkata: "Nasionalisme saat ini sudah berkurang..."

Ketika hari-hari menjelang dan saat peringatan penting lainnya seperti "Sumpah Pemuda" atau "Kebangkitan Nasional", sepi dari gairah, kebanyakan dari kita mungkin akan berkata: "Nasionalisme saat ini semakin berkurang..."
Entah mengapa pula, generasi muda lebih banyak disorot dan dituding jika menyangkut kemerosotan (nasionalisme).

Ketika pasukan merah putih berlaga (dan menang) dalam kompetisi olahraga antar negara, khususnya di cabang sepak bola dan bulu tangkis, kita akan melihat dan merasakan gairah itu lagi, lalu mungkin akan berkata: "Nasionalisme belum hilang... Nasionalisme telah bangkit..."
Ketika banyak pelajar negeri ini yang menang dalam berbagai lomba kecerdasan antar negara dan pulang membawa kebanggaan bagi negeri ini, mungkin kebanyakan kita akan berkata: "Hidup Indonesia! Inilah calon-calon pemimpin di masa mendatang!"
Entah mengapa, jika menyangkut kebangkitan (nasionalisme), para pemimpin akan menaikan dagu, membusungkan dada, dan berkata "KITA..."

Apakah nasionalisme bangsa ini sekarang telah meluntur dan merosot jauh? Ataukah kita yang semakin bingung mencari tempat yang tepat untuk meletakkan nasionalisme itu?

Andreas & Petrus

26 Oktober 2011

Dirimu Adalah... Sesuatu...

Pikiran itu kompleks. Sekompleks otak manusia yang memproduksinya. Dengan pikiran, manusia mampu mengolah banyak data, mempertimbangkan berbagai pilihan dalam satu waktu, dan mengkalkulasi perhitungan-perhitungan rumit. Ide-ide cemerlang yang lahir dari pikiran manusia tadi mampu membawanya ke bulan, luar angkasa, menyelami dalamnya samudra, menyaksikan tarian proton dan elektron di dalam atom, bahkan membuat ilusi kehidupan.

Kata hati itu lebih sederhana. Lebih spontan. Ia bisa melompat begitu saja seperti lumba-lumba melenting tinggi dari dalam laut ke udara. Tapi, bukan berarti ia tidak lebih penting dibanding pikiran. Ia seperti galah panjang yang membuat manusia mampu melompat tinggi dan jauh sebelum pikiran mampu menyelesaikan perhitungan rumitnya. Bahkan ketika hasil perhitungan tadi, di atas kertas; gagal, kata hati bisa menyatakan kebalikannya.

Pikiran dan kata hati memang tidak selalu sejalan (mungkin keduanya tidak perlu selalu sejalan), namun bukan berarti mereka bisa dipisah sendiri-sendiri. Mereka tetaplah satu tim dengan keunikannya masing-masing. Anda tahu, hal terbesar yang terjadi dalam sejarah manusia ketika pikiran dan kata hati bersatu? Mereka 'menemukan' Tuhan, penciptanya...

Nasehat mengatakan, jika hatimu panas maka kepalamu (pikiranmu) harus tetap dingin (tenang). Sebaliknya, jika pikiranmu sedang buntu, gelap, dan mengatakan 'tidak mungkin', kamu harus belajar mendengarkan kata hatimu...

Dalam sebuah acara kompetisi menyanyi akbar "X-Factor" (USA) yang sedang berlangsung, ke-4 juri : Simon Cowell, Paula Abdul, L.A. Reid, & Nicole Schezinger seringkali harus membuat keputusan berat khususnya di babak pertengahan (Judges' Houses). Mereka harus menyaring lagi para kontestan yang ada sebelum mereka dibawa ke level Live Stage, tentunya dengan kalkulasi pertimbangan yang sangat tidak mudah. Dan ketika di depan mata, di telinga, di atas kertas para juri, para kontestan ini mampu memberikan penampilan terbaik bahkan memukau para juri, penyeleksian menjadi semakin sulit. Para juri seringkali harus meletakkan bahkan mungkin menyembunyikan pikiran mereka jauh-jauh, lalu mengandalkan kata hati mereka saja sebagai pijakan dan sandaran keputusan-keputusan urgent mereka.
Itu baru pengambilan keputusan dalam acara kontes menyanyi, apalagi harus mengambil keputusan atau pilihan atas seorang calon pemimpin... Wah, sungguh bukan perkara mudah. Mungkin, begitu sulitnya, hingga si pemilih menyerah dan menggunakan metode konyol yang ia tahu; Cap Cip Cup atau Mengurut Kancing Baju... pilih...tidak...pilih...tidak...he he he...

Ah, menjadi manusia memang rumit. Namun bisa jadi manusia memang didesain rumit agar siap dan mampu mengatasi hal-hal rumit dalam hidupnya dan tidak mendasarkan pilihannya pada jumlah kancing baju atau hal-hal konyol lainnya. Agar manusia mampu menggunakan pikiran dan kata hatinya untuk mengambil pilihan yang tepat dan perlu. Baik menggunakan keduanya ataupun salah satunya. Dan di antara kedua pilihan tersebut, anda butuh kebijaksanaan.

(The Serenity Prayer) Doa Ketentraman : "Ya Tuhan, berikanlah aku kekuatan agar mampu mengubah apa yang bisa kuubah, kerendahan hati agar mampu menerima apa yang tidak bisa kuubah, dan kebijaksanaan agar mampu membedakan kedua hal itu"

Andreas & Petrus 

31 Agustus 2011

Suri Idola

Masih segar dalam ingatan ketika Irfan Bachdim, Cristian "El Loco" Gonzales, dan Briptu Norman Kamaru menjadi idola baru. Gejala fenomenal ini dipicu oleh banyaknya pemberitaan oleh media massa khususnya elektronik. Popularitas Irfan Bachdim dan Gonzales yang meroket masih masuk di akal dikarenakan prestasi olah raga sepak bola (dan keelokan parasnya) yang disukai khususnya oleh kebanyakan wanita Indonesia. Namun popularitas Briptu Norman yang meroket bak rudal jenis Scud, karena aksinya bernyanyi sambil berjoget India, buat saya tidak masuk akal. Berita terakhir (19 April 2011), penggugah video aksinya di Youtube sudah tembus angka 200 ribuan!

Buat saya, yang menjadi tidak masuk akal adalah bagaimana saat ini menjadi orang terkenal seakan mudah sekali. Bisa dibilang dengan modal 'dengkul' saja orang bisa terkenal dalam waktu singkat. Tidak pandang bulu siapa dan usia berapa. Tidak mesti wajar dan sopan. Tanpa aturan dan kriteria. Semua bisa diunggah atau dinikmati, hampir tanpa saringan. Membius dan menggoda. Surga dan Neraka jadi satu. Ha ha ha...

Saat video unggahan Sinta & Jojo menyanyikan lagu "Keong Racun" booming, masyarakat latah menyaksikan, mengunduh, atau beli keping cd video tersebut yang menurut saya -maaf- biasa-biasa saja. Itu tidak masuk akal buat saya.

Ketika video Ariel, Luna & Cut Tari "beraksi" beredar luas sekali di jagad maya, masyarakat juga berbondong-bondong -walaupun mengaku tidak sengaja- menyaksikan, mengunduh, atau beli keping cd video tersebut. Tak kalah boomingnya ketika artis porno Jepang, Miyabi, mau datang ke Indonesia. Kakinya belum menapak saja, hebohnya sudah dahsyat bukan kepalang... Nah, ini lucunya, walaupun keempatnya, Ariel-Luna-Cut Tari-Miyabi- dihujat dengan dahsyat oleh kebanyakan para 'penikmatnya' tadi, secara statistik traffic pengunjung & pengunduh video atau foto 'aksi' mereka tinggi sekali. Begitu tingginya statistik tersebut sehingga mampu mendongkrak Indonesia menjadi peringkat ke-3 dunia sebagai pengakses situs/video porno. Statistik tadi belum termasuk mereka yang beli CD videonya atau dapat gratisan dari handphone teman, loh... he he he... Artinya, di dunia 'nyata' mereka dihujat namun di dunia maya mereka terbukti secara statistik menjadi idola. Kelucuan lainnya adalah, yang ini kok justru masuk akal buat saya. he he he...

Anda bisa membandingkan popularitas Aung San Suu Kyi dengan Lady Gaga saat ini. Atau dengan sesama musisi seangkatan lainnya, Katy Perry, misalnya. Sama-sama wanita, penyanyi, penulis lagu, cantik, seksi, dan sama-sama punya rekor dalam karir musik, sama-sama jadi idola, tapi sikap kontroversial membuat Gaga justru semakin diidolakan.

Sekarang ini menjadi idola masyarakat tampaknya menjadi semakin mudah, bahkan jauh dari mustahil. Menjadi teladan masyarakat justru kebalikannya, menjadi semakin sulit. Idola adalah mereka yang dipuja puji. Seringkali mengundang histeria massa. Keteladanan justru seringkali kebalikannya. Ia bersahaja dan cenderung jauh dari hiruk pikuk namun membekas dalam. Seorang teladan bisa menjadi seorang idola. Tapi seorang idola belum tentu bisa menjadi teladan. Kepopuleran seorang idola atau menjadi idola selalu menggoda. Keteladanan lebih terdengar membosankan. Idola adalah keberanian menjaga atau menghancurkan citra diri. Keteladanan adalah keberanian menjaga hati dan kemurnian.


Minal Aidin Wal Faidzin. Selamat Idul Fitri 1432 H.


Andreas & Petrus 

15 Agustus 2011

Kehancuran Planet Krypton

Sebuah mimpi untuk Indonesiaku

Alkisah, di sebuah planet asing bernama Krypton, seorang ilmuwan tersohor meramalkan kehancuran planetnya berdasarkan riset dan data yang telah lama ia kumpulkan. Jor-El, demikian nama sang ilmuwan, awalnya tidak percaya akan kesimpulan dari serangkaian data dan fakta yang ia dapat dari hasil penelitiannya tersebut, bahwa planet kediamannya akan hancur dalam waktu dekat. Fakta terburuk kemudian adalah bahwa ia satu-satunya orang yang menyadari hal tersebut.
Namun demikian, tragedi sesungguhnya bukanlah kehancuran planet Krypton itu sendiri melainkan jauh sebelumnya ketika bangsa Krypton mulai menghancurkan dirinya sendiri, dan inilah fakta yang didapati oleh sang ilmuwan.
Takdir kehancuran planet Krypton, seperti diimani oleh Jor-El, sebenarnya bisa dihindari jika bangsanya mau keluar dari 'keasyikannya' masing-masing, kembali mawas diri dan bersatu memperbaiki masyarakat & lingkungannya.
Oleh bangsanya, Jor-El adalah ilmuwan yang diakui kredibilitas dan keakuratannya, tapi kali ini mereka memilih berpaling daripadanya.

Gagal meyakinkan bangsanya akan kiamat yang mengancam, Jor-El bergegas membuat sebuah roket untuk membawa istri dan anaknya mengungsi ke planet Bumi. Sayang sekali rencana tersebut tidak sepenuhnya berhasil karena sempitnya waktu yang mereka miliki. Jor-El hanya sempat membuat sebuah roket kecil untuk membawa anaknya, Kal-El. Di penghujung cerita, sebuah roket kecil berisi bayi mungil Kal-El melesat ke luar angkasa, tepat ketika planet Krypton mulai hancur. Dalam kisah berikutnya, bayi mungil Kal-El diceritakan berhasil mendarat selamat di sebuah peternakan milik keluarga Kent, di sebuah kota kecil bernama Smallville, di ujung Bumi. Kelak, Kal-El dikenal dunia sebagai, Superman.

Cerita ini memang hanya terjadi di dunia komik. Tapi bukan mustahil, kejadian di komik tadi menjadi nyata di dunia yang kita diami sekarang. Lompatan manusia ke bulan atau menjelajahi ruang angkasa dimulai dari mimpi dalam buku-buku komik semacam "Flash Gordon". Komputer jenis PC dengan layar flat hingga jenis tablet atau iPad dengan layar sentuhnya, dulu hanya ada di film-film sains-fiksi semacam "Star Trek", tapi sekarang teknologi seperti itu sudah 'nangkring' di rumah bahkan ada dalam genggaman kita.

Gerakan "Go Green" yang terus digalakkan lewat kampanye dan aksi tampaknya masih jauh dari cukup. Manusia terus menghancurkan diri, masyarakat dan alamnya. Mesin perang politik masih jauh lebih beringas dari kesadaran seorang Jor-El.

Satu contoh kecil namun 100% kongkrit terjadi di ibukota negara kita Indonesia, DKI Jakarta. Salah satu masalah krusial yang akhirnya menjadi langganan tahunan adalah banjir. Alih-alih menanganinya dengan serius, pemerintah malah memperbanyak pembangunan mal dan membabat ruang hijau publik yang berakibat semakin berkurangnya daerah resapan air.
Begitupun masalah transportasi di Jakarta. Sebagai perbandingan, 12-25 tahun yang lalu, sarana & prasarana transportasi kota Bangkok masih kalah jauh dengan Jakarta yang saat itu -bahkan- sudah memiliki bandara internasional, Soekarno-Hatta. Kini, Jakarta kalah jauh dengan Bangkok. Satu keunggulan nyata yang dimiliki warga Bangkok sejak dulu adalah, mereka memperlakukan sarana, prasarana, dan pengguna transportasi umum lainnya dengan hormat.

Di skala nasional (atau dunia), perusakan hutan, udara, sungai, tanah, semakin mengkhawatirkan. Program yang paling digemborkan oleh -lagi-lagi pemerintah- adalah "Satu Orang Tanam Satu Pohon", seakan itu senjata pamungkas. Sedangkan berapa meter kubik hutan kita yang ditebang dalam satu hari?

Saya mengamini apa yang diimani oleh Jor-El. Bencana bisa dihindari, diantisipasi, diminimalisir jika manusia mau keluar dari 'keasyikannya' masing-masing, mawas diri dan bersatu memperbaiki masyarakat & lingkungannya. Dengan kenyataan di depan mata, akankah kita memilih berpaling seperti dilakukan bangsa Krypton?

Mengutip pertanyaan bung Marco Kusumawijaya dalam artikelnya; "Mengapa kita memerlukan begitu banyak waktu untuk memutuskan, merencanakan dan apalagi melaksanakan suatu keperluan?"
Jika kita percaya bahwa kita bangsa yang besar, mengapa kita tidak bermimpi BESAR dan bersama-sama mewujudkan mimpi bahwa kita bisa menginspirasi dan menjadi pelopor dunia, bebas dari kecenderungan menghancurkan dirinya? Setidaknya kita tidak ikut-ikutan tren 'self-destruction' apalagi sampai didikte negara lain.


Selamat Ulang Tahun, Indonesiaku.
Happy Independence Day.



Andreas & Petrus

08 Agustus 2011

KRISIS KETELADANAN

Teladan itu artinya contoh perilaku baik.. Di sekitar kita banyak bisa ditemukan keteladanan… orang baik masih ada. Apalagi secara pribadi bisa kita jumpai orang2 teladan, bisa siapapun, dalam lingkup kecil atau luas. Tapi saya mau sorot orang2 yang secara umum seharusnya atau sebaiknya bisa dijadikan teladan. Bisa dijadikan panutan oleh orang banyak, masyarakat.

Saya batasi aja dalam 3 kelompok : tokoh agama, pemimpin negara dan aparatnya, yang ketiga adalah orang terkenal atau sebut saja public figur, sering nongol di mass media (bisa siapa saja dan apapun profesinya). Saya pribadi mengaku tidak menemukan orang teladan di Indonesia sekarang ini. Tentu saja Anda boleh tidak sepaham dengan saya, boleh jadi Anda telah menemukan keteladanan di 3 kelompok tadi. Di luar 3 kelompok ini pasti adalah figur yang bisa dijadikan teladan.

Tokoh agama di indonesia yang populer nggak ada yang bisa jadi panutan. Biang kemunafikan. Keluhuran budi dan kemuliaan tokoh agama hanya bisa saya temukan palam pendekatan serta pengenalan pribadi pada orang2 yang tidak masuk wilayah populer atau selebriti, artinya jumlahnya kecil, lebih banyak yang tak layak diteladani! Parahnya lagi, jika tokoh agama yang dinaungi departemen agama ha ha ha ha ha……. Semua departemen dan mayoritas lembaga di Indonesia itu korup, dan yang terkorup adalah departemen agama. Jadi mau ngomong apalagi?

Kategori kedua adalah pemimpin negara dan aparatnya. Jelas banyak arang sudah tahu dari tingkat RT sampai nasional Indonesia tercemar dengan budaya korupsi, kejahatan ini sudah jadi habit, berjemaah, struktural… kebanyakan orang apapun agamanya doyan korupsi. Tak ada teladan. Itu baru korupsi belum kemerosotan2 moral yang lain : premanisme, perdagangan hokum, penyalahgunaan kekuasaan, skandal sex, munafik, tak tahu malu serta tidak peduli dengan kaum papa. Tidak memihak rakyat.

Yang ketiga public figure: sering nongol di tv dan berbagai mass media lainnya.Di negeri yang paling agamis dilengkapi adapt ketimuran ini, maaf, saya belum menemukan juga tokoh teladan! Saya rindu orang terkenal yang menggunakan ketenarannya untuk menjadi guru masyarakat, guru bangsa… yang karena kebaikan serta keluhuran pribadinya mampu menggerakkan orang banyak untuk ikut jadi baik

Bangsa ini rindu orang yang baik budi dan tidak sombong serta rajin menabung he he he

Andreas & Petrus






.


30 Juli 2011

Revolusi Celengan

Dulu, orang tua menasehati saya dan adik-kakak saya agar rajin menabung. Mereka juga memotivasi kami dengan memberikan uang yang khusus untuk ditabungkan. Tidak di bank, hanya dalam celengan tanah liat -umumnya berbentuk ayam- yang juga dihadiahkan kepada kami, seorang satu. Itu menjadi sumber pertama tabungan kami. Sumber kedua dari usaha kami berhemat adalah dengan menyisihkan sebagian uang jajan kami. Tak jarang kami berlomba siapa yang terbanyak dalam berhemat. Tanpa kami sadari, sebenarnya kami sedang belajar mengendalikan nafsu konsumerisme. Sumber ketiga adalah dari kerabat atau orang lain yang sengaja menyisihkan uang untuk kami. Biasanya saat libur sekolah, Lebaran, Natal, atau Tahun Baru.
Saya masih ingat, kebanggaan yang saya rasakan jika celengan tanah liat milik saya lebih berat dari kepunyaan kakak atau adik. Tidak peduli jika hanya bisa menonton siswa lain jajan ini-itu, yang penting tabungan saya banyak. He he he...

Selain itu, kami juga diwajibkan menabung oleh pihak Sekolah (Dasar). Sekolah membuat kas khusus untuk menampung tabungan para siswa. Kami bisa mengisinya kapan saja tapi hanya bisa diambil saat pengambilan raport.

Ketika gerakan menabung digalakkan oleh pemerintah dan bank-bank swasta mulai tumbuh bak jamur di kayu lapuk, masyarakat berbondong-bondong (beralih) menabung di bank. Lebih modern dan aman, katanya. Seiring dengan kemajuan jaman, begitu juga perkembangan dunia perbankan modern. Ia telah menjadi sebuah industri besar yang mampu mengubah pola pikir dan gaya hidup seseorang bahkan masyarakat. Kini orang tidak lagi datang ke bank untuk 'sekedar' menyimpan uang untuk kebutuhan hari esok, namun juga demi mencapai kemudahan tertentu, prestise, bahkan untuk melakukan/menyembunyikan kejahatan.

Begini, ketika saya kecil dan butuh uang 'mendesak', saya harus memecahkan celengan tanah liat saya. Berapapun kebutuhannya, saya tetap harus memecahkan seluruh tabungan. Kalau di bank kita sebut Tutup Buku. Untuk melakukan itu biasanya didahului rasa ragu dan sayang yang besar. Jerih payah panjang dan kebanggaan saya harus dipecahkan.
Ketika celengan tanah liat diganti dengan celengan plastik, perasaan ragu dan sayang tadi menjadi berkurang. Lebih mudah menggunting celengan plastik daripada memecahkan celengan tanah liat. Anda mungkin paham maksud saya. Perasaan itu makin memudar ketika celengan plastik berganti menjadi celengan kaleng dengan panel yang bisa kita buka-tutup menggunakan kunci pada salah satu sisinya. Wow, saya punya brankas kaleng mini! Saya senang karena semakin mudah mengambil uangnya. Jika saya butuh sedikit uang tambahan, saya tidak perlu menggunting apalagi memecahkan seluruh tabungan. Cukup buka kuncinya, ambil uang yang dibutuhkan, lalu tutup lagi. Praktis bukan?! Saya senang walau sebenarnya saya sedang bergerak menjauhi nilai-nilai luhur menabung dan semakin menumbuhkan tanduk di kepala saya.

Pertimbangan menabung di bank, awalnya adalah agar saya bisa menghindari 'keusilan' kecil tadi karena ada pagar yang membatasi. Menabung di bank berarti semakin menjauhkan aset dari diri saya yang berpotensi 'usil'. Ada batas. Ada kontrol. Perlu berpikir berulang kali jika ingin mengambil uang sejumlah kecil. Tidak sebandinglah dengan pengorbanan harus berjalah jauh ke bank, repot-repot membawa buku tabungan, mengisi formulir, dan mengantri pula. Sejauh ini pertimbangan saya benar bahwa menabung di bank jauh lebih aman, bertanggung jawab, dan lebih gaya. He he he...

Sebagaimana dunia adanya yang selalu berubah, begitu juga rasa aman saya terhadap dunia perbankan sekarang. Saya berusaha tidak menyoroti terlalu banyaknya kasus perbankan -khususnya- Indonesia. Likuidasi bank-bank, kasus Century, hingga kasus Citibank yang lalu. Saya justru menyoroti kemudahan-kemudahan akses yang ditawarkan oleh bank kepada para nasabahnya. ATM, Credit Card, Kartu belanja, SMS Banking, dan lain-lain. Bahkan kita bisa mengambil uang tanpa harus turun dari mobil! Ini jelas jauh lebih canggih daripada kunci brangkas kaleng milik saya dulu. Di masa mendatang bisa jadi tiap rumah memiliki semacam mesin ATM pribadi! Semuanya demi kemudahan dan kecepatan akses. Di jaman modern yang ingin serba instan ini, orang yang menolak kemudahan bisa disebut tolol.

Ini memang bukan kesalahan perbankan karena industri ini hanya mengikuti perkembangan jaman dan permintaan pasar yang butuh kemudahan (praktis) dan kecepatan. Namun kemudahan dan kenyamanan ini bagai pedang bermata dua. Mudah dan nyaman juga tidak berarti aman. Saya mencoba aman dari diri saya tapi bukan berarti aman dari pihak lain. Para konglomerat dan koruptor boleh merasa harta atau kejahatan mereka aman tersimpan di bank-bank Singapura atau Swiss. Tapi, siapa tahu?

Satu hal lagi, saya tidak pernah mendapati Celengan berbentuk celeng (babi hutan). Jauh lebih mudah mendapati celengan berbentuk ayam jago. Lalu mengapa sebutannya tidak menjadi Ayaman atau Jagoan? He he he... Hati-hati dengan tabungan anda.



Andreas & Petrus

CIPUT : Harry Potter

Odong-odong, semacam kereta mainan anak keliling, makin populer di berbagai daerah perkotaan. Makin beragam pula bentuknya. Tapi, model odong-odong seperti yang ditunggangi Ciput dan kawan-kawannya, belum ada duanya loh... he he he... Genjot teruusss....

ciput, stripe comic, komik strip, jalahati, harry potter, odong odong, hiburan anak, carousel

25 Juli 2011

CIPUT : Escapologist

Escapologist mempunyai arti seseorang (penghibur, pesulap) yang memiliki pengalaman & ketrampilan dalam seni meloloskan diri, misalnya meloloskan diri dari ikatan tali, borgol, kerangkeng, dan lain-lain. Salah satu pesulap terkenal beraliran escapologist adalah Master Harry Houdini (1874-1926) dari Amerika. Namun, tahukah anda bahwa Escapologist terbanyak berasal dari negara kita? Ciput aja tahu. He he he...

ciput, stripe comic, komik strip, eskapologist, escape artist, escapology, harry houdini, atraksi sulap, macam macam sulap, seni sulap

21 Juli 2011

KONSEP KEKAYAAN

Cerita soal hubungan orang-orang dengan Tuhan pada jaman dulu banyak terdapat dalam kitab Injil Perjanjian Lama (PL) dimana kondisi atau bentuk penghayatan manusia tampak bersahaja. Sejarah iman mula-mula, sejarah sebelum masehi, sebelum Yesus Kristus.
Banyak sekali contoh kalau orang diberkati Tuhan Allah ditandai kehidupan materi yang berlimpah alias kaya raya, banyak harta, sehat jasmani dan rohani. Kalau orang yang penuh dosa hidupnya sengsara, melarat sakit atau cacat. Bahkan ada satu kisah Nabi Ayub yang kaya raya terus jadi miskin dalam tempo sesingkat-singkatnya toh akhirnya diperkaya lagi. Intinya orang takwa hidupnya makmur, sehat… Banyak nama dalam kategori tersebut, sengaja tak saya tulis (karena sebaiknya Anda baca sendiri).

Dari sekian banyak hal (sampai tak terhitung) yang bisa digali dari kitab Injil saya mau bahas cuma soal 2 hal: pertama, ciri orang yang diberkati Tuhan atau tidak. Kedua, soal arah atau sasaran penyembahan. PL cerita Tuhan yang tak terlihat namun begitu dekat campur tangan dalam kegiatan kehidupan manusia, Allah wanti-wanti melarang umatNya menyembah berhala, Allah pencemburu. Allah di langit dengan segala hal yang dirujuk sebagai “Di Atas” Orang menyembah yang di atas. Selanjutnya di bangun sebuah bangunan yang diimani sebagai tempat Allah berkenan bersemayam yaitu Bait Allah, butuh waktu 40 tahun membangunnya, tempat suci, kiblat manusia menyembah Tuhan.

Perjanjian Baru (PB) hadir revolusioner.Inilah era Yesus Kristus, era tahun masehi. Orang yang tidak percaya plus benci Yesus menganggapNya sombong dan gila ketika Dia dengan lantang berkata: “Robohkan bait Allah ini dan aku akan membangun kembali selama 3 hari!” Ha?! 3 hari? Bait Allah dibangun selama 40 tahun, men…. Koq seenakNya Dia bilang 3 hari…sebaliknya, orang yang percaya dan mencintai Yesus menganggap statement Yesus itu sebagai fakta Dia menunjukkan otoritasNya sebagai Tuhan bukan sekedar anak tukang kayu. Tuhan Maha Toleran, tak cuma mau disembah tapi berkenan jadi manusia Yesus Kristus, mau alami derita. 100 persen Allah, seratus persen manusia, tapi bukan 200 persen lho….

Ketika Yesus disalib, Dia tewas dengan hina, nampaknya semua sudah kelar, fatal dan kalah total. Tapi 3 hari kemudian Dia bangkit dari kematian, mengalahkan maut. Dia berkuasa atas kehidupan dan kematian. . Maka, orang-orang yang percaya Yesus Kristus berubah kiblatnya. Tidak menyembah lagi tempat suci yang merujuk pada bangunan, atau arah mata angin, kanan-kiri, atas bawah. . tapi menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran. . Yesus sebagai anak Allah adalah gambaran sempurna Tuhan Allah Bapa. Allah Roh. Tri Tunggal Suci : Bapa, Putera dan Roh Kudus. Inilah Misteri yang diimani orang Kristen. Misteri ini bagian dari sifat Tuhan. Tak bisa dipahami hanya bisa dipercaya. Tuhan yang masuk diakal adalah tuhan yang palsu.

Apakah Tuhan beranak atau diperanakkan? Ya enggaklaaaah… kalau ada anak SD bukan berarti SD punya anak….kalau ada anak pesantren bukan berarti pesantren punya anak… ibu peritiwi tak berarti bersuamikan bapak pertiwi… ibu jari tak didampingi bapak jari. Anak negeri tak dilahirkan melalui rahim negeri tapi dari rahim perempuan (manusia) yang disebut ibu.

PL melukiskan orang yang diberkati Tuhan ditandai dengan kekayaan dan kemakmuran. PB mengumandangkan sabda Yesus bahwa pengikutnya harus memikul salib… kekayaan, kemiskinan, sehat, sakit, cacat bukan lagi ukuran…itu nggak penting.. yang penting kesediaan memanggul salib, KESADARAN, bukan kondisi. Cara pandang baru dan terasa berbeda. Dunia punya criteria hidup mapan, Tuhan Yesus malah berkata, “Damai yang kuberikan padamu bukanlah seperti yang diberikan dunia”


Intinya diberkati dengan damai sejahtera yang melampaui segala akal. Orang bisa saja dikaruniai kekayaan tapi tak ada kesadaran atau kemampuan menikmati. Ada orang miskin yang bisa menikmati hal-hal yang tak terbeli dengan uang. Sukacita dari dalam, bukan tergantung faktor dari luar. Rasul Paulus bersukacita dan membagi perasaan sukacita itu justru ketika beliau di dalam penjara.

Ada orang dikaruniai emas tapi melemparnya ke comberan, ada orang diberi keterbatasan tapi tetap gembira hidupnya. Ada orang kaya yang takut membagi, ada orang yang membagi miliknya meski sebenarnya kekurangan. Ada yang merasa kurang diberi banyak, ada yang bersyukur diberi sedikit.

Apakah jadi sukses atau kaya itu dilarang dan buruk? Ya engggaklaaaah silahkan saja jadi kaya dan sukses… apakah dianjurkan hidup miskin? Ya pasti nggaklah… hanya, ingat? Anda bebas memilih. Itulah hak istimewa Anda, Anda ditawari jadi “anak Allah”, memanggil Tuhan dengan “Bapa” tapi Anda juga boleh jadi hamba…. Anda bebas memilih kualitas yang tersedia.. Sikap Anda penting… lepas dari apakah Anda kaya atau miskin.

PL penuh dengan kisah sebab akibat, PB sarat dengan kasih karunia, konsep diberkati adalah cinta Tuhan yang dinamis tapi kekal…. Nggak peduli siapa Anda dan nasib yang menimpa Anda. PL cerita kehebatan orang2 dulu yang diloloskan dari bahaya, PB penuh cerita tragis pengikut Yesus yang dianiaya, tewas mengenaskan. Tidak kebal. Tapi hidup dan bercahaya. Pengikut Yesus di PB nggak ada yang kaya raya.. Menang dengan standarisasi yang sama sekali lain.

Kekayaan bisa saja harta atau uang,,, tapi bisa juga kesadaran, kesempatan, kemampuan menikmati serta cinta, keselamatan dan hidup sebagai hal yang paling utama. 


Andreas & Petrus 

20 Juli 2011

CIPUT : Pusing

Keluarga Ciput sedang pusing. Masing-masing pusing memikirkan sesuatu. Apa lagi sih yang mereka pusingkan? Simak ceritanya...

ciput, stripe comic, komik strip, susu beracun, bakteri susu, BPOM, penelitian IPB, susu kaleng, harga sembako, harga naik, sekolah mahal, biaya sekolah, harga cabai, harga susu kaleng, harga telur daging ayam, pusing kepala, mencla mencle

18 Juli 2011

JANGAN TAKUT

Aku pernah alami itu, ketakutan yg aneh kurasa. Takut ditinggalkan, tak dihargai, tak diharapkan… takut keterasingan. Dalam sharing dengan berbagai orang terbukti aku tidak sendiri alami ketakutan. Beberapa kasus ketakutan yang disebabkan faktor luar dan dari dalam diri orang kudapati mereka alami rasa takut yang variatif dan lebih parah.

Seorang istri, meski nggak genit atau binal, pasang susuk supaya ia tetap menarik serta mengikat suaminya, sekaligus cegah suami selingkuh. Sang istri takut kehilangan suami.
Seorang pelajar tega membunuh siapapun yang dianggap lawan kelompoknya, ia takut kehilangan gang-nya. Kekasih dengan kepala dan darah dingin habisi pacar karena jatuh cinta sama orang lain. Orang bisa takut kehilangan jabatan, kelompok, takut tua, takut ketahuan kedok dan jahatnya… seabreg contoh siksaan ketakutan. Anda tinggal pilih sesuai ketakutan yang Anda sukai….

Anda toh mungkin tidak sadar bahwa tak mungkin menyukai ketakutan, tapi penolakan kita malah sering memperkuat tercekamnya hati.
Diluar kemauan dan kemampuan pintu gerbang rasa takut Anda buka lebar-lebar
Koq bisa gitu? Ya ndak tau kenapa? Itulah yang disebut masalah. Aku nggak ngerti teori-teori psikologi, jadi ya maaf kalau Cuma sharing pengalaman pribadi.
Mari kita ngomong soal takut sendirian. Kadang bukan berupa takut bahaya, tapi ketidaknyamanan. Kesepian. Gelisah panjang. Kebanyakan ini disebabkan faktor dari dalam diri, meski nggak semua. Kalau orang butuh cinta, fasilitas, kemapanan dan terwujudnya hasrat atau keinginan, faktor dari luar yang sangat berpengaruh.

Ada juga ketakutan berlebihan yang nggak masuk akal terhadap sesuatu, disebut phobia. Aku pernah liat teman yang takut setengah mati jika ketemu ayam! Ada lagi taku lihat jeruk, kecoa atau ulat, ular…. (dalam arti sebenarnya lho, bukan simbolis he he he)

Ada teman yang jago berkelahi tapi takut tidur sendirian… harus ada orang lain seruangan sama dia walau nggak mesti seranjang! Kalau ketakutan terhadap hantu aku ogah membahasnya ha ha ha ha

Gimana mengatasi rasa takut? Aku punya pengalaman pribadi (empiris). Jangan takut, akan kubagikan pengalaman ini secara gratis. Jika metodeku nggak efektif ya jangan marah, namanya juga gratis… he he he he

Sadarilah bahwa pemberani sejatipun mesti kenal rasa takut. Supaya nggak jadi sombong. Supaya tetap waspada dan siap. Pemberani nggak kenal takut itu jagoan palsu dan pasti bego. Tugasmu menjaga supaya semuanya tak berlebihan. Selama ketakutan itu wajar it’s okay. Perasaan dan akal diusahakan seimbang. Sadarilah juga bahwa pada dasarnya manusia itu sendirian. Ada ruang di hati manusia yang tak terjamah kecuali oleh diri sendiri dan penciptanya. Saat ruang hati tadi muncul dan menguasai, Anda sendirian. Jika mati nanti yang mengantar bisa banyak orang, sesudahnya Anda sendirian. Itulah gambaran sekaligus kenyataan.

Bila ketakutan mencekamku akal sehatku mulai melihat semuanya… sumber rasa takut itu kuperhatikan secara focus. Aku melawan dengan tidak menghindarinya!
Aku tersinggung dengan ketidakberdayaanku. Bosan dengan mentalku yang lemah. Sedikit demi sedikit dan tentu tidak gampang aku mulai melawan rasa takut. Waktu aku takut ketinggian tahap demi tahap kutekuni berada di tempat-tempat tinggi
Waktu aku trauma karna habis ditabrak motor, rasanya gentar hadapi lalu lintas ramai, tapi aku malah terapi pribadi dengan menyusuri tiap-tiap jalan raya yang padat lalu lintasnya……

Semuanya tak selalu gampang, tapi aku sering menang pada diri sendiri yg dicekam ketakutan…. Melihat hal yang menakutkan itu dan menyambutnya, mengatasinya, tidak menghindarinya. Kenyataan pahit bisa saja lebih menguntungkan dari mimpi terindah….

Akhirnya aku kutip kalimat pria ganteng plus gondrong dari Nazareth, Yesus Kristus yang berkata JANGAN TAKUT… ia katakan itu ribuan kali… sempat juga dikatakan berulang kali oleh mendiang Paus Yohanes Paulus II… JANGAN TAKUT 


Andreas & Petrus 

14 Mei 2011

KERUSUHAN MEI 1998 dan BUNGA MAWAR

Ini adalah pembunuhan massal berencana! Di negeri yang Pancasilais dan sok paling religius. Pembunuhan itu kejahatan besar dan lebih besar bila itu direncanakan, massal lagi… kebiadaban tingkat tinggi, apalagi ditambah pasal-pasal tambahan : penganiayaan, pemerkosaan, pengrusakan, perampokan, pencurian fitnah, penyangkalan, pelenyapan bukti kejahatan, kebohongan publik…. Dan lain-lain

Menuliskan hal ini sungguh tak mudah buat saya. Tapi saya harus menuliskannya meski tak bisa mewakili seluruh amarah, dendam, luka atau tak juga bisa menguak fakta yang gelap. Ibaratnya mencari jarum dalam jerami di ruang gelap gulita. Data sungguh sulit dicari, begitu peka dan rawan kasus ini, maka saya hanya bisa kutip rangkaian berita pada saat itu sebagai acuan. Saya ambil dari wikipedia dan Kompas.com Saya menulis hal ini untuk ingatkan bahwa keadilan telah lama hilang.

Kerusuhan Mei 1998 adalah kerusuhan yang terjadi di Indonesia pada 13 Mei - 15 Mei 1998, khususnya di ibu kota Jakarta namun juga terjadi di beberapa daerah lain. Kerusuhan ini diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi Trisakti.

Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan (saya lebbih suka menyebutnya sebagai pembantaian), pada 12 Mei 1998, terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya.

Ekonomi Indonesia mulai goyah pada awal 1998, yang terpengaruh oleh krisis finansial Asia. Mahasiswa pun melakukan aksi demonstrasi besar-besaran ke gedung DPR/MPR, termasuk mahasiswa Universitas Trisakti.

Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju gedung DPR/MPR pada pukul 12.30. Namun aksi mereka dihambat oleh blokade dari Polri--militer datang kemudian. Terjadilah penembakan di kampus. Kejadian ini menewaskan enam mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta, Indonesia serta puluhan lainnya luka.

Enam mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta, tewas terkena peluru tajam yang ditembakkan aparat keamanan sewaktu terjadi aksi keprihatinan ribuan mahasiswa yang berlangsung di kampus Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat, Selasa (12/5). Keenam mahasiswa itu tertembak sewaktu berada di dalam kampus oleh berondongan peluru yang diduga ditembakkan oleh aparat yang berada di jalan layang Grogol (Grogol fly over). Puluhan mahasiswa lainnya menderita luka-luka berat dan ringan.Nama para korban adalah Elang Mulia Lesmana (Fakultas Arsitektur, angkatan 1996), Alan Mulyadi (Fakultas Ekonomi, angkatan 96), Heri Heriyanto (Fakultas Teknik Industri Jurusan Mesin, angkatan 95) luka tembak di punggung, Hendriawan (Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, angkatan 96) luka tembak di pinggang, Vero (Fakultas Ekonomi, angkatan 96), dan Hafidi Alifidin (Fakultas Teknik Sipil, angkatan 95) luka tembak di kepala.

Setelah itu massa yang bersimpati pada perjuangan mahasiswa mulai marah dan siap memuntahkan amarah pada tentara atau aparat negara. Aniaya terhadap mahasiswa adalah pemicu energi massa yang cenderung meluas. Logikanya rakyat akan menggempur orde baru dan seluruh instrumennya. Tapi semua itu dibelokkan. Ada pengalihan (divert). Massa jadi marah pada etnis China. Jadi tak masuk akal tapi benar-benar terjadi. Pecah kerusuhan!

Koq bisa ya?!

Pada kerusuhan ini banyak toko-toko dan perusahaan-perusahaan dihancurkan oleh amuk massa — terutama milik warga Indonesia keturunan Tionghoa.. Konsentrasi kerusuhan terbesar terjadi di Jakarta, Bandung, dan Surakarta. Terdapat ratusan wanita keturunan Tionghoa yang diperkosa dan mengalami pelecehan seksual dalam kerusuhan tersebut.. Sebagian bahkan diperkosa beramai-ramai, dianiaya secara sadis, kemudian dibunuh. Dalam kerusuhan tersebut, banyak warga Indonesia keturunan Tionghoa yang meninggalkan Indonesia. Tak hanya itu, seorang aktivis relawan kemanusiaan yang bergerak di bawah Romo Sandyawan, bernama Ita Martadinata Haryono, yang masih seorang siswi SMU berusia 18 tahun, juga diperkosa, disiksa, dan dibunuh karena aktivitasnya. Ini menjadi suatu indikasi bahwa kasus pemerkosaan dalam Kerusuhan ini digerakkan secara sistematis, tak hanya sporadis. Ini disengaja. Ini direncanakan

Amuk massa ini membuat para pemilik toko di kedua kota tersebut ketakutan dan menulisi muka toko mereka dengan tulisan "Milik pribumi" atau "Pro-reformasi". Peristiwa ini mirip dengan Kristallnacht di Jerman pada tanggal 9 November 1938 yang menjadi titik awal penganiayaan terhadap orang-orang Yahudi dan berpuncak pada pembunuhan massal atas mereka di hampir seluruh benua Eropa oleh pemerintahan Jerman Nazi.
Tidak lama setelah kejadian berakhir dibentuklah Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk menyelidiki masalah ini. TGPF ini mengeluarkan sebuah laporan yang dikenal dengan "Laporan TGPF"

Mengenai pelaku provokasi, pembakaran, penganiayaan, dan pelecehan seksual, TGPF menemukan bahwa terdapat sejumlah oknum yang berdasar penampilannya diduga berlatarbelakang militer. Mereka seperti kesetanan, entah dibawah pengaruh apa, memperkosa dan membunuh, terus melenyapkan jenazah korban sebagai modus penghapusan jejak

Sampai bertahun-tahun berikutnya Pemerintah Indonesia belum mengambil tindakan apapun terhadap nama-nama besar yang dianggap provokator kerusuhan Mei 1998. Bahkan pemerintah mengeluarkan pernyataan berkontradiksi dengan fakta yang sebenarnya yang terjadi dengan mengatakan sama sekali tidak ada pemerkosaan massal terhadap wanita keturunan Tionghoa disebabkan tidak ada bukti-bukti konkret tentang pemerkosaan tersebut.

Sebab dan alasan kerusuhan ini masih banyak diliputi ketidakjelasan dan kontroversi sampai hari ini. Namun demikian umumnya orang setuju bahwa peristiwa ini merupakan sebuah lembaran hitam sejarah Indonesia, sementara beberapa pihak, terutama pihak Tionghoa, berpendapat ini merupakan tindakan pembasmian terhadap orang Tionghoa

Kesimpulannya memang jauh dari memuaskan, yang jelas iblis ikut bermain. Ini ada dalangnya, dilakukan kelompok dengan tujuan politis, punya akses dan jaringan luas. daya hasut tinggi, punya kemampuan mengkondisikan situasi. Seorang dukun bahkan mengaku terlibat diminta membantu dengan kuasa gelap untuk membuat massa beringas. Meski tidak usah menyebut siapa oknum atau lembaganya kita paham gaya atau cirri-cii pelaku.
Kita bukan makhluk bodoh. Kita menunggu tersangka jadi terdakwa dan akhirnya dipidana.

Mungkinkah itu?


Mungkinkah itu? 


Andreas & Petrus 

11 April 2011

ASEREJE VS DANGDUT

Masih ingat demam Asereje; lagu dan gerak seragam dari trio Las Ketchup asal Spanyol yang tidak hanya booming di Indonesia tapi juga dunia? Joget Asereje mendadak digoyang oleh jutaan orang tanpa pandang usia dan bulu! Asereje menjadi lagu wajib, goyangnya menjadi goyang wajib, sampai dibuat kontes Asereje di mana-mana. Pokoknya dibuat macam-macamlah.

Sebelum dan sesudah era Asereje, orang mengenal goyang atau tarian Flash Dance yang lentur seperti balerina sekaligus energik, Break Dance yang patah-patah, Macarena yang bergetar dan panas, Pulse yang sederhana, ataupun tari klasik-latin yang menjadi booming karena penyanyi Ricky Martin; Salsa. Seperti halnya goyang Asereje, semua tarian ini bisa dilakukan sendiri ataupun bersama-sama. Bedanya, Asereje tidak variatif. Goyang dan lagunya, ya, cuma itu-itu saja.

Di Indonesia sendiri sempat booming tarian yang asik sekali bila dilakukan massal, yaitu Sajojo dan Poco-Poco. Gerakannya walaupun sederhana dan cenderung monoton namun iringan musiknya yang nge-beat asik, sanggup memaksa kita bergoyang terus.

Sebenarnya ada satu lagi goyang atau tarian yang bila dipelihara atau dikelola dengan baik, bisa menjadi salah satu kekayaan seni bangsa. Bukan... Bukan Hip Hop yang sedang tren saat ini, tapi Goyang Dangdut! Haa!!

Musik dan goyang dangdut memiliki sejarah panjang di Indonesia. Sempat -tapi mungkin masih- dicap musik kampungan karena mayoritas penggemarnya masyarakat berekonomi rendah. Goyangnya juga itu-itu saja bahkan terkesan 'jorok' -tentu menurut ukuran orang Timur (= baca Indonesia). Goyang 2 jempol tangan, kadang sambil memutar-mutar lengan dan kaki bergerak maju mundur, tanpa disadari menjadi goyang massal abadi. Filosofinya sederhana; Yang penting goyang, yang penting senang!

Bang Haji Oma boleh ngotot bahwa dialah perintis dan pejuang musik dangdut hingga berwujud dan berada di level setinggi sekarang. Menurut saya, Musik Bang Haji mungkin sudah berjuang lama tapi Goyang Ngebor Inul, di saat yang tepat, ikut memberikan kontribusi yang luar biasa untuk mengangkat 'derajat' Dangdut. Terlepas dari kontroversi yang lahir dari goyangannya, Inul berhasil mendongkrak popularitas Dangdut hingga level 'kelas atas'. Penggemar dangdut meluas hingga golongan menengah ke atas bahkan ke mancanegara. Goyang Ngebor diadaptasi & menjadi inspirasi lahirnya Goyang Ngecor, Goyang Patah-Patah, Goyang Vibrator, dan goyang-goyang unik lainnya. Bukan tidak mungkin jika dalam waktu dekat ini ada yang mengklaim pencipta Goyang Gempa atau Goyang Tsunami!

Musikalitas Dangdut pun terdorong maju. Ragamnya tidak melulu Dangdut murni, Dangdut Pop, atau Dangdut campursari. Jangan heran kalau saat ini menjumpai Dangdut campur Jazz, Dangdut campur Rap, Dangdut campur R&B, Dangdut campur Metal, Dangdut campur Disko, dsb.
Lalu, siapa pemenang antara Asereje VS Dangdut? Ya, Dangdutlah. Bukankah, Dangdut is the music of my country...

Saya sendiri bukan penggemar Dangdut plus tidak pandai bergoyang. Mungkin itu sebabnya hanya satu goyang massal yang menjadi favorit saya; Senam Kesegaran Jasmani alias SKJ'88! ^_^



Andreas & Petrus

09 April 2011

ATAS NAMA ...

Atas nama bangsa Indonesia..... Soekarno...Hatta...
demikian penggalan terakhir dari isi Proklamasi yang dibacakan oleh Presiden Republik Indonesia I, Ir. Soekarno, 65 tahun 4 bulan 8 hari yang lalu.

Lengkap amat... Ga sekalian jam, menit dan detiknya, Oom?

Suka-suka guelah. Ini kan blog gue. He he he...

Terserah lu dah. Lanjut...

Jadi, karena desakan para pemuda pejuang kemerdekaan pada waktu itu yang memberanikan diri mengatasnamakan RAKYAT, mendesak Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta, menjadi pemimpin bangsa dan segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Lalu Soekarno dan Hatta, atas nama bangsa Indonesia, memproklamirkan kemerdekaan Indonesia kepada dunia...

Hmmm... Lalu...

Nah, pengatasnamaan RAKYAT di sini, baik oleh pemuda pejuang maupun oleh Soekarno & Hatta, menurut gue sangat bisa diterima karena saat itu seluruh rakyat Indonesia memang sedang dijajah dan sangat merindukan kemerdekaan. Tanpa diadakan survey pembuktian sekalipun, perjuangan hingga titik darah penghabisan telah menjadi tanda jelas. Sampai saat ini pula, tidak ada satu orang Indonesiapun yang menolak klaim Soekarno & Hatta.

Oke, itu sudah jelas buat gue. Sekarang yang belum jelas adalah in...ti...nya... Apa intinya?

Nah, demi mencapai nafsu dan ambisi kotor, ternyata label "Atas Nama..." seringkali dijadikan senjata yang terbukti ampuh. Ya, ampuh! Banyak tindakan ilegal kalau diberi label "Atas Nama..." ini, bisa menjadi legal. Haa!

Bagaimana mungkin?


"Atas Nama..." seringkali dijadikan topeng dan disalahgunakan untuk mencapai maksud-maksud kotor tadi.

Contohnya...?

Yang sudah-sudah saja dan bukan merupakan kebohongan tabu lagi yaitu jargon hebat partai politik dengan segala bentuknya termasuk metamorfosisnya menjadi fraksi-fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat. Berteriak dari rakyat, untuk rakyat dan demi rakyat untuk menarik simpati. Sebagai kupu-kupu di gedung DPR, teriaknya lebih anggun dan hebat lagi, "Atas nama rakyat!", padahal....

Lebih memusingkan dinding yang sedikit retak dan buru-buru mengajukan proposal 'renovasi' gedung dengan anggaran trilyunan rupiah dibanding merenovasi atau membangun gedung-gedung sekolah yang sudah sangat tidak layak pakai...
tul... pemimpinnya meng-"atasnamakan" rakyat tapi kok kalau menyangkut urusan citra diri, urusan rakyat harus mengalah. Katanya "Atas nama rakyat" tapi ditegur rakyatnya kok malah membentengi diri bahkan lebih ngotot! Ada lagi yang memakai stempel tadi justru untuk mengeruk kekayaan rakyatnya demi kekayaan pribadi dan kroni-kroninya. Tinggal diberi label "Pembangunan Demi Kemakmuran Rakyat", maka semuanya, aman!

Wah, itu sih chasingnya saja yang "Atas nama rakyat", padahal isinya "Atas nama duit",
"Atas nama Golongan", "Atas nama Kekuasaan", "Atas nama Seks", "Atas nama Popularitas"...


Jiaahhh..."Atas nama Agama" bahkan "Atas nama Tuhan" saja legal dipakai untuk urusan membunuh! Dari jamannya perang salib sampai bom-boman lalu di negara kita. Perang vietnam, perang teluk, tragedi WTC 9/11 menjadi legalitas dari pengatasnamaan "Kebenaran dan Keadilan". Bukti bahwa stempel "Atas Nama..." menjadi jargon ampuh bahkan untuk melegalkan kejahatan.

Kirain "Atas nama Cinta" saja orang nekat membunuh dan dibunuh...

"Atas nama Cinta dan Sayang", seorang lelaki bisa membuat wanita rela melakukan apa saja, termasuk diperawani tanpa dinikahi, dimadu, bahkan merampok bank dan seorang ayah keji menghamili anak perempuannya.
"Atas nama Persaudaraan dan Persahabatan" banyak pelajar senior memukuli yuniornya ataupun melakukan tawuran.
"Atas nama Pendidikan", banyak orang & lembaga mensejahterakan dirinya sendiri.
"Atas nama Ketaatan dan Kemurnian" tidak sedikit pemuka agama melakukan pelecehan seksual kepada anak didiknya.
"Atas nama Dedikasi dan Tanggung Jawab", seorang Nurdin berlagak raja dan berkeras tidak mau turun tahta bahkan tetap 'rela memimpin' meski di dalam bui.

Topeng-topeng yang mengatasnamakan kebaikan.


Andreas & Petrus 

07 April 2011

22 Maret 2011

WADAH TUHAN

Hal apa yang disebut sebagai kesamaan dalam perbedaan agama? Jawabnya adalah kemanusiaan. Siapapun bebas menyangkal hal ini seiring dengan kebutuhan mendesak perlunya tindakan nyata mengatasi berbagai tragedi kemanusiaan dewasa ini.

Agama samawi itu berusaha “memanusiakan” manusia. Memulihkan harkat dan martabat hidup, meski kenyataannya tidak begitu. Sebagai lembaga agama masih diperlukan (Kalau kubilang nggak diperlukan lagi, nanti banyak orang akan marah… he he he he). Sebagai kekuatan moral inti agama adalah kemanusiaan. Kembalinya citra Allah. Itulah maksudnya.

Akankah tiba saatnya orang beragama tidak diukur berdasarkan acara ritual keagamaan, KTP dan ibadah semu sedalam kulit, tapi bertumpu sejauh mana ia (manusia itu) menampilkan citra sang penciptanya?

Tentu saja tak perlu bikin agama baru, karena dah kebanyakan… he he he he toh dunia dan kehidupan tak lebih baik. Tragedi akan terulang meski tak diharapkan..
Apakah akan muncul semangat baru memanusiakan manusia?

Kemunafikan begitu membosankan. Dunia menanti hadirnya orang-orang baik, bukan menunggu datangnya orang-orang beragama. Siapa rindu mencapai-masa-masa dimana kemanusiaan jadi spiritual baru semua agama tanpa kehilangan kesetiaan perorangan atau kelompok pada agama masing-masing? Siapa mau mengharapkan hal itu?

Adakah orang-orang yang jenuh dan kecewa karena Tuhan yang dikotak-kotakkan oleh manusia sejak dulu? Akankah kita bersatu memulihkan kemanusiaan ini? Tentu saja bukan sekedar membuat “kotak” baru wadah Tuhan….
Mungkinkah itu? Tanyakan pada Bob Dylan dan Ebiet G Ade

(Tulisan ini dibuat tahun 2002)

Andreas & Petrus

23 Februari 2011

I Know You So Well

Lebih enak mana, membuat orang lain untuk berjanji kepada kita lalu menagih janji orang tersebut atau membuat dan menepati janji kita sendiri? Kalau pertanyaannya lebih enak mana, bisa jadi lebih enak yang pertama, toh? Lebih enak menagih janji teman yang berulang tahun untuk mentraktir kita daripada kebalikannya atau menagih hadiah atas keberhasilan kita naik kelas daripada menepati janji untuk tidak curang dalam mendapatkan nilai baik.
Untuk membuat janji, mungkin bukanlah perkara sulit bagi kebanyakan orang. Orang bahkan bisa saja mengumbar janji tanpa keseriusan apalagi rencana untuk menepatinya. Jadilah dia dicap OmDo alias Omong Doang atau lebih serius lagi dan sedang tren sekarang, dicap Pembohong. Dicap OmDo saja bisa membuat telinga panas apalagi dicap Pembohong. Coba bayangkan, jika anda punya hutang lalu berjanji akan membayarnya minggu depan tapi ternyata, hingga bulan depan anda masih belum melunasi hutang anda. Nah, jika kemudian anda digelari 'Pembohong', kira-kira bagaimana perasaan anda? He he he...
Berbohong mungkin hanya jadi masalah kecil saat kita kanak-kanak. Kita berbohong pada orang lain bahwa mangga yang kita bawa adalah pemberian orang, faktanya, kita mencuri mangga tersebut. Ramai-ramai pula dengan teman-teman (jangan-jangan kebiasaan mencuri ramai-ramai seperti yang dilakukan banyak pejabat sekarang adalah buah dari mencuri kolektif di masa kecil. He he he). Mencuri, apapun itu atau kapanpun itu, dengan alasan apapun, jelas merupakan dosa. Apalagi jika diikuti dosa lain seperti berdusta untuk menutupi perbuatan mencuri tadi. Wah, itu sama saja menyelesaikan masalah dengan problem!
Kembali ke perihal janji, ada kalanya ingkar janji itu bisa dimaklumi. Ayah saya seorang pelupa. Jadi ketika ia kerap lupa akan janjinya, kami bisa memaklumi. Tapi ayah saya konsekwen. Ia akan segera membayar janjinya, kalau bisa saat itu juga, mumpung dia ingat. Nah, kalau ayah saya cuma membayar janjinya dengan janji lain kemudian ditambal dengan janji lainnya atau menjanjikan janji lainnya, wah... pasti beda ceritanya. Daripada memaklumi dan pusing menunggu janji-janjinya, lebih pasti saya memanggil ayah saya, 'ayah pembohong'. Begitulah, jangan sampai janji yang anda sebar hanya berbuah kebohongan. Itulah yang kerap terjadi di ranah politik (negara kita). White lies, black lies... sama saja. Janji-janji wakil rakyat saat ini, ahh... capek dengernya, coz i know you so well.....


Andreas & Petrus 

15 Januari 2011

GERNAS

Saya tergetar melihat berita televisi yang ketika itu menyorot banjirnya suporter Timnas sepakbola Indonesia di perebutan piala AFF yang lalu. Seluruh tiket pertandingan yang digelar di Gelora Bung Karno, ludes. Halaman luar stadion, penuh sesak. Tempat-tempat yang menggelar acara nonton bola bareng, riuh ramai. Penonton di rumahpun tak kalah antusiasnya. Mereka yang bukan penggemar sepakbolapun mendadak heboh. Dahsyat!
Tanpa direncanakan, ini menjadi gerakan nasional yang lahir dari kemurnian hati. Dahaga & dendam rindu yang terpuaskan oleh momen-momen seperti ini. Menggetarkan.
Terakhir kali saya melihat gerakan seperti ini adalah ketika kasus ibu Prita Mulyasari vs RS OMI Bintaro. Kasus Daud dan Goliath ini memicu simpati masyarakat sedemikian besarnya hingga melampaui logika. Bayangkan, koin rupiah yang biasa disepelekan bisa terkumpul dari berbagai pelosok negeri hingga milyaran rupiah.
Kesadaran bahwa kita semua memiliki sesuatu yang sama, kebanggaan menjadi bagian dari sesuatu yang penting, solidaritas, menjadi benang merah momen-momen ini. Bayangkan jika gerakan nasional ini lebih panjang jangka waktunya atau bahkan permanen.
Satu fakta lagi, gerakan nasional ini berawal dari akar rumput. Bukan karena akar rumput ini kuat dan mudah menyebar, tapi karena saat inilah, di negeri megah ini, hanya akar rumput yang masih memiliki hati. Maju terus Indonesiaku.

Andreas & Petrus