08 Agustus 2009

Burung Merak Berpulang

KENANGAN DAN KESEPIAN

Rumah tua
dan pagar batu.
Langit di desa
sawah dan bambu.

Berkenalan dengan sepi
pada kejemuan disandarkan dirinya.
Jalanan berdebu tak berhati
lewat nasib menatapnya.

Cinta yang datang
burung tak tergenggam.
Batang baja waktu lengang
dari belakang menikam.

Rumah tua
dan pagar batu.
Kenangan lama
dan sepi yang syahdu

diambil dari buku : EMPAT KUMPULAN SAJAK, karya RENDRA

ws rendra,pujangga,pujangga,penyair,burung merak,indonesia,karikatur,charicature

Wahyu Sulaiman Rendra, budayawan dan penyair ternama Indonesia yang dijuluki "Burung Merak", meninggal dunia karena sakit komplikasi di usia 74 tahun, pada Kamis 6 Agustus 2009 malam. WS Rendra, yang lahir di Solo 7 November 1935, wafat di kediaman putrinya Clara Shinta yang terletak di Kompleks Perumahan Pesona Kayangan, Depok.

Almarhum pernah mendapat beberapa penghargaan antara lain :

* Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Yogyakarta (1954)
* Hadiah Sastra Nasional BMKN (1956)
* Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970)
* The S.E.A. Write Award (1996)
* Penghargaan Achmad Bakri (2006).

Beberapa karya almarhum antara lain :

* Orang-orang di Tikungan Jalan (1954 - Drama)
* Mastodon dan Burung Kondor (1972 - Drama)
* Hamlet (terjemahan dari karya William Shakespeare, dengan judul yang sama - Drama)
* Macbeth (terjemahan dari karya William Shakespeare, dengan judul yang sama - Drama)
* Oedipus Sang Raja (terjemahan dari karya Sophokles, aslinya berjudul "Oedipus Rex" - Drama)
* Panembahan Reso (1986 - Drama)
* Kisah Perjuangan Suku Naga
* Balada Orang-Orang Tercinta (Kumpulan sajak)
* Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta (Kumpulan sajak)
* Empat Kumpulan Sajak (Kumpulan sajak)
* Jangan Takut Ibu (Kumpulan sajak)
* Sajak Rajawali (Kumpulan sajak)
* Sajak Seonggok Jagung (Kumpulan sajak)
* Surat Cinta1 (Kumpulan sajak)

Selamat jalan, bung!

(dari berbagai sumber/ptoe!)

05 Agustus 2009

IN MEMORIAM

Mbah Surip
mbah surip,reggae,tak gendong,i love you full,urip ariyanto
Mbah Surip yang punya nama asli Urip Achmad Rijanto Soekotjo telanjur melekat di hati pecinta musik Indonesia. Bagaimana tidak, jutaan orang menyukai lagu "Tak Gendong" ciptaan pria kelahiran Mojokerto, 5 Mei 1949 ini dan menjadikannya sebagai Ring Back Tone (RBT) di HP mereka. Katanya, keuntungan dari RBT ini tak kurang dari 4,5 milyar rupiah mengalir ke tabungan Mbah Surip. Sayang, Mbah Surip yang pernah bekerja di pengeboran minyak & tambang berlian di sejumlah negara seperti Kanada, Texas, Yordania, dan California ini hanya sekejap menikmati ketenarannya. Selasa, 4 Juli 2009 di usianya yang ke-60, beliau harus kembali ke pangkuan Tuhan YME.
Dalam perjalanan bermusiknya, ia telah mengeluarkan beberapa album yang dimulainya sejak 1997. Beberapa albumnya antara lain, IJO ROYO-ROYO (1997), INDONESIA I (1998), REFORMASI (1998), TAK GENDONG (2003) dan BARANG BARU (2004).
Selamat jalan Mbah Surip, We Love You Full!

