06 Mei 2010

Transfer Janin


Berdasarkan kisah nyata.

Cerita ini mungkin kurang serem. Tapi yang jelas horror.

Tergantung imajinasi anda.

Percaya atau tidak, yang jelas, ini nyata dan ada terjadi…



>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<< 
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<< 
>>>Jadilah pendukung Jalahati dengan membaca, membeli karya, dan berdonasi di Karyakarsa.com/Jalahati<<< 






30 April 2010

Crossing Over

Dalam sebuah acara kontes penyanyi idola di sebuah stasiun tv swasta, seorang juri mengomentari penampilan salah satu kontestan dan menyatakan kekagumannya pada keberanian si kontestan, dalam berimprovisasi dan mengambil resiko dengan membawakan sebuah lagu yang memiliki tingkat kesulitan teknik cukup tinggi. Meskipun lagu tersebut bukan jenis yang biasa si kontestan nyanyikan, tapi pada malam itu, ia memberanikan diri dan berhasil membawakannya dengan baik. Para juri salut. Si kontestan bangga. Penonton puas.

131 tahun yang lalu, di Jepara, Jawa Tengah, lahir seorang wanita pemberani yang mencoba keluar dari tradisi budaya masyarakatnya yang justru memenjarakan hak kaum perempuan. Menurutnya perempuan seharusnya merdeka dan memiliki hak yang setara dengan kaum lelaki, termasuk hak untuk belajar dan menuntut ilmu. Pemikiran, ide dan cita-citanya sangat maju dibanding perempuan lain di masanya, mampu menembus "penjara" yang mengungkungnya. Bahwasanya gugatan atas haknya sebagai perempuan merdeka menjadikan Raden Ajeng Kartini, pahlawan dan pelopor emansipasi wanita di Indonesia.

Saat Perang Dunia II berkecamuk, KGB (dinas intelejen Rusia), membunuh tak kurang 20.000 elite Politik Polandia sebagai langkah antisipasi bangkitnya Polandia, sehingga tetap berada di bawah Uni Soviet. Lalu Nazi dijadikan kambing hitam.

Beberapa waktu lalu Perdana Menteri Rusia Vladimir Vladimirovich Putin, mantan pejabat teras KGB, membuka kasus ini dan mengakui bahwa pembunuhan di Katyn, Rusia, dilakukan oleh KGB. Langkah berani Rusia tersebut, menjadi dasar proses politik bernama rekonsiliasi. Dari sinilah dibangun bentuk politik baru yaitu politik yang bersatu dengan moral. Politik Rekonsiliasi.
Tragedi yang baru terjadi, yaitu jatuhnya pesawat Tupolev di Smolens, Rusia, yang membawa Presiden Polandia, Lech Aleksander KaczyƄski dan rombongan dalam perjalanan meresmikan tugu peringatan pembantaian Katyn, membawa duka yang mendalam tidak hanya bagi Polandia & Rusia, tapi juga dunia. Namun duka itu pula yang melipatgandakan semangat politik rekonsiliasi yang sedang dibangun. Untuk lebih lengkapnya, silakan baca sebuah artikel menarik berjudul "Polandia Berduka, Polandia Bangkit" yang ditulis oleh Emmanuel Subangun untuk koran Kompas.

Saya coba menarik benang merah dari ketiga kisah di atas: suatu keberanian melintasi batas yang berbuah kemuliaan. Apa yang telah dibuat si kontestan idol, RA. Kartini, serta Polandia-Rusia, merupakan suatu contoh langkah kongkrit melintasi batas, crossing over, yang luar biasa. Butuh keberanian bahkan tekad namun juga kerendahan hati untuk melakukannya, yaitu membalik kemustahilan menjadi mungkin, bahkan... BISA. Melintasi batas ketakutan, ragu, rendah diri, kesombongan, kekuasaan, intimidasi, pandangan umum, budaya, agama, istitusi, politik, bahkan dosa masa lalu.

Tanpa melintasi batas, takkan ada maaf, pengampunan ataupun rekonsiliasi. Takkan ada bohlam listrik atau roket. Takkan ada Jerman bersatu. Takkan ada Sang Saka Merah Putih. Takkan ada kemajuan sejati. Hanya tanggung. Tanggung dalam memberantas korupsi, tanggung dalam memajukan dunia pendidikan, tanggung dalam menyejahterakan rakyat. Ya, hanya tanggung.

Untuk melintas batas, kita memang membutuhkan Tuhan. Tapi, kita "tidak butuh" Tuhan untuk berani dan rendah hati. Mengapa? Karena Tuhan sudah memberikan kedua hal itu (plus apapun yang kita butuhkan), sejak kita lahir. Tuhan sudah memberikan kuncinya. Kunci untuk survive. Kita tidak butuh Tuhan untuk memasukkan dan memutar kunci, karena Ia ingin kita sendiri yang melepas keberanian dan melakukan tugas itu. Dan setelah pintu terbuka, kita harus rendah hati dan membiarkan selanjutnya Tuhan yang bekerja menurut rencana-Nya.

Jika kamu belum berani melintasi batas, jangan berhenti dulu apalagi menyerah. Bermimpilah. Mimpikan sebuah keluarga idaman, atau jalan-jalan yang lengang dan aman. Negara yang bebas korupsi (walaupun mungkin tidak bebas prostitusi), atau suatu dunia yang damai tanpa perang dan kelaparan. Lalu genggamlah mimpimu dan beranikan dirimu. Mari melintasi batas. 




Andreas & Petrus

22 April 2010

Super Bintang

Menjadi bintang lapangan hijau mungkin bukan hal yang sulit walaupun butuh kerja keras dan tekad baja. Para bintang ini bahkan bisa bertaburan di satu kesebelasan. Tapi untuk menjadi seorang super bintang dibutuhkan suatu nilai lebih. Nilainya bisa macam-macam. Buat saya, nilai lebih itu bukan hanya yang terlihat di lapangan hijau melainkan juga di luar lapangan. Singkatnya, luar dalam kudu bagus deh...

Mungkin tidak ada yang akan membantah, jika Lionel Messi adalah bintang terbaik lapangan hijau saat ini. Young, high talented and good attitude. Salah satu bintang gemilang yang dimiliki dunia. Ya, dunia. Bukan hanya milik Argentina atau klub Catalan Spanyol Barcelona saat ini. Ia adalah milik dunia. Kepiawaian, keanggunan, kejeniusannya, dan kerendahhatiannya. Semua milik dunia. Mengapa? Karena, selain apa yang ia miliki tadi, sejarah yang telah, sedang dan akan ia catat, adalah sejarah dunia. Dan ia akan menjadi salah satu inspirasi dunia. Mungkin salah satu inspirasi terbaik, jika ia mampu menjaga prestasi dan image yang ia miliki.

Bintang muda lain pilihan saya adalah Ricardo Kaka (Brasil, klub Real Madrid saat ini). Prestasinya tinggi walaupun tidak sefenomenal Messi. Kehidupannya di luar lapangan bisa jadi paling kudus dibanding pesepakbola lain yang pernah ada.

Salah satu super bintang, yang aksi golnya ke gawang Argentina di Piala Dunia 1998 masih menggetarkan saya sampai sekarang adalah Michael "Phenomenon" Owen. Gol yang dibuat dengan penuh kepercayaan diri dan keberanian dari seorang pemuda berusia 19 tahun saat itu. Satu gol terbaik yang pernah tercipta dari kaki pemain termuda di ajang Piala Dunia. Meskipun kini prestasinya tidak secemerlang dulu, Michael Owen tetap dihormati publik Inggris.

Inggris juga pernah memiliki satu pemain dengan prestasi membanggakan sekaligus menjadi the best fair player dunia. Dialah Gary Lineker. Bukan main-main, pembunuh berwajah karismatik ini tidak pernah menerima kartu kuning (apalagi merah!) di sepanjang karir sepakbola profesionalnya selama 16 tahun! Di Piala Dunia 1990 ia menobatkan dirinya menjadi salah satu dari 8 pemain dunia yang menorehkan 10 atau lebih gol dalam sejarah Piala Dunia.
Tentu masih ada para super bintang ini. Tidak hanya yang berasal dari lapangan hijau tentunya. Mereka yang prestasi dan kepribadiannya menjadi inspirasi dan teladan bagi dunia. Hmm... mungkin ini maksud nasehat para tetua, "Kalau jadi orang baik, jangan setengah-setengah..." Nyebur sekalian!