10 Agustus 2009

Romantisme Mbah Surip

Saya membayangkan, ketika dulu almarhum Mbah Surip menciptakan lagunya "Tak Gendong" di bawah salah satu jembatan di Amerika (entah jembatan apa, di kota mana)... Saat itu Mbah sedang melepas lelah setelah seharian bekerja, mungkin. Atau mungkin juga saat itu ia sedang iseng duduk-duduk di sana sambil menikmati pemandangan. Atau, bisa jadi Mbah sedang membayangkan kampung halamannya di Mojokerto. Hatinya sedang rindu pulang. Rindu keluarganya.
Pikirannya melayang-layang sampai akhirnya matanya tertumbuk sepasang kekasih yang sedang menghabiskan waktu sore mereka dengan menikmati matahari terbenam. Tubuh mereka yang bertautan saling berbahasa; aku ingin selalu bersamamu. Aku akan ikut kemanapun kamu pergi...
Hmm, namun mungkinkah inspirasi itu justru timbul dari romantisme seorang gembel dengan trotoar jalan di satu sudut sempit, kotor dan terabaikan? Mungkin saja...
Romantisme cinta & kejujuran yang murni dari sepasang kekasih, antara gembel dengan baju dekil dan sudut kotornya yang terabaikan, atau... mungkin dari hal-hal yang jauh lebih sederhana. Rasa itu menyambangi hati Mbah Surip yang terbuka bagi cinta dan kepasrahan, berproses lalu terlahir baru dalam rupa karya yang juga sederhana, jujur dan romantis, berbalut kejenakaan seorang Mbah Surip.

(ptoe!)

08 Agustus 2009

Burung Merak Berpulang

KENANGAN DAN KESEPIAN

Rumah tua
dan pagar batu.
Langit di desa
sawah dan bambu.

Berkenalan dengan sepi
pada kejemuan disandarkan dirinya.
Jalanan berdebu tak berhati
lewat nasib menatapnya.

Cinta yang datang
burung tak tergenggam.
Batang baja waktu lengang
dari belakang menikam.

Rumah tua
dan pagar batu.
Kenangan lama
dan sepi yang syahdu

diambil dari buku : EMPAT KUMPULAN SAJAK, karya RENDRA

ws rendra,pujangga,pujangga,penyair,burung merak,indonesia,karikatur,charicature

Wahyu Sulaiman Rendra, budayawan dan penyair ternama Indonesia yang dijuluki "Burung Merak", meninggal dunia karena sakit komplikasi di usia 74 tahun, pada Kamis 6 Agustus 2009 malam. WS Rendra, yang lahir di Solo 7 November 1935, wafat di kediaman putrinya Clara Shinta yang terletak di Kompleks Perumahan Pesona Kayangan, Depok.

Almarhum pernah mendapat beberapa penghargaan antara lain :

* Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Yogyakarta (1954)
* Hadiah Sastra Nasional BMKN (1956)
* Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970)
* The S.E.A. Write Award (1996)
* Penghargaan Achmad Bakri (2006).

Beberapa karya almarhum antara lain :

* Orang-orang di Tikungan Jalan (1954 - Drama)
* Mastodon dan Burung Kondor (1972 - Drama)
* Hamlet (terjemahan dari karya William Shakespeare, dengan judul yang sama - Drama)
* Macbeth (terjemahan dari karya William Shakespeare, dengan judul yang sama - Drama)
* Oedipus Sang Raja (terjemahan dari karya Sophokles, aslinya berjudul "Oedipus Rex" - Drama)
* Panembahan Reso (1986 - Drama)
* Kisah Perjuangan Suku Naga
* Balada Orang-Orang Tercinta (Kumpulan sajak)
* Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta (Kumpulan sajak)
* Empat Kumpulan Sajak (Kumpulan sajak)
* Jangan Takut Ibu (Kumpulan sajak)
* Sajak Rajawali (Kumpulan sajak)
* Sajak Seonggok Jagung (Kumpulan sajak)
* Surat Cinta1 (Kumpulan sajak)

Selamat jalan, bung!

(dari berbagai sumber/ptoe!)

05 Agustus 2009

IN MEMORIAM

Mbah Surip
mbah surip,reggae,tak gendong,i love you full,urip ariyanto
Mbah Surip yang punya nama asli Urip Achmad Rijanto Soekotjo telanjur melekat di hati pecinta musik Indonesia. Bagaimana tidak, jutaan orang menyukai lagu "Tak Gendong" ciptaan pria kelahiran Mojokerto, 5 Mei 1949 ini dan menjadikannya sebagai Ring Back Tone (RBT) di HP mereka. Katanya, keuntungan dari RBT ini tak kurang dari 4,5 milyar rupiah mengalir ke tabungan Mbah Surip. Sayang, Mbah Surip yang pernah bekerja di pengeboran minyak & tambang berlian di sejumlah negara seperti Kanada, Texas, Yordania, dan California ini hanya sekejap menikmati ketenarannya. Selasa, 4 Juli 2009 di usianya yang ke-60, beliau harus kembali ke pangkuan Tuhan YME.
Dalam perjalanan bermusiknya, ia telah mengeluarkan beberapa album yang dimulainya sejak 1997. Beberapa albumnya antara lain, IJO ROYO-ROYO (1997), INDONESIA I (1998), REFORMASI (1998), TAK GENDONG (2003) dan BARANG BARU (2004).
Selamat jalan Mbah Surip, We Love You Full!

Corazon Aquino
corazon aquino,president of phillipinas,woman president
Dunia Internasional juga baru saja kehilangan salah satu tokoh wanita yang hebat, Maria Corazon Sumulong Cojuangco Aquino atau lebih dikenal dengan Cory Aquino. Mantan Presiden wanita pertama dari Asia ini lahir di Paniqui, Tarlac, Filipina , 25 Januari 1933, 76 tahun silam. Cory Aquino pernah menjadi Presiden Filipina ke-11, 25 Februari 1986 – 30 Juni 1992. Ia menjadi figur penentang kekuasaan otokratik yang dilakukan Presiden Ferdinand Marcos, pendahulunya.
Janda alm. senator Benigno Aquino Jr. yang terbunuh sesaat setelah mendarat di Bandara Internasional Manila 21 Agustus 1983 ini, dipanggil Bapa di Surga setelah 16 bulan melawan kanker usus besar.
Ibu Cory, selamat jalan, semoga Tuhan menerimamu di Surga.

(dari berbagai sumber/ptoe!)