Corazon Aquino
corazon aquino,president of phillipinas,woman president
Dunia Internasional juga baru saja kehilangan salah satu tokoh wanita yang hebat, Maria Corazon Sumulong Cojuangco Aquino atau lebih dikenal dengan Cory Aquino. Mantan Presiden wanita pertama dari Asia ini lahir di Paniqui, Tarlac, Filipina , 25 Januari 1933, 76 tahun silam. Cory Aquino pernah menjadi Presiden Filipina ke-11, 25 Februari 1986 – 30 Juni 1992. Ia menjadi figur penentang kekuasaan otokratik yang dilakukan Presiden Ferdinand Marcos, pendahulunya.
Janda alm. senator Benigno Aquino Jr. yang terbunuh sesaat setelah mendarat di Bandara Internasional Manila 21 Agustus 1983 ini, dipanggil Bapa di Surga setelah 16 bulan melawan kanker usus besar.
Ibu Cory, selamat jalan, semoga Tuhan menerimamu di Surga.

(dari berbagai sumber/ptoe!)

01 Agustus 2009

PENDIDIKAN INDONESIA

karikatur,charicature,pendidikan,sekolah gratis,sekolah komersil,jargon,biaya pendidikan
Tahun Ajaran Baru sudah 1-2 minggu berjalan. Pengumuman Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri pun sudah keluar. (silakan akses di sini)
Bicara masalah pendidikan di Indonesia hingga saat ini, sangatlah banyak dan kompleks. Masalah terbanyak mungkin seputar mahalnya biaya pendidikan. Belum bicara kualitas. Biaya pendidikan masih dinilai relatif mahal oleh kebanyakan kalangan khususnya bagi masyarakat berekonomi menengah ke bawah. Dari soal uang gedung, uang pangkal, uang SPP, uang seragam, beli buku-buku pelajaran plus LKS (Lembar Kerja Siswa), sumbangan wajib ini, sumbangan wajib itu, sumbangan sukarela penuh, sumbangan sukarela setengah hati, dll. Semua bicara uang dan pakai uang. Apakah ada yang gratis? Tentu ada. Pemerintah sudah cukup lama bicara tentang sekolah gratis. Baru bicara, karena kenyataan di lapangan ternyata tidak ada sekolah yang benar-benar gratis. Bebas uang gedung, lainnya bayar. Bebas uang pangkal, lainnya bayar. Bebas biaya ini, biaya itunya...bayar!
Ironisnya, Pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan, membenarkan hal itu. Bahwasanya biaya yang dibebaskan oleh sekolah adalah biaya-biaya yang telah ditanggung Pemerintah melalui Program BOS. Voila! Jadilah sekolah gratis...tis! Persepsi kebanyakan masyarakat tentu berbeda. Terbukti dengan banyaknya orang tua yang kecewa dan merasa tertipu oleh iklan SEKOLAH GRATIS. Buat mereka dan saya, sekolah gratis adalah benar-benar gratis tanpa embel-embel. Tul ga?
Coba lihat artikel ini dan ini deh...
Gimana menurutmu? prihatin ya?
Nah, kalau ini memang benar-benar gratis yaitu Sekolah Gratis yang diadakan oleh ISCO. Apa itu ISCO, seperti apa dan untuk siapa program Sekolah Gratis tersebut silakan lihat di sini dan di sini.

Ahh... keprihatinan kita atas dunia pendidikan bisa terus bertambah. Belum terlupakan berita-berita tentang sekolah atau ruang kelas yang rubuh dimakan usia. Beberapa waktu lalu ada berita penarikan perabot sekolah oleh perusahaan pembuatnya karena belum lunas dibayar pihak sekolah sehingga murid-murid yang sudah datang menjadi telantar. Belum lagi kasus ruislag SMAN 4 Pematang Siantar yang diubahfungsikan oleh pemerintah setempat yang masih hangat. Bisa panjang deh...

Anda berharap saja pada pemerintahan baru yang akan dibentuk nanti supaya fokus & porsi anggaran pada pendidikan ditambahkan. Atau setidaknya Presiden bisa memilih Mendiknas yang jauh lebih OK.

Lain kali saya mau posting berita-berita sukacita dari dunia pendidikan Indonesia, ah... biar ga prihatin melulu.

(dari berbagai sumber/ptoe!